Catat, Ini Penyebab Gangguan Kepribadian yang Bisa Terjadi
"Gangguan kepribadian bisa dipicu oleh berbagai faktor. Mulai dari genetik, lingkungan, sosial, sampai gangguan mental lainnya.
DAFTAR ISI
- Faktor genetik
- Lingkungan
- Gangguan neurobiologis
- Penyalahgunaan zat
- Faktor kognitif
- Gangguan kesehatan mental lain
- Faktor sosial
- Tindak kriminal
Halodoc, Jakarta – Gangguan kepribadian adalah masalah mental yang memengaruhi pola pikir, perasaan hingga perilaku pengidapnya. Ada berbagai jenis gangguan kepribadian, yang paling umum adalah gangguan kecemasan.
Ada banyak faktor pemicu masalah ini, mulai dari lingkungan, gaya hidup atau dampak dari gangguan mental yang sudah ada sebelumnya. Supaya lebih memahaminya, kenali berbagai penyebabnya berikut ini!
Penyebab Gangguan Kepribadian
Berikut sejumlah faktor yang bisa memicu terjadinya gangguan kepribadian:
1. Faktor genetik
Faktanya, genetik adalah faktor penyumbang yang cukup signifikan dalam perkembangan gangguan kepribadian.
Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa orang dengan riwayat keluarga gangguan kepribadian punya potensi lebih besar mengalaminya.
Sebagai contoh, gangguan kepribadian antisosial cenderung muncul pada individu yang memiliki anggota keluarga dengan kondisi serupa.
Jadi, apabila ayah atau ibu memiliki riwayat kondisi tersebut, maka anaknya punya peluang untuk mengalaminya juga.
2. Lingkungan
Nah, lingkungan juga termasuk faktor yang cukup signifikan dalam gangguan kepribadian.
Beberapa faktor lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan kepribadian meliputi:
- Trauma fisik, seksual, atau emosional selama masa kecil dapat meningkatkan risiko perkembangan gangguan kepribadian.
- Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan dukungan emosional cenderung kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat.
- Pengabaian atau penyalahgunaan dalam keluarga juga dapat memengaruhi perkembangan kepribadian.
3. Gangguan neurobiologis
Gangguan kepribadian dapat terkait dengan perubahan dalam struktur dan fungsi otak.
Sebagai contoh, gangguan kepribadian antisosial sering dikaitkan dengan kurangnya aktivasi area otak yang bertanggung jawab untuk mengatur perilaku impulsif dan kontrol diri.
4. Penyalahgunaan zat
Penggunaan zat seperti alkohol dan obat-obatan terlarang juga bisa memicu kondisi ini.
Zat-zat tersebut bisa memengaruhi struktur otak dan keseimbangan kimia dalam tubuh.
Akibatnya, hal ini dapat memengaruhi pola perilaku dan pikiran seseorang. Salah satu contoh masalah yang berkaitan dengan penyalahgunaan zat adalah gangguan kepribadian antisosial.
5. Faktor kognitif
Ada beberapa jenis masalah kepribadian yang berhubungan dengan masalah kognitif. seperti gangguan kepribadian obsesif-kompulsif, misalnya.
Kondisi ini bisa berkembang akibat pola pikir yang tidak sehat atau obsesi yang mengganggu.
Pola pikir ini dapat memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
6. Gangguan kesehatan mental lain
Seringkali, gangguan kepribadian adalah hasil dari gangguan kesehatan mental lainnya, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan makan.
Kondisi tersebut bisa memperburuk gejala gangguan kepribadian sehingga pengidapnya butuh pengobatan yang lebih kompleks dan intensif. Ketahui lebih lanjut soal Gangguan Kepribadian Berdasarkan Kelompoknya.
Selain itu, jika kamu tertarik mengetahui masalah kesehatan mental lainnya, kamu bisa cek di sini: Jelajahi Topik Konseling Umum.
7. Faktor sosial
Tekanan sosial atau ketidakstabilan dalam hubungan, juga berperan dalam perkembangan gangguan kepribadian.
Konflik sosial yang berkepanjangan atau stres bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang.
8. Tindak kriminal
Terlibat dalam perilaku kriminal, seperti penyalahgunaan narkoba atau tindakan kriminal lainnya, berpotensi mengembangkan gangguan kepribadian antisosial.
Pasalnya, mereka cenderung memiliki pola pikir dan perilaku yang sesuai dengan gangguan kepribadian tersebut.
Walaupun ada banyak faktornya, tidak semua orang yang memiliki faktor risiko ini akan mengembangkan gangguan kepribadian.
Jika kamu memiliki pertanyaan lain tentang kondisi ini, jangan ragu menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Download aplikasinya sekarang juga!