Catat, Ini 13 Permainan Anak yang Mendidik dan Menyenangkan
"Daripada bermain dengan gadget, dorong Si Kecil untuk melakukan permainan anak yang mendidik. Misalnya, petak umpet, permainan teka-teki, atau bermain kelereng."
Halodoc, Jakarta – Anak-anak zaman sekarang kiranya tidak bisa lepas dari teknologi. Kini mereka lebih asyik dengan gadget ketimbang bermain di luar rumah atau memainkan permainan anak bersama teman-teman sebayanya. Sedentary lifestyle seperti ini tentunya bisa berdampak negatif untuk tumbuh kembangnya.
Sebab, gadget nyatanya tidak mampu mengasah kemampuan motorik dan kognitif anak secara maksimal. Selain itu, permainan anak tradisional zaman dahulu pun lambat laun bisa punah apabila anak-anak lebih suka bermain game di hapenya.
Sebagai orang tua, ayah dan ibu mungkin perlu lebih disiplin untuk memberikan screen time dan mendorong anak untuk lebih banyak bermain di luar ruangan. Nah, berikut sejumlah ide permainan anak yang lebih mendidik.
Permainan Anak yang Mendidik
Faktanya, permainan anak zaman dahulu lebih mendidik ketimbang game online masa kini, lho! Pasalnya, anak dituntut untuk bergerak dan berpikir cepat selama permainan.
Berbeda ketika anak terus menerus memegang gadget. Buat para orang tua, Anak Kecanduan Gadget? Ini 6 Cara Ampuh untuk Mengatasinya.
Butuh rekomendasi permainan anak yang mendidik serta mengasah kemampuan kognitif maupun motorik? Berikut jenis-jenis permainannya:
1. Petak umpet
Siapa yang tak kenal dengan permainan anak yang satu ini? Ayah dan ibu pasti dulu pernah memainkannya semasa kecil. Nah, petak umpet ternyata bisa mendidik Si Kecil, lho! Permainan petak umpet biasanya dilakukan oleh 4-6 orang dengan satu orang yang berjaga.
Nah, anak yang berjaga ini kemudian akan menghitung sampai 10 dengan mata tertutup. Selama waktu tersebut, anak-anak lain mencari tempat persembunyiannya masing-masing.
Selama bermain petak umpet, anak didorong untuk mencari tempat persembunyian yang paling aman. Selain itu, otaknya juga dituntut untuk mempertimbangkan kapan waktu yang tepat untuk keluar dari persembunyiannya tanpa tertangkap. Bagi anak yang berjaga, mereka juga harus punya taktik supaya bisa menemukan tempat persembunyian anak-anak lain.
2. Kelereng
Kelereng adalah permainan tradisional yang juga mengasah kemampuan otak anak. Permainan yang biasa dilakukan oleh anak laki-laki ini dilakukan oleh dua orang.
Masing-masing saling bergantian untuk menyingkirkan kelereng dari lingkaran yang sudah mereka gambar di atas tanah atau kertas.
Pemenangnya adalah yang mampu menyingkirkan seluruh kelereng milik lawan. Di sinilah kemampuan otak anak terasah. Sebab mereka harus memperkirakan dan menghitung dengan tepat sebelum melempar kelereng.
Mau tahu contoh permainan sensory play untuk anak? Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini 6 Ide Permainan Sensory Play dan Manfaatnya untuk Anak“.
3. Lampu merah, lampu hijau
Permainan yang satu ini muncul di film serial Squid Game, lho! Butuh sekitar 8-10 orang untuk memainkannya. Semakin banyak pemain tentu saja semakin seru.
Si Kecil mungkin bisa mengajak teman-teman di sekitar rumahnya untuk bermain bersama. Aturannya juga mudah, satu orang bertugas sebagai operator lampu lalu lintas dan lainnya menunggu di posisi start.
Si operator bertugas untuk berteriak “lampu hijau” yang artinya pemain boleh bergerak hingga mencapai garis finish. Sedangkan “lampu merah” berarti seluruh pemain harus berhenti dalam posisi apapun.
Anak yang ketahuan bergerak nantinya gugur dan yang berhasil mencapai garis finish lah yang menjadi pemenangnya. Permainan ini jelas mengasah kemampuan motorik karena anak perlu bergerak dan diam untuk mempertahankan posisinya.
