Catat, Ini 6 Cara Simpel Mencegah Keracunan Makanan
Halodoc, Jakarta - Pernah mengalami sakit perut, diare, mual dan mutah, atau bahkan sakit kepala setelah mengonsumsi makanan tertentu? Awas, bisa jadi kondisi tersebut menandai keracunan makanan. Ingat, jangan sekali-kali memandang sebelah mata kondisi ini. Di Amerika Serikat, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 19.000 orang harus masuk rumah sakit akibat keracunan makanan tiap tahunnya.
Dari angka tersebut, bakteri Salmonella merupakan penyebab umum dari keracunan makanan. Bakteri inilah yang akan memengaruhi saluran usus sehingga menyebabkan masalah serius. Selain bakteri Salmonella, adapula bakteri Escherichia coli atau disingkat E. coli yang perlu diwaspadai.
Pertanyaannya, adakah cara untuk mencegah keracunan makanan? Nah, berikut beberapa tips atau cara untuk mencegah keracunan makanan yang bisa kamu lakukan.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Ketika Terinfeksi E. Coli?
1. Cermat saat Berbelanja
Cara mencegah keracunan makanan bisa diawali dengan cermat saat berbelanja. Menurut ahli dari advokasi konsumen di Washington, Amerika Serikat (AS), hal pertama yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari keracunan makanan dimulai dari saat membelinya. Singkatnya, pilihlah makanan dengan sangat hati-hati. Misalnya, perhatikan tanggal kadaluarsa hingga cara penyimpanannya.
2. Cuci Buah dan Sayur sampai Bersih
Bagi kamu yang abai dengan tips ini, rasanya perlu harap-harap cemas. Menurut studi yang dilakukan para ahli di CDC, sekitar 46 persen dari penyebab keracunan makanan di luar AS, disebabkan oleh buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. Misalnya, sayuran berdaun menjadi penyebab sakit paling banyak karena terdapat bakteri seperti E. coli.
Singkatnya, banyak bakteri yang bisa ditemukan pada permukaan atau kulit buah dan sayuran. Oleh sebab itu, kamu diharuskan untuk mencucinya hingga bersih dengan air mengalir sebelum mengonsumsinya. Ingat, hal ini berlaku untuk sebuah jenis buah. Baik yang kulitnya dimakan maupun buah yang berkulit tebal.
Baca juga: Atasi Keracunan Makanan dengan Tips Ini
3. Harus Matang Sempurna
Cobalah masak bahan makanan hingga matang sempurna, terutama daging atau unggas. Bagi kamu yang gemar mengonsumsi unggas, pastikan untuk memasaknya hingga benar-benar matang. Kata ahli bakteriologi dari University of Glasgow, United Kingdom, setengah dari ayam mentah menghasilkan bakteri Campylobacter, penyebab lebih dari 500.000 kasus keracunan makanan di Inggris Raya.
Menurut ahli di atas, setidaknya empat dari lima kasus keracunan makanan berasal dari unggas yang kurang matang dan terkontaminasi. Bila masih ragu dengan tingkat kematangannya, gunakanlah termometer makanan untuk mengukur suhunya. Untuk daging ayam perlu dimasak hingga mencapai 165 derajat Celsius. Sedangkan daging steak, setidaknya 145 derajat Celsius.
Selain itu, jangan pula lupa mencuci tangan setelah memegang daging unggas mentah. Tujuannya untuk menghindari risiko sisa daging tersebut memasuki tubuhmu.
4. Pisahkan Alat Masak
Kontaminasi bakteri E. coli sering kali terjadi ketika seseorang menggunakan alat masak yang sama untuk menyiapkan makanan mentah. Solusinya, pisahkan talenan dan pisau untuk mengolah daging dan sayur mentah ketika memasak.
Jangan pula lupa untuk selalu mencuci alat masak tersebut dengan benar sesudahnya. Nah, dengan menghindari kontaminasi silang ini, kita bisa terhindar dari kontaminasi bakteri E. coli.
Selain itu, cara mencegah kontaminasi bakteri ini juga bisa dengan menjauhkan daging mentah dari makanan matang dan benda bersih lainnya. Di samping itu, sebaiknya jangan pula menyiapkan atau memasak makanan di saat sedang diare.
Baca juga: Langkah Awal Atasi Keracunan Makanan Saat Traveling
5. Waspada dengan Makanan Mentah
Makanan mentah memang cukup menggoda untuk sebagian orang. Akan tetapi, makanan mentah mengandung bakteri yang bisa membahayakan tubuh. Selain makanan mentah, hindari pula makanan mentah yang tidak dipasteurisasi (proses pemanasan makanan untuk membunuh oganisme merugikan seperti bakteri). Misalnya, telur setengah matang atau susu segar.
Bagi dirimu yang ingin mengonsumsi sayuran segar untuk dijadikan salad, sebaiknya bersihkan sayuran tersebut dengan benar. Lalu, potonglah di talenan yang terpisah dengan talenan daging atau unggas.
6. Masak atau Panaskan Kembali
Menurut para ahli, makanan yang ditinggalkan pada suhu ruang selama berjam-jam (di rumah, pesta, restoran) bisa menjadi biang keladi dari keracunan makanan. Singkatnya, jangan biarkan makanan dalam suhu ruangan lebih dari tiga jam. Sebab spora dan racun yang dikeluarkan bakteri biasa ditemukan pada makanan yang dibiarkan lebih dari tiga jam di suhu ruang.
Nah, bila kamu ingin mengonsumsi makanan tersebut, sebaiknya dimasak kembali atau panaskan (di atas 60 derajat Celsius) sebelum memakannya. Kata ahli diet dari University of Maryland Medical Center, AS, spora dapat berkembang di “zona berbahaya”, 5–60 derajat Celsius.
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. E. coli (Escherichia coli) - Prevention.
US National Library of Medicine National Institutes of Health - Medlineplus. Diakses pada 2020. E. Coli Infections.
Healthline. Diakses pada 2020. E. Coli Infection.
Healthline. Diakses pada 2020. How Long Do Symptoms of Food Poisoning Last?
WebMD. Diakses pada 2020. Understanding Food Poisoning – the Basics.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan