Halodoc, Jakarta – Pemeriksaan CA 15-3 adalah sebuah tes untuk memeriksa mendeteksi potensi kambuhnya kanker payudara setelah pengobatan maupun mengidentifikasi keefektifan pengobatan kanker.

Dokter umumnya merekomendasikan pemeriksaan ini apabila kanker payudara telah menyebar alias bermetasis ke bagian tubuh lain. Biasanya, pemeriksaan ini dilakukan bersama tes lain, seperti tes reseptor hormon dan tes status HER2.

Selain itu, tes CA 15-3 juga tidak ditujukan untuk kanker pada stadium awal. Pasalnya, kadar protein untuk kanker stadium awal umumnya masih dalam tahap normal. Nah, berikut cara membaca hasil dari pemeriksaan ini. 

Cara Membaca Hasil Pemeriksaan CA 15-3

Tingginya kadar CA 15-3 bisa disebabkan oleh kanker maupun non kanker. Namun, hasil yang lebih tinggi sering mengindikasikan kanker payudara yang telah menyebar ke bagian tubuh lain. 

Secara umum, semakin tinggi kadar CA 15-3 dalam darah, semakin banyak kanker yang ada di dalam tubuh. Tingkat tertinggi terjadi ketika ketika kanker payudara telah menyebar ke tulang, hati atau keduanya. 

Jika tingkat CA15-3 turun atau kembali normal, hal ini bisa mengindikasikan bahwa pengobatan berhasil. Apabila kadarnya meningkat seiring waktu, hal ini bisa menandakan bahwa kanker tidak merespon pengobatan dengan baik, masih tumbuh, atau kambuh kembali (berulang).

CA 15-3 yang melebihi batas normal juga bisa terjadi dalam kasus kanker paru-paru, pankreas, ovarium, dan prostat. Namun, kadarnya mungkin tidak setinggi kanker payudara.

Kondisi non-kanker yang bisa meningkatkan CA 15-3 termasuk endometriosis, penyakit radang panggul, dan penyakit hati. Itu juga bisa meningkat selama kehamilan. Namun, kondisi-kondisi di atas tidak akan membuat kadar CA15-3 melampaui batas dan tidak akan bertambah seiring waktu.

Waspadai Ciri-Ciri Kanker Payudara

Kamu bisa mendeteksi kanker payudara dengan SADARI, yaitu periksa payudara sendiri. Lakukan SADARI setiap bulan tepatnya 10 hari setelah masa haid berakhir. Raba dengan teliti searah jarum jam payudara untuk mendeteksi adanya benjolan atau perubahan pada payudara. 

Ciri-ciri yang perlu kamu waspadai yaitu:

• Benjolan atau pengerasan pada payudara yang berbeda dari jaringan sekitar.
• Darah keluar dari puting payudara.
• Kemerahan atau pembesaran pori-pori kulit payudara yang menyerupai kulit jeruk.
• Nyeri dan pembengkakan pada payudara.
• Pengelupasan kulit di sekitar puting payudara.
• Perubahan pada kulit payudara, seperti cekungan.
• Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan dari payudara.
• Puting tertarik masuk (retraksi atau inversi) ke dalam.
• Benjolan atau pembengkakan di bawah ketiak.

Faktor yang Meningkatkan Risiko Kanker Payudara

Adapun sederet faktor yang meningkatkan risiko kanker payudara, yaitu:

• Berjenis kelamin wanita.
• Pertambahan usia, paling banyak pada usia di atas 50 tahun.
• Belum pernah hamil sebelumnya.
• Memiliki payudara yang padat dengan jaringan ikat yang lebih banyak daripada jaringan ikat.
• Mulai menopause pada usia lebih tua, yaitu setelah usia 55 tahun.
• Mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun.
• Penggunaan alat kontrasepsi hormon dan terapi hormon setelah menopause.
• Riwayat kanker payudara pada diri sendiri pada salah satu payudara.
• Riwayat kanker payudara pada nenek, ibu, tante, adik, kakak, atau anak sekandung.
• Pernah terpapar dengan radiasi.
• Kebiasaan merokok atau minum minuman beralkohol.
• Kelebihan berat badan atau obesitas.

Masih punya pertanyaan lain seputar kanker payudara? Hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc saja.

Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik. Kamu juga bisa cek melalui layanan Halodoc Home Lab juga.

Tunggu apa lagi? Ayo download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Canadian Cancer Society. Diakses pada 2023. Cancer antigen 15-3 (CA15-3) test.

Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Breast cancer.