Cara Penularan Penyakit Tuberkulosis yang Sering Diabaikan
"Tuberkulosis adalah penyakit yang sangat mudah menular. Berikut ini penjelasan tentang penularan penyakit tuberkulosis yang perlu kamu pahami."
Halodoc, Jakarta - Kamu tentu sudah familiar dengan penyakit tuberkulosis atau TB, bukan? Penularan penyakit tuberkulosis umumnya terjadi melalui udara, yaitu ketika pengidapnya memercikkan lendir atau dahak saat batuk atau bersin. Saat itulah, bakteri penyebab tuberkulosis ikut keluar melalui lendir tersebut dan terbawa ke udara.
Kemudian, udara yang membawa bakteri akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara yang dihirupnya. Adapun jenis bakteri yang menyebabkan tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut umumnya menyerang paru-paru, meski bisa juga menyerang organ tubuh lain, seperti tulang belakang, kelenjar getah bening, kulit, ginjal, dan selaput otak.
Penularan Penyakit Tuberkulosis Bukan Kontak Fisik
Perlu diketahui bahwa penularan penyakit tuberkulosis tidak terjadi melalui kontak fisik, seperti berjabat tangan atau menyentuh benda yang terkontaminasi bakteri penyebabnya. Umumnya, penularan penyakit tuberkulosis terjadi dalam ruangan di mana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
Itulah sebabnya, orang-orang yang berisiko tinggi terkena penularan tuberkulosis adalah mereka yang sering bertemu atau berdiam di tempat yang sama dengan pengidap tuberkulosis. Misalnya, keluarga, teman sekantor, atau teman sekelas.
Meski begitu, pada dasarnya penularan penyakit tuberkulosis tidak semudah yang dibayangkan. Tidak semua orang yang menghirup udara yang mengandung bakteri penyebab tuberkulosis akan langsung mengidap penyakit ini.
Pada kebanyakan kasus, bakteri penyebab tuberkulosis yang terhirup akan berdiam di paru-paru tanpa menimbulkan gejala atau menginfeksi orang lain. Bakteri biasanya tetap ada di dalam tubuh sambil menunggu saat yang tepat untuk menginfeksi, yaitu ketika daya tahan tubuh sedang lemah atau menurun.
Fase Infeksi Setelah Terjadi Penularan Tuberkulosis
Seperti dikatakan tadi, setelah menghirup bakteri penyebab tuberkulosis, biasanya seseorang tidak akan langsung sakit. Ada setidaknya dua fase infeksi yang terjadi setelah penularan penyakit tuberkulosis, yaitu:
1. Fase Laten
Fase ini terjadi ketika tubuh sudah didiami oleh bakteri penyebab tuberkulosis, tapi sistem kekebalan tubuh sedang baik, sehingga sel darah putih masih bisa melawan bakteri. Hal ini membuat bakteri tidak bisa menyerang dan tubuh tidak terinfeksi tuberkulosis. Ditandai dengan tidak adanya gejala yang muncul dan tidak bisanya menulari orang lain.
Meski begitu, bakteri yang sudah masuk dan bersarang dapat aktif dan menyerang kembali sewaktu-waktu. Terutama saat sistem kekebalan tubuh sedang lemah. Jadi, jika saat fase laten ini tidak dilakukan pengobatan, risiko untuk mengalami infeksi tuberkulosis akan tetap tinggi.
2. Fase Aktif
Fase aktif terjadi ketika seseorang sudah mengidap penyakit tuberkulosis. Pada fase ini, bakteri tuberkulosis yang ada dalam tubuh telah aktif, sehingga pengidapnya mengalami gejala-gejala penyakit tuberkulosis.
Selain itu, ia juga bisa menularkan penyakit ini pada orang lain. Jadi, pengidap tuberkulosis aktif disarankan untuk selalu mengenakan masker, menutup mulut ketika batuk atau bersin, dan tidak meludah sembarangan.
Itulah dua fase infeksi tuberkulosis yang bisa terjadi setelah penularan.
Jika kamu mengalami beberapa gejala tuberkulosis, seperti batuk lebih dari tiga minggu, batuk berdarah, demam, keringat dingin di malam hari, dan berat badan turun drastis
Terlebih jika terdapat orang serumah atau sekantor yang memiliki gejala serupa, segera periksakan diri ke dokter. Agar lebih mudah, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter mengenai penularan dan gejala dari penyakit tuberkulosis.