Catat, Ini 9 Alasan Medis Wanita Harus Melakukan Histerektomi
Fibroid rahim, endometriosis, hingga kanker rahim bisa sebabkan wanita mengalami prosedur histerektomi.
DAFTAR ISI
- Apa Itu Histerektomi?
- Berbagai Kondisi yang Memerlukan Histerektomi
- Hal yang Harus Diperhatikan Setelah Histerektomi
- Hubungi Dokter Ini untuk Info seputar Histerektomi
Rahim yang juga dikenal sebagai uterus, adalah organ penting dalam sistem reproduksi wanita
Organ ini memiliki peran vital dalam siklus menstruasi, pembuahan, dan kehamilan. Rahim memiliki kemampuan unik untuk mengembangkan dan menopang janin selama masa kehamilan.
Meskipun rahim memiliki peran yang penting dalam sistem reproduksi wanita, ada alasan medis tertentu di mana perlu dilakukan pengangkatan rahim.
Metode pengangkatan rahim ini disebut histerektomi.
Apa Itu Histerektomi?
Histerektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat rahim.
Perempuan yang melakukan histerektomi tidak bisa hamil dan tidak akan mengalami menstruasi lagi.
Histerektomi dilakukan jika tidak ada cara lain untuk menangani penyakit yang diidap. Ada beberapa jenis metode histerektomi, yaitu:
- Histerektomi total: pengangkatan rahim dan leher rahim, tetapi tidak dengan indung telur.
- Histerektomi supraservikal: mengangkat sebagian rahim (bagian atas rahim) tetapi tidak dengan serviks.
- Histerektomi total dengan salpingo-ooforektomi bilateral: mengangkat rahim, leher rahim, saluran tuba (salpingektomi) dan ovarium (ooforektomi). Jika kamu belum mengalami menopause, mengangkat indung telur akan membuat dimulainya gejala menopause.
- Histerektomi radikal dengan salpingo-ooforektomi bilateral: pengangkatan rahim, leher rahim, saluran tuba, ovarium, bagian atas vagina dan beberapa jaringan di sekitarnya serta kelenjar getah bening. Jenis histerektomi ini biasanya dilakukan ketika kanker menjadi pemicu utama gangguan kesehatan.
Fakta lainnya mengenai tindakan medis ini bisa dibaca di artikel ini: Perlu Tahu, 5 Hal Tentang Pengangkatan Rahim.
Berbagai Kondisi yang Memerlukan Histerektomi
Menurut jurnal ilmiah berjudul Kualitas Hidup Satu Tahun Pasien Kanker Serviks yang Telah Dilakukan Histerektomi Radikal di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta yang dipublikasikan di Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 6 No 3 UGM 2019, pasien yang melakukan histerektomi mengalami peningkatan kualitas hidup yang signifikan.
Lantas, kondisi apa saja sih yang memerlukan tindakan histerektomi?
1. Fibroid rahim
Fibroid rahim adalah pertumbuhan non-kanker yang terbentuk di dalam rahim.
Penyakit ini menjadi alasan medis paling sering histerektomi dilakukan.
Fibroid dapat menyebabkan perdarahan hebat, nyeri, atau perut kembung. Bahkan juga dapat memengaruhi kesuburan.
Dokter mungkin pertama-tama merekomendasikan obat-obatan, seperti pil KB oral, atau prosedur kurang invasif lainnya, seperti miomektomi, untuk mengobati fibroid.
Miomektomi hanya mengangkat fibroid dan membiarkan rahim tetap utuh.
Jika tindakan lain tidak efektif atau fibroid terus tumbuh kembali dan menimbulkan gejala, histerektomi dapat menjadi pilihan.
2. Kanker
Kanker adalah penyebab sekitar 10 persen dari semua histerektomi.
Dokter bisa jadi akan merekomendasikan prosedur ini, jika seseorang mengidap kanker:
- Rahim.
- Indung telur.
- Serviks.
- Endometrium
Kamu juga dapat menjalani histerektomi untuk mengurangi risiko terkena kanker di masa mendatang jika sebelumnya mengidap sindrom Lynch.
Ini adalah kondisi bawaan yang dapat meningkatkan risiko kanker usus besar, rahim, dan kanker lainnya.
3. Endometriosis
Kondisi ketika jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di luarnya.
Endometriosis dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan menstruasi yang tidak teratur. Hal Ini juga dapat menyebabkan kemandulan.
Histerektomi sering kali dapat mengurangi atau menghilangkan gejala endometriosis, tetapi endometriosis masih mungkin kambuh setelah histerektomi.
4. Adenomiosis
Adenomyosis terjadi ketika lapisan rahim tumbuh ke dalam otot rahim. Ini menyebabkan dinding rahim menebal, yang menyebabkan rasa sakit dan pendarahan hebat.
Kondisi ini sering hilang setelah menopause, tetapi jika gejalanya parah, kamu mungkin memerlukan pengobatan yang lebih spesifik.
