Catat, Ini Berbagai Penyakit Emboli yang Perlu Diketahui
“Penyakit emboli paru terdapat beberapa jenis yang menyerang bagian tubuh berbeda. Di antaranya adalah emboli paru, emboli otak, emboli retina, dan emboli udara.”
Halodoc, Jakarta – Penyakit emboli adalah kondisi ketika pembuluh darah tersumbat oleh benda atau zat asing, seperti gumpalan darah atau gelembung gas. Hal tersebut menyebabkan darah tidak bisa mengalir dengan lancar.
Berdasarkan lokasi pembuluh darah yang tersumbat, emboli dibagi menjadi tujuh jenis, salah satunya emboli paru. Tiap jenis emboli tersebut menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada pengidapnya.
Jenis-Jenis Penyakit Emboli, Salah Satunya Emboli Paru
Tubuh manusia memiliki tiga tipe pembuluh darah yang tersebar di seluruh organ tubuh, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Ketiga tipe pembuluh darah tersebut memiliki fungsinya masing-masing.
Arteri berfungsi untuk mengalirkan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Sementara yang mengalirkan oksigen kembali ke jantung adalah vena.
Pembuluh darah terkecil adalah kapiler berperan sebagai penghubung antara arteri dan vena sekaligus mengatur pasokan oksigen ke jaringan tubuh.
Nah, bila salah satu atau lebih pembuluh darah yang ada di suatu organ tersumbat, maka organ tersebut tidak bisa berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ lama-kelamaan akan menjadi rusak.
Kerusakan organ tersebut bisa bersifat permanen bila emboli tidak segera mendapatkan penanganan dengan baik.
Berdasarkan lokasi terjadinya penyumbatan dan penyebabnya, emboli bisa dibagi menjadi tujuh jenis:
1. Emboli otak
Kondisi ini terjadi ketika arteri yang membawa darah kaya oksigen dan nutrisi ke otak tersumbat.
Penyumbatan dapat terjadi ketika bekuan darah dari bagian lain tubuh mengalir melalui aliran darah dan tersangkut di arteri di dalam otak.
Begitu arteri tersumbat, sel-sel otak tidak menerima oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi. Hal tersebut menyebabkan sel-sel otak mulai mati dalam beberapa menit.
Emboli otak adalah salah satu jenis stroke iskemik, di mana aliran darah ke otak terhambat.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, stroke iskemik terjadi sebanyak 87 persen dari semua stroke.
Sementara itu, serangan iskemik transien (TIA) atau “stroke mini” penyebabnya adalah penggumpalan darah sementara, yang biasanya berlangsung tidak lebih dari 5 menit.
TIA juga bisa menjadi tanda peringatan terjadinya stroke di masa depan.
2. Emboli retina
Jenis penyakit emboli berikutnya yaitu emboli retina. Kondisi tersebut merupakan penyumbatan sebagian atau total pada vena yang mengalirkan darah dari retina.
Lapisan jaringan di bagian belakang mata tersebut berfungsi membantu menerjemahkan cahaya menjadi gambar yang dapat kamu lihat.
Emboli retina dapat mencegah darah meninggalkan retina, sehingga menyebabkan komplikasi. Termasuk peningkatan tekanan pada mata dan pembengkakan.
Masalah tersebut memerlukan penanganan segera untuk mencegah atau meminimalkan risiko kehilangan penglihatan.
3. Emboli paru
Penyakit ini terjadi ketika terdapat bekuan darah yang menghalangi dan menghentikan aliran darah ke arteri di paru-paru.
Dalam kebanyakan kasus emboli paru, bekuan darah berawal di vena dalam di kaki dan berlanjut ke paru-paru.
Meski jarang terjadi, bekuan darah terbentuk di pembuluh darah di bagian lain tubuh. Ketika bekuan darah terbentuk di satu atau lebih vena dalam di tubuh, kondisi tersebut memiliki nama medis trombosis vena dalam (DVT).
Hal yang perlu kamu waspadai, emboli paru dapat mengancam jiwa. Namun jika mendapatkan pengobatan segera, maka dapat mencegah risiko kematian.
Mencegah penggumpalan darah di kaki juga dapat melindungi tubuh dari serangan emboli paru. Pencegahan dapat kamu lakukan jika mendapatkan pemeriksaan sejak dini.
Berikut ini Pemeriksaan Medis untuk Mendiagnosis Emboli Paru.