4. Puzzle
Menyusun puzzle bisa menstimulasi otak, melatih konsentrasi, dan merangsang saraf Si Kecil. Sebab, anak wajib untuk menyatukan potongan-potongan gambar secara acak. Permainan yang satu ini banyak tersedia di toko mainan atau toko buku.
Biasanya, puzzle punya tingkat kesulitan yang berbeda-beda, tergantung usia anak. Bahkan, tersedia juga puzzle untuk balita. Semakin dewasa, tingkat kesulitan permainan puzzle tentu saja semakin rumit.
Selain melatih kognitif anak, pastikan juga anak mendapatkan imunisasi lengkap, ya. Simak selengkapnya di laman ini: Imunisasi Dasar Anak.
5. Menyusun balok
Menyusun balok-balok juga bisa mengasah imajinasi anak. Ia bisa menyusun baloknya seperti gedung, mobil, rumah dan lain-lain. Selain mengasah imajinasi, anak juga belajar untuk memperhitungkan supaya baloknya seimbang dan tidak runtuh.
Sebenarnya tidak harus balok, ibu bisa memberikan barang apa pun yang sekiranya mudah untuk disusun. Salah satu contohnya, ibu bisa memanfaatkan kotak kardus yang sudah tidak terpakai untuk jadi permainan balok.
6. Kursi musik
Nah, kalau permainan yang satu ini akan mengasah ketajaman fokus anak. Pasalnya, permainan kursi musik bisa kamu lakukan dengan menyusun sejumlah kursi dengan posisi melingkar.
Namun, jumlah kursinya tidak sama dengan orang yang bermain. Jika ada delapan pemain, kursinya hanya perlu tujuh.
Ketika musik dimulai, pemain akan berjoget mengikuti lingkaran. Setelah musiknya berhenti, para pemain akan memperebutkan kursi yang kosong. Nah, yang tidak mendapatkan kursilah yang akan kalah. Selain fokus, permainan ini juga melatih anak untuk lebih cekatan.
7. Telepon
Permainan anak lain yang bisa melatih fokus adalah telepon. Jangan salah, permainan ini sama sekali tidak menggunakan telepon. Cara bermainnya dengan berbaris secara berkelompok terlebih dahulu. Anak yang ada di barisan depan kemudian membisikan sebuah kalimat ke temannya.
Pesan ini kemudian dibisikan hingga anak yang berada di barisan terakhir. Nantinya, anak yang paling terakhir akan mengucap kalimat tersebut dengan lantang.
Pemenangnya adalah kelompok yang bisa menyebutkan kalimat dengan benar. Uniknya, kalimat yang anak ucapkan seringkali berbeda dari pesan yang seharusnya. Itu sebabnya, permainan ini membantu kemampuan konsentrasi anak.
8. Game menyortir
Jika anak suka memainkan game menyortir di gadgetnya, ibu bisa mengalihkannya ke permainan yang sesungguhnya. Permainan ini amat bagus untuk penalaran logisnya.
Ibu bisa meminta anak untuk mengurutkan daftar hewan atau benda yang sama dengan atribut yang berbeda. Misalnya berdasarkan ukuran, warna, geometri, bentuk, dan lainnya. Atau, bisa juga mengelompokkan hewan berdasarkan habitat, kebiasaan makan, struktur tubuh, mekanisme reproduksi dan lain-lain.
Bisa dibilang, ini adalah kegiatan bermain dan belajar. Anak mungkin merasa sedang bermain. Secara tidak sadar, dirinya juga sedang mempelajari perbedaan dan persamaan di berbagai kelompok.
9. Memecahkan teka-teki
Permainan yang satu ini juga sangat mendidik anak karena bisa mengasah neuron-neuron di otaknya. Ayah dan ibu bahkan bisa bermain bersamanya. Beberapa contoh ide permainan teka-teki adalah jig-saw, tic-tac-toe, teka-teki silang, labirin, dan lainnya.
Di sini mereka bisa merumuskan strateginya sendiri untuk memecahkan teka-teki. Namun, kegiatan ini juga bisa membuatnya frustrasi apabila teka-tekinya sulit terpecahkan. Nah, di sinilah peran dari ayah dan juga ibu sangat dibutuhkan.
Ibu pun bisa mencoba memberikan petunjuk tertentu kepada anak supaya ia bisa memecahkannya. Anak kurang suka berhitung? Cek 5 Cara Agar Anak Suka Berhitung dan Matematika.
10. Game tebak-tebakan
Tebak-tebakan juga bisa menjadi permainan anak yang seru. Selain seru, permainan ini juga bisa mengasah kemampuan penalaran anak. Contohnya, ibu bisa mengajaknya bermain tebak-tebakan hewan.