Terapi hormon dan obat pereda nyeri biasanya dicoba terlebih dahulu. Jika tidak berhasil, histerektomi mungkin menjadi pilihan.
5. Infeksi radang panggul
Penyakit radang panggul adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan nyeri panggul yang parah.
Jika terdiagnosis lebih awal, penyakit ini bisa diobati dengan antibiotik.
Namun, bila tak segera ditangani, kondisi ini bisa merusak rahim bila infeksinya menyebar.
6. Hiperplasia
Hiperplasia berarti lapisan rahim terlalu tebal. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh terlalu banyak estrogen.
Dalam beberapa kasus, hiperplasia dapat menyebabkan kanker rahim.
Hiperplasia dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang berat dan tidak teratur.
7. Pendarahan abnormal
Histerektomi bisa menjadi pilihan tindakan medis bila seseorang mengalami pendarahan abnormal saat menstruasi.
Pendarahan yang tidak teratur dapat disebabkan oleh fibroid, infeksi,perubahan hormon, ataupun kanker.
Mengangkat rahim terkadang merupakan satu-satunya cara untuk meredakan pendarahan hebat.
8. Prolaps uteri
Prolaps uteri terjadi ketika rahim tergelincir dari tempatnya dan jatuh ke dalam vagina.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada mereka yang pernah melahirkan banyak pervaginam.
Kondisi ini juga dapat terjadi pada orang dengan obesitas atau yang telah mengalami menopause.
9. Komplikasi persalinan
Kadang-kadang, histerektomi dilakukan dalam waktu 24 jam setelah persalinan pervaginam atau sesar.
Komplikasi tertentu, seperti pendarahan hebat, ataupun situasi medis lain membutuhkan pengangkatan rahim sebagai pengobatannya.
Mau tahu informasi terkait prosedur ini? simak selengkapnya di artikel ini: Ini 7 Alasan Medis Wanita Harus Lakukan Histerektomi.
Hal yang Harus Diperhatikan Setelah Histerektomi
Walaupun prosedur ini bisa mengatasi beberapa masalah medis tertentu, tapi bukan berarti tidak memiliki risiko ataupun efek samping.
Berikut risiko efek samping atau komplikasinya:
- Infeksi.
- Pendarahan berat selama atau setelah prosedur.
- Cedera pada organ lain.
- Pembekuan darah.
- Masalah pernapasan atau komplikasi jantung.
- Kesulitan buang air kecil.
- Kematian.
Selain itu, efek samping lainnya bisa dibaca di artikel: Ini 7 Efek Samping yang Perlu Diketahui Sebelum Melakukan Histerektomi.
Beberapa orang mengalami kehilangan minat pada seks atau menjadi depresi setelah histerektomi.
Berbicara dengan dokter atau profesional medis lainnya untuk mencegah risiko dan efek samping ini terjadi.
Kebanyakan orang pulih dari histerektomi dalam waktu sekitar empat sampai enam minggu.
Durasi pemulihan bergantung pada jenis histerektomi yang dijalani dan bagaimana operasi dilakukan.
Hubungi Dokter Ini untuk Info seputar Histerektomi
Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait histerektomi, kamu bisa berkonsultasi pada dokter spesialis melalui Halodoc.
Dokter spesialis berikut sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun, sehingga mereka mampu memberikan informasi akurat seputar histerektomi.
Tak perlu khawatir, karena mereka telah menerima penilaian yang positif dari pasien-pasien sebelumnya yang mereka tangani.
Nah, berikut ini dokter yang bisa kamu hubungi:
1. dr. Marsell Phang Sp.OG
Kamu dapat menghubungi dr. Marsell Phang Sp.OG, seorang alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya tahun 2012 dan Universitas Sam Ratulangi tahun 2018.
Saat ini, ia berpraktik di Gresik, Jawa Timur, dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dengan nomor STR 7111301423133574.
Memiliki pengalaman selama 13 tahun, dr. Marsell Phang Sp.OG mampu memberikan layanan konsultasi seputar prosedur histerektomi.
Chat dr. Marsell Phang Sp.OG mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.
2. dr. Helena Sunarja Sp.OG
Dokter rekomendasi berikutnya adalah dr. Helena Sunarja Sp.OG, seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan tahun 2012 dan Universitas Sam Ratulangi tahun 2019.
Ia telah terdaftar sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dengan nomor STR LR00000518651628 dan saat ini berpraktik di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Dengan pengalaman selama 12 tahun, dr. Helena Sunarja Sp.OG dapat memberikan panduan sebelum melakukan prosedur histerektomi.
Chat dr. Helena Sunarja Sp.OG Mulai dari Rp55.000,- di Halodoc.
Itulah dokter spesialis obgyn yang siap memberikan informasi lebih lanjut terkait tindakan histerektomi.
Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja.
Jangan khawatir apabila dokter sedang offline atau tidak tersedia. Kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, hubungi dokter spesialis kandungan dan kebidanan di Halodoc sekarang juga!