4. Emboli septik
Emboli septik merupakan jenis infeksi di dalam pembuluh darah. Biasanya, emboli septik adalah infeksi bakteri yang berasal dari katup jantung.
Kondisi ini mungkin berkaitan dengan infeksi pada jantung. Infeksi di jantung dapat menyebabkan gumpalan darah kecil, yang mungkin berpindah ke bagian tubuh lain.
5. Emboli amniotik
Emboli cairan ketuban atau emboli amniotik merupakan komplikasi langka dan mengancam jiwa pada wanita melahirkan.
Kondisi ini terjadi ketika cairan ketuban masuk ke aliran darah wanita hamil tepat sebelum, selama, atau setelah melahirkan.
Kondisi ini dapat menyebabkan gagal jantung dan paru-paru, yang menyebabkan beberapa komplikasi akibat kurangnya darah beroksigen dalam tubuh.
Sayangnya emboli amniotik terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat terprediksi.
6. Emboli lemak
Jenis penyakit emboli berikutnya yaitu emboli lemak. Kondisi ini terjadi ketika partikel lemak masuk ke aliran darah dan menghalangi aliran darah.
Penyumbatan dapat mempengaruhi otak, paru-paru, kulit, dan area lainnya. Kondisi ini jarang terjadi dan biasanya tidak serius. Namun bisa berbahaya jika sudah parah.
7. Emboli Udara
Emboli udara atau emboli gas, terjadi ketika satu terdapat satu atau lebih gelembung udara memasuki vena atau arteri, dan menyumbatnya. Ini adalah kondisi yang berpotensi serius.
Ketika gelembung udara memasuki vena, hal tersebut memiliki nama medis emboli udara vena. Sementara itu, ketika gelembung udara memasuki arteri, kondisi tersebut bernama emboli udara arteri.
Gelembung udara tersebut dapat berpindah ke otak, jantung, atau paru-paru dan menyebabkan serangan jantung, stroke, atau gagal napas.
Gejala Emboli
Seperti yang sudah tertulis di atas, gejala emboli berbeda-beda pada tiap pengidap. Hal ini tergantung pada tipe pembuluh darah yang tersumbat dan lokasi terjadinya penyumbatan.
Orang yang mengidap emboli paru-paru, biasanya akan merasakan gejala berupa nyeri dada, sesak napas, dan batuk. Sementara gejala umum dari emboli otak adalah kelumpuhan anggota tubuh dan gangguan bicara.
Selain itu, ada beberapa Gejala Emboli Paru yang Perlu Penanganan Dokter.
Namun, ada juga beberapa pengidap emboli yang tidak mengalami gejala apa-apa. Hal ini karena embolus yang terbentuk tidak sepenuhnya menyumbat pembuluh darah.
Pengobatan Penyakit Emboli
Penanganan emboli bisa dengan mengonsumsi obat-obatan atau menjalani operasi. Obat-obatan yang biasanya dokter rekomendasikan antara lain:
- Antikoagulan (contohnya, heparin dan warfarin) berfungsi untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah.
- Trombolitik (contohnya, alteplase) yang mampu memecah darah yang menggumpal. Pemberian obat ini bisa dibantu dengan kateter atau selang khusus agar obat langsung mengarah ke darah yang menggumpal.
Bila emboli tidak bisa teratasi dengan obat-obatan, dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi.
Beberapa metode operasi yang bisa dokter lakukan untuk mengatasi emboli adalah:
- Trombektomi. Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat gumpalan darah yang ada.
- Inferior Vena Cava (IVC) Filter. Prosedur ini dilakukan untuk menyaring zat asing yang menyumbat pembuluh darah dan mencegahnya menyebar ke orang lain.
Itulah jenis-jenis emboli yang perlu kamu tahu. Jika kamu atau anggota keluarga mengalami salah satu dari jenis penyakit emboli di atas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan rujukan lebih lanjut.
Klik gambar di bawah untuk langsung konsultasi dokter di Halodoc dengan biaya yang lebih terjangkau.✔️
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2023. What to know about a brain embolism.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Retinal Vein Occlusion (RVO); Amniotic Fluid Embolism (Anaphylactic Syndrome of Pregnancy); Fat Embolism Syndrome.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Pulmonary Embolism.
Very Well Health. Diakses pada 2023. Septic Embolism Causes, Symptoms, and Diagnosis.
Healthline. Diakses pada 2023. Air Embolism.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan