Cara Mengukur Tingkat Kesadaran dengan Metode GCS

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Agustus 2022

"Glasgow coma scale (GCS) adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran seseorang. Pengukurannya berdasarkan tiga aspek, yaitu respons pembukaan mata, verbal, dan motorik.”

Cara Mengukur Tingkat Kesadaran dengan Metode GCSCara Mengukur Tingkat Kesadaran dengan Metode GCS

Halodoc, Jakarta – Ketika menerima pasien yang pingsan akibat kecelakaan, kekurangan oksigen, atau lainnya, hal pertama yang akan dilakukan petugas kesehatan biasanya adalah mengukur tingkat kesadaran. Hal itu penting agar dokter bisa menentukan metode penanganan yang tepat.

Nah, glasgow coma scale (GCS) adalah alat penilaian yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran seseorang. Dengan menggunakan skala, GCS bisa memberikan penilaian yang andal dan objektif tentang tingkat kesadaran seseorang. Mulai dari pengukuran awal hingga pengukuran selanjutnya selama tahap awal pemulihan. 

Lantas, bagaimana cara mengukur tingkat kesadaran dengan menggunakan metode GCS? Simak ulasannya di sini.

Cara Mengukur Tingkat Kesadaran dengan GCS

Glasgow coma scale merupakan skala neurologis yang diterbitkan pada tahun 1974 oleh Graham Teasdale dan Bryan J. Jennet, Profesor Bedah Saraf di Institut Ilmu Saraf Universitas Glasgow. Skala ini digunakan untuk mengukur secara objektif sejauh mana gangguan kesadaran pada semua jenis pasien medis dan trauma akut.

GCS mengukur tingkat kesadaran seseorang berdasarkan tiga aspek respon, yaitu membuka mata, respon verbal dan respon motorik. Skor diberikan untuk setiap kategori dan kemudian dijumlahkan untuk memberikan nilai keseluruhan yang berkisar mulai dari 3 hingga 15.  

Selain menghitung skor total GCS, skor untuk masing-masing ketiga aspek tersebut tetap harus dihitung dan dicatat secara terpisah.

Untuk info lebih lanjut mengenai GCS, kamu bisa baca ini: Glasgow Coma Scale – Komponen Pengukuran & Caranya.

Berikut cara mengukur tingkat kesadaran dengan menggunakan GCS:

1. Menilai Respons Membuka Mata

Ada tiga kategori respons pembukaan mata, yaitu:

  • Membuka mata secara spontan

Sebelum menilai respons pembukaan mata, penting untuk mengesampingkan kemungkinan bahwa pasien tertidur. Pembukaan mata secara spontan dicatat ketika pasien diamati terjaga dengan mata terbuka. Pengamatan ini dilakukan tanpa ucapan atau sentuhan. Pembukaan mata spontan diberi skor 4.

  • Membuka mata terhadap kata-kata

Bila pasien tidak membuka mata secara spontan, pembukaan mata dengan kata-kata bisa terjadi ketika pasien membuka matanya, setelah mendengar perintah yang keras dan jelas. Respons pembukaan mata ini diberi skor 3.

  • Membuka mata terhadap rasa sakit

Bila pasien tidak membuka mata juga setelah mendengar perintah yang jelas dan keras, pembukaan mata terhadap rasa sakit bisa dicatat. Hal ini terjadi ketika pasien membuka matanya ketika diberi rangsangan yang menyakitkan. Contohnya seperti tekanan pada ujung jari atau tekanan pada punggungan supraorbital. Respons pembukaan mata ini diberi skor 2.

  • Tidak membuka mata

Bila pasien tidak membuka mata setelah diberi stimulus menyakitkan, maka respons pembukaan mata diberikan skor 1.

2. Menilai Respons Verbal

Berikut kategori respons verbal:

  • Berorientasi

Untuk bisa diklasifikasikan sebagai berorientasi, pasien hari bisa mengidentifikasi siapa mereka, di mana mereka berada, dan tanggal atau bulan pada saat itu. Pasien yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan benar diberi skor 5.

  • Bingung

Seorang pasien diklasifikasikan mengalami kebingungan bila satu atau lebih dari pertanyaan di atas dijawab dengan salah. Pasien tersebut akan diberi skor 4.

  • Kata-kata yang tidak tepat

Ini adalah kategori respon verbal ketika pasien menggunakan kata-kata yang tidak tepat saat tidak ada percakapan. Misalnya, ia cenderung mengucapkan kata-kata tunggal atau lebih dari kalimat, atau bahkan sumpah serapah. Pasien dengan respon verbal ini diberi skor 3.

  • Suara yang tidak bisa dimengerti

Seorang pasien dikategorikan ke dalam respon verbal ini bila ia menggunakan suara yang tidak bisa dipahami, ketika kata-kata dan ucapannya tidak bisa dimengerti. Ia mungkin bergumam, mengerang, atau berteriak. Pasien seperti ini diberi skor 2.

  • Tidak ada respon verbal

Ketika pasien tidak merespon secara verbal, baik terhadap rangsangan verbal atau fisik, ia akan diberi skor 1.

3. Menilai respons motorik

Berikut beberapa kategori respons motorik:

  • Mematuhi perintah

Kemampuan pasien untuk mematuhi perintah dinilai ketika pasien bisa melakukan apa yang diminta petugas kesehatan. Misalnya seperti menggenggam dan melepaskan jari petugas. Pasien yang menunjukkan respon ini mendapat skor 6.

  • Lokalisasi rasa sakit

Bila pasien tidak merespon terhadap perintah verbal, ia harus diberi rangsangan nyeri. Lokalisasi adalah respon yang mengindikasi fungsi otak yang lebih baik. Tekanan punggungan supraorbital dianggap sebagai teknik yang paling baik untuk menilai lokalisasi. 

Namun, pada pasien yang mengalami fraktur wajah atau pembengkakan mata yang parah, mencubit daun telinga lebih baik daripada menerapkan tekanan punggungan supraorbital. 

Untuk diklasifikasikan sebagai lokalisasi rasa sakit, pasien harus menggerakkan tangannya ke titik rangsangan, mengangkat tangan ke atas dagu dan melintasi garis tengah tubuh. Seorang pasien yang menunjukkan respon motorik ini diberi skor lima.

  • Respons fleksi normal

Bila tidak terlihat adanya lokalisasi nyeri, pasien bisa diuji untuk respons fleksi normal. Respons ini dicatat ketika pasien menekuk lengannya ke siku sebagai respons terhadap stimulus yang menyakitkan. Ini adalah respons yang cepat, sama seperti ketika menyentuh sesuatu yang panas. Seorang pasien yang memiliki respon fleksi terhadap nyeri diberikan skor 4.

  • Fleksi Abnormal

Fleksi abnormal dicatat ketika pasien menekuk siku sebagai respons terhadap stimulus yang menyakitkan. Namun, respons ini jauh lebih lambat daripada fleksi normal, dan bisa disertai dengan fleksi pergelangan tangan kejang. Seorang pasien yang menunjukkan respon motorik ini terhadap rasa sakit diberi skor 3. 

  • Ekstensi Rasa Sakit

Respons motorik ini dicatat ketika tidak ada fleksi abnormal terhadap stimulus nyeri. Pasien akan menunjukkan pelurusan sendi siku, gerakan anggota badan atau bagian lain ke arah garis tengah tubuh atau ke arah bagian lain, serta rotasi internal bahu dan rotasi ke dalam dan fleksi kejang pergelangan tangan.  Pasien yang memiliki ekstensi rasa sakit diberikan skor 2.

  • Tidak Ada Respons Motorik

Bila pasien tidak memberi respons apa pun terhadap stimulus nyeri, ia diberikan skor 1. Hasil total GCS yang masih dalam kisaran 13-15 menandakan cedera otak minor. Sedangkan hasil dalam kisaran 9-12 menandakan cedera otak sedang, dan 3-8 menandakan cedera otak parah.

Itulah penjelasan mengenai cara mengukur tingkat kesadaran dengan menggunakan metode GCS. Bila kamu mengalami pusing atau gejala tertentu setelah cedera, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. 

Kamu juga bisa tanya dokter mengenai keluhan kesehatan yang kamu alami dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter untuk kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.

Referensi:
Nursing Times. Diakses pada 2022. Using a coma scale to assess patient consciousness levels.
Australia OT. Diakses pada 2022. Glasgow Coma Scale (GCS).
Stat Pearls. Diakses pada 2022. Glasgow Coma Scale