Halodoc, Jakarta – Melatih anak untuk menjalankan ibadah puasa adalah kewajiban setiap orang tua yang beragama islam. Melatih anak berpuasa sama saja mengenalkan anak pada kedisiplinan dan juga pendidikan agama.

Maka dari itu, sebaiknya anak dikenalkan dan diajarkan menjalankan ibadah puasa sejak dini. Namun perlu diingat, setiap orang tua tidak boleh memaksakan kehendak pada anak untuk melakukan ibadah puasa, karena akan menimbulkan beberapa dampak negatif kedepannya bagi anak.

Ramadan yang dikenal juga sebagai bulan puasa bisa dijadikan waktu yang tepat untuk melatih anak melakukan ibadah puasa. Simak caranya di sini.

Tidak Ada Batasan Usia untuk Mengajarkan Puasa

Tidak ada batasan usia dalam mengajarkan anak untuk melakukan ibadah puasa. Anak balita pun sudah bisa diajarkan sejak dini. Namun, jangan paksakan mereka melakukan puasa sepanjang hari atau selama 12 jam. Menurut Dewi Retno Suminar, Dra., M.Si., Psikolog., pakar psikologi anak Universitas Airlangga (UNAIR), orang tua tetap perlu mempertimbangkan porsi pikiran dan kekuatan fisik anak dalam berpuasa.

Lebih lanjut Dewi mengungkapkan bahwa untuk anak di bawah usia 7 tahun dengan masa perkembangan kognitif praoperasional, cara mengajak anak berpuasa yang paling baik adalah dengan memberikan contoh langsung. Pada tahap awal, ibu dan ayah bisa mengajak anak untuk bergabung saat kalian melakukan sahur dan buka puasa. Dengan begitu, anak bisa melihat apa yang dilakukan orang tuanya. Di saat ini orang tua juga bisa menjelaskan pada Si Kecil mengapa mereka harus makan sahur.

Biarkan anak memilih makanan yang tersedia sesuai dengan keinginan anak, sehingga anak akan selalu menantikan waktu berbuka dan sahur. Orang tua juga harus menunjukkan rasa semangat saat melakukan ibadah puasa.

Kemudian, buatlah aturan-aturan yang memang masih bisa diterima oleh anak untuk mengajarkannya menjalankan ibadah puasa. Misalnya, pada hari biasa anak akan sarapan pada pukul 07.00, sedangkan pada bulan puasa ajarkan anak untuk sarapan pada pukul 10.00. Sambil menunggu waktu sarapan, orang  tua bisa mengajarkan makna puasa pada anak.

Jika anak berhasil untuk sarapan pada waktu yang ditentukan, berikan dia pujian atau biarkan dia memilih menu yang akan dinikmati saat sarapan. Dengan begitu, anak tidak akan merasa terpaksa dan tidak akan merasa tertekan saat menjalankan ibadah puasa selanjutnya.

Jika anak masih tidak bisa bertahan dalam menjalankan puasa, berikan anak kelonggaran. Misalnya, biarkan dia melakukan puasa sebanyak 2-3 kali dalam seminggu. Jangan lupa untuk terus memberikan motivasi kepada anak, agar anak tetap semangat dalam menjalankan ibadah puasa.

Berikan Pemahaman Ringan Mengenai Makna Puasa

Dalam mengajarkan anak makna puasa, sebaiknya lakukan dengan bahasa yang ringan agar mudah dimengerti oleh anak. Tidak hanya menahan lapar dan haus saja, ajarkan anak makna Ramadan yang sesungguhnya. Dengan begitu, anak akan memiliki gambaran bahwa melakukan puasa termasuk ibadah dan masuk dalam ajaran agama.

Ajak anak berpuasa secara perlahan dan bertahap. Di awal puasa, biasanya anak akan masuk dalam fase penyesuaian. Kemungkinan anak akan terlihat lemas dan mengantuk. Biarkan anak istirahat saat siang hari, tetapi saat sore hari ajak anak untuk melakukan hal-hal menyenangkan yang membuat anak melupakan rasa lapar sejenak sampai waktu berbuka puasa. Jangan mengajak anak melakukan kegiatan dengan gerakan yang cukup banyak karena akan menguras tenaganya.

Setelah berbuka puasa, jangan lupa mengajak anak untuk melakukan salat tarawih di masjid bersama. Dengan ini anak akan semakin mengerti makna puasa yang sebenarnya.

Nah, bila Si Kecil mengalami masalah kesehatan saat berpuasa, jangan panik. Ibu bisa membawa Si Kecil ke dokter dengan buat janji di rumah sakit pilihan ibu melalui aplikasi Halodoc. Yuk download aplikasi Halodoc pada App Store atau Google Play sekarang juga.

Referensi:

UNAIR News. Diakses pada 2022. The right way to teach children to fast according to UNAIR Psychology expert.

Ayeina. Diakses pada 2022. 10 Tips to Help Kids Fast for Ramadan.