Catat, Ini 5 Makanan yang Baik untuk Mencegah Dispepsia
Halodoc, Jakarta - Pernah merasakan ketidaknyamanan pada perut bagian atas setelah makanan? Atau ulu hati terasa nyeri? Bila iya, keluhan tersebut bisa saja menandai sindrom dispepsia pada tubuh. Seseorang yang mengidap dispepsia akan mengalami sekumpulan gejala yang menimbulkan ketidaknyaman pada perut bagian atas.
Contoh gejala yang umum dialami pengidapnya biasanya sakit perut dan kembung. Untungnya, dispepsia bukanlah kondisi kesehatan yang serius. Akan tetapi, jangan menganggap remeh penyakit ini, sebab bisa menimbulkan penyakit pencernaan yang lebih parah.
Lantas, bagaimana sih cara mencegah sindrom dispepsia? Adakah makanan untuk mencegah dispepsia? Selengkapnya baca pembahasannya di bawah ini!
Baca juga: Jangan Diremehkan, Dispepsia Bisa Berakibat Fatal
-
Makanan Lunak Lebih Baik
Pengidap sindrom dispepsia sebaiknya mengonsumsi makanan dengan tekstur lunak dan lembut. Tujuannya demi mempermudah lambung mencerna makanan, sehingga tak terlalu memperlambat kerja sistem pencernaan. Makanan lunak di sini, contohnya bubur, nasi tim, sayuran yang dimasak lembut, kentang rebus, dan ikan.
-
Jangan Pilih yang Berlemak
Makanan untuk mencegah dispepsia selanjutnya adalah makanan yang tak berlemak. Sebab menghindari makanan jenis ini bisa meringankan beban kerja perut. Kata ahli, makanan tinggi lebih sulit dicerna dan merangsang otot saluran pencernaan menegang dan bekera lebih keras. Oleh karena itu, gantilah makakan tinggi lemak dengan makanan lainnya.
-
Hindari Makanan Pedas
Bila dispepsia sedang kambung, jangan sekali-kali memilih makanan pedas. Apalagi bila disertai mual, muntah, dan diare. Makanan pedas memang menggoda selera, tetapi bisa mengiritasi kerongkongan dan usus besar, sehingga memperparah gejala maag kronis. Di samping itu, hindari pula konsumsi rempah-rempah, seperti bawang putih atau merah yang bisa membuat perut semakin sensitif.
-
Konsumsi Yoghurt
Yoghurt termasuk salah satu makanan untuk mencegah dispepsia yang cukup baik. Kandungan bakteri baik yang ada di dalam usus terbukti memiliki banyak manfaat untuk kesehatan pencernaan. Salah satunya, meringankan iritasi usus besar dan diaere. Oleh karena itulah, konsumilah yoghurt yang kaya akan probiotik. Agar hasilnya maksimal, yoghurt bisa dikonsumsi setiap hari ketika sakit maag kambuh, sampai empat minggu setelahnya.
Baca juga: Agar Maag Tak Lagi Kambuh, Begini Tips Atur Pola Makannya
-
Jauhkan Kafein dan Soda
hal yang satu ini mau enggak mau harus dihindari. Misalnya, kopi, teh, dan minuman bersoda. Menurut ahli, minuman seperti di atas cenderung menimbulkan gas yang bisa membuat perut kram dan diare. Enggak cuma itu, minuman berkafein juga bisa memperburuk keparahan gejala relfuks asam lambung (GERD). Sebagai gantinya, kamu bisa kok memilih untuk mengonsumsi teh herbal atau minuman lainnya yang tak mengandung soda dan kafein.
Sensasi Terbakar hingga Mual
Sindrom dispepsia ini biasanya lebih sering dirasakan pada saat makan atau setelah makan. Akan tetapi, rasa ketidaknyamanannya bisa timbul dan terasa sejak sebelum makan. Ketika menjelang waktu makan, lambung akan menghasilkan asam. Masalahnya, dalam kondisi tertentu jumlah asam yang diproduksi oleh lambuh bisa meningkat. Hal inilah yang bisa mengakibatkan iritasi pada dinding permukaan lambung, bahkan bisa terasa hingga kerongkongan.
Nah, keluhan nyeri pada lambung inilah yang sering membuat dispepsia juga disebut sebagai keluhan nyeri lambung atau sakit maag. Selain itu, pengidap dispepsia juga sering mengeluhkan rasa tidak nyaman, perih atau sesasi terbakar pada ulut hati. Kadang-kadang rasa terbakar atau nyeri pada ulu hati ini bisa menjalar ke tenggorokan.
Baca juga: 4 Cara Pilih Makanan Terbaik untuk Pengidap Maag
Akan tetapi, gejala dispepsia sebenarnya tak cuma menyoal nyeri ulu hati saja. Faktanya, dispepsia bisa menimbulkan beragam keluhan pada pengidapnya. Nah, berikut ini beberapa gejala lainnya menurut pakar di The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK):
-
Rasa sakit, perasaan terbakar, atau ketidaknyamanan di perut bagian bawah.
-
Merasa kenyang terlalu cepat saat makan.
-
merasa tidak nyaman atau perut terasa penuh setelah makan.
-
Ulu hati.
-
Kembung dan rasa begah setelah makan.
-
Bersendawa.
-
Bersendawa makanan atau cairan.
-
Geraman keras atau gemericik di perut.
-
Perut seperti banyak terisi gas.
-
Mual dan kadang-kadang dapat disertai dengan muntah meskipun hal ini jarang terjadi.
Masih melansir NIDDK, pengidap dispepsia juga mungkin mengalami sakit maag atau heartburn. Namun, dispepsia dengan maag atau heartburn adalah kondisi yang terpisah. untuk mendapatkan saran medis yang tepat
Baca juga: Atasi Sakit Maag Secara Cepat & Tepat dengan Obat Ini!
Nah, andaikan merasakan gejala-gejala di atas, kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran medis yang tepat. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Referensi:
The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.
Diakses pada 2020. Symptoms & Causes of Indigestion.
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Indigestion.
Healthline. Diakses pada 2020. What Causes Indigestion?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan