Cara Penggunaan Salep Kortikosteroid untuk Atasi Masalah Kulit
Halodoc, Jakarta - Masalah kulit seperti peradangan tentu terasa tidak nyaman. Untungnya masalah kulit bisa diatasi dengan mengoleskan krim atau salep kortikosteroid. Salep kortikosteroid efektif mengobati banyak kondisi kulit yang meradang, termasuk dermatitis atopik, psoriasis, seborrhea, dan dermatitis kontak.
Meskipun reputasi salep kortikosteroid sangat bagus, tetap penting untuk mengetahui bahwa salep ini memiliki efek samping yang signifikan. Panduan penggunaan salep kortikosteroid membantu memaksimalkan manfaatnya sambil meminimalkan risiko efek samping. Lantas, bagaimana cara penggunaan salep kortikosteroid untuk mengatasi masalah kulit?
Baca juga: Ini Cara Mengobati Infeksi Kulit Berdasarkan Penyebabnya
Cara Aman Menggunakan Salep Kortikosteroid untuk Masalah Kulit
Salep kortikosteroid adalah cara mudah untuk merawat kulit yang bermasalah dan paling mudah dijangkau kulit. Salep ini dianggap sebagai pengobatan andalan untuk banyak kondisi dermatologis, karena bisa diterapkan langsung ke area yang terkena dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan obat kortikosteroid oral.
Meskipun salep kortikosteroid bisa bekerja dengan sangat baik, pengobatan terkadang bisa lama dan membutuhkan ketekunan untuk memastikan bahwa seseorang menggunakannya dengan tepat waktu dan sesuai petunjuk. Berikut ini cara aman penggunaan salep kortikosteroid untuk atasi masalah kulit:
- Oleskan salep hanya pada bagian kulit yang bermasalah. Jangan pernah menggunakannya sebagai pelembap ke seluruh badan.
- Oleskan salep sekitar tiga menit setiap setelah mandi dalam kondisi kulit yang agak lembap atau setengah kering.
- Jika dokter meresepkan obat salep jenis lain, berikan jeda sekitar 30 menit sebelum salep berikutnya.
- Jangan gunakan salep kortikosteroid secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
Umumnya, salep ini direkomendasikan untuk penggunaan selama 5 hari atau beberapa minggu hingga gejala masalah kulit teratasi. Jika masalah kulit tidak kunjung mereda, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Dokter akan meningkatkan dosis yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Baca juga: Ketahui 4 Jenis Infeksi Kulit yang Disebabkan Bakteri
Bagaimana Cara Kerja Salep Kortikosteroid?
Salep kortikosteroid mampu mengurangi peradangan kulit melalui beberapa mekanisme kerja yang berbeda:
- Salep kortikosteroid memblokir reaksi kimia yang menyebabkan peradangan. Steroid adalah hormon alami yang dilepaskan ke aliran darah setiap tubuh mengalami stres, penyakit, atau trauma. Saat dilepaskan, molekul steroid berinteraksi dengan inti sel untuk menghasilkan protein yang disebut lipokortin. Protein ini memblokir produksi pusat kimiawi dari respon inflamasi yang disebut asam arakidonat. Dengan begitu, tubuh mengalami peradangan yang jauh lebih sedikit.
- Obat ini mengubah cara kerja sel kekebalan. Sistem kekebalan melawan infeksi dengan serangkaian sel pertahanan yang dimaksudkan untuk menetralkan zat asing seperti virus atau bakteri. Ketika hal ini terjadi, sel kekebalan melepaskan racun ke dalam tubuh untuk menambah peradangan. Kortikosteroid bekerja dengan menahan tindakan tersebut dan mencegah kerusakan jaringan yang bisa menyebabkan peradangan berlebihan.
- Obat kortikosteroid topikal menyempitkan pembuluh darah. Peradangan ditandai dengan pelebaran pembuluh darah di sekitar lokasi trauma atau infeksi. Inilah mengapa kulit yang terluka biasanya berwarna merah, hangat, dan bengkak. Obat kortikosteroid topikal bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah kapiler dan mengurangi pembengkakan dan nyeri di area kulit bermasalah.
Baca juga: Perawatan Rumahan untuk Mengatasi Infeksi Kulit Ringan
Saat menggunakan salep kortikosteroid, kemungkinan keberhasilan pengobatan secara langsung berkaitan dengan seberapa teliti dan cermat kamu mengikuti instruksi. Jika instruksi mengatakan salep digunakan tiga kali sehari selama 14 hari, maka lakukan sesuai petunjuk.
Jangan berhenti menggunakan salep hanya karena gejala luar masalah kulit sudah hilang atau meningkatkan frekuensi penggunaan produk. Jika perlu, gunakan pengingat atau alarm dari ponsel agar kamu tetap pada aturan pakai.