Ibu bisa memberikan petunjuk karakter fisik, warna bulu, atau bentuk anatomi hewan lainnya. Kemudian Si Kecil mulai menebak-nebak sampai ia menemukan jawaban yang paling tepat. Permainan ini sangat mendidik dan sederhana. Ibu tidak butuh peralatan apapun dan bisa dilakukan kapan saja.
11. Bermain teater boneka
Bermain teater boneka tidak hanya akan mengembangkan keterampilan imajinasi, kreativitas, dan bahasa anak, tetapi juga membantu dalam mengungkapkan perasaan dan bermain peran. Ingatlah untuk memberikan pujian dan dukungan kepada anak atas partisipasinya dalam pertunjukan teater boneka.
12. Bermain musik
Berikan anak beberapa alat musik sederhana, seperti marakas, gitar kecil, atau drum mainan. Ajak anak untuk bermain musik bersama. Hal ini akan mengembangkan kreativitas dan apresiasi musik mereka.
Sembari bermain bersama anak, orang tua dapat memperkuat ikatan emosional, merangsang perkembangan kognitif dan motorik mereka, serta menciptakan kenangan yang berharga.
13. Permainan olahraga
Ajak anak bermain olahraga ringan seperti bola basket mini, bola voli pantai, atau kejar-kejaran. Aktivitas ini akan membantu anak untuk bergerak aktif dan meningkatkan keterampilan motoriknya.
Beberapa contoh permainan olahraga sederhana adalah melempar bola kasti, sepak bola mini, ataupun lompat tali. Rekomendasi olahraga yang baik untuk anak lainnya bisa dibaca di artikel 6 Pilihan Olahraga Anak yang Seru dan Bermanfaat.
Itulah berbagai permainan anak yang seru dan pastinya mendidik. Pensaran mau mencoba?
Permainan Tradisional yang Baik untuk Kesehatan Anak
Selain permainan di atas, ada pula permainan tradisional yang dapat memberikan manfaat untuk kesehatan anak, baik kesehatan fisik maupun mental. Apa saja 5 permainan tradisional tersebut?
1. Gobag sodor
Permainan tradisional ini berasal dari Jawa Tengah. Cara bermainnya adalah membagi kelompok anak menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok berjumlah sama. Misalnya jumlahnya lima atau tiga.
Satu kelompok membentuk barisan berjarak sesuai dengan jumlah anggotanya dan menghadang kelompok lawan yang berusaha melewati barisan. Permainan ini dapat mengaktifkan gerak tubuh, melatih koordinasi tubuh, dan membangun kerja sama tim.
2. Engklek
Ini merupakan jenis permainan tradisional anak yang dilakukan dengan cara melewati bidang gambar yang sudah dibentuk di tanah. Cara melewatinya dengan melempar batu atau kelereng ke gambar kotak yang dituju lalu melompat dengan satu kaki. Permainan ini membuat anak bergerak aktif dan melatih keseimbangan.
3. Egrang
Egrang adalah permainan anak zaman dulu, dimana anak menaiki bambu yang cukup tinggi kemudian berjalan menggunakan bambu tersebut. Permainan ini dapat melatih keseimbangan, sekaligus menjadi media untuk melatih rasa percaya diri anak.
4. Bentengan
Apa saja permainan tradisional tanpa alat? Selain gobag sodor, bentengan adalah permainan tradisional yang tidak membutuhkan peralatan. Permainan ini dimainkan secara berkelompok dan saling mempertahankan markas.
Siapa yang paling cepat merebut markas lawan dan menyentuhnya terlebih dahulu, kelompok tersebutlah yang menang. Permainan ini membuat anak bergerak dan mengajarkan anak pentingnya kerja sama dan saling membantu teman satu tim.
5. Lompat tali
Permainan ini dimulai dengan membagi kelompok anak menjadi dua. Kemudian diawali dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang menang. Yang menang akan memulai permainan terlebih dahulu, dan berusaha melewati tali yang dipegang dengan cara melompat.
Jika ibu dan ayah mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran mengenai kesehatan anak, dapatkan saran medis tepercaya dari dokter spesialis Anak di Halodoc.
Dengan aplikasi ini, ibu dan ayah bisa berbincang dengan dokter kapan dan di mana saja. Yuk, chat dokter sekarang dengan klik gambar di bawah ini!