Catat, Ini Berbagai Mitos dan Fakta Seputar Thalasemia
“Thalassemia adalah kondisi akibat kelainan darah bawaan yang diturunkan dari gen orang tua yang memerlukan perawatan.”
Halodoc, Jakarta – Thalasemia adalah kelainan darah akibat mutasi pada gen yang memengaruhi produksi hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Pengidap thalasemia mengalami gangguan dalam produksi hemoglobin yang menyebabkan anemia, yaitu kondisi ketika kadar sel darah merah dalam tubuh rendah.
Penyebab Terjadinya Thalasemia
Sel darah merah berperan dalam membawa oksigen ke seluruh sel tubuh. Oksigen berperan sebagai makanan yang berperan terhadap sel. Ketika tidak ada cukup sel darah merah yang sehat, pasokan oksigen yang dikirim ke semua sel tubuh lainnya pun tidak terpenuhi dengan baik.
Hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah mengandung zat besi. Kecukupan zat besi dapat terpenuhi melalui makanan. Ketika terjadi thalasemia, yang menyebabkan adanya kelainan darah, penting untuk memerhatikan jumlah zat besi dalam tubuh.
Untuk mengetahui lebih lanjut, kamu juga dapat membaca artikel mengenai Mengapa Pengidap Thalasemia Harus Membatasi Konsumsi Zat Besi?
Mitos dan Fakta Seputar Thalasemia
Terdapat beberapa mitos dan fakta seputar thalasemia yang perlu diketahui.
Mitos: Thalasemia hanya terjadi pada orang Asia
Faktanya thalasemia merupakan kelainan darah yang dapat terjadi pada semua etnis dan ras, meskipun lebih umum pada orang Asia, Mediterania, dan Timur Tengah lebih banyak yang mengalami thalasemia.
Mitos: Thalasemia hanya terjadi pada anak-anak
Faktanya thalasemia adalah kondisi seumur hidup dan dapat terjadi pada orang dewasa. Meskipun gejala thalasemia mungkin tidak terlihat pada awalnya, tetapi kondisi ini dapat memburuk seiring bertambahnya usia.
Mitos: Thalasemia merupakan penyakit bawaan hanya dari ibu saja
Faktanya thalasemia bersifat genetik dari ibu dan ayah. Jika kedua orang tua membawa gen thalasemia, besar kemungkinan anak mereka memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita thalassemia.
Mitos: Thalasemia bisa sembuh dengan transfusi darah
Faktanya transfusi darah dapat membantu mengatasi gejala thalasemia, namun tidak dapat menyembuhkan kondisi ini. Dalam membantu memperbaiki kualitas hidup pengidap thalasemia, dapat melakukan terapi jangka panjang yang terdiri dari transfusi darah dan serangkaian pengobatan lainnya yang semestinya.
Mitos: Thalasemia dapat dicegah dengan menghindari makanan tertentu
Faktanya tidak ada makanan yang dapat mencegah thalasemia. Namun, menghindari faktor risiko seperti pernikahan antar saudara kandung dan melakukan tes kesehatan sebelum menikah dapat membantu mencegah penyebaran kelainan ini.
Mitos: Pengidap thalasemia tidak boleh berolahraga
Faktanya olahraga adalah penting bagi kesehatan tubuh dan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pengidap thalasemia.
Namun, pengidap thalasemia harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program olahraga untuk memastikan keamanan dan kenyamanan.
Mitos: Pengidap thalasemia tidak dapat memiliki anak
Faktanya, pengidap thalasemia masih dapat memiliki anak, namun ada risiko bahwa anak mereka akan mewarisi kondisi ini. Konsultasi dengan dokter sebelum kehamilan sangat penting untuk mengevaluasi risiko dan memberikan perawatan yang sesuai selama kehamilan.
Itulah beberapa mitos dan fakta seputar thalasemia. Dalam rangka memperingati Hari Thalasemia Sedunia, harapannya dapat menjadi momentum untuk senantiasa mendukung dan menghormati pengidap thalasemia dan orang tua pengidap yang tidak pernah berhenti memberi harapan perjuangan melawan penyakit thalasemia. Dan juga, untuk para ilmuwan yang telah mengoptimalkan untuk meningkatkan kualitas hidup pengidap thalasemia di seluruh dunia.
Jika kamu memiliki riwayat terkait dengan thalasemia, kamu dapat berkonsultasi dengan dokter ahli melalui Halodoc. Dengan Halodoc, kamu dapat membuat janji yang menyesuaikan dengan lingkungan tempat tinggal dan waktu luang kamu. Jadi tunggu apalagi, segera download Halodoc sekarang juga!