Bukan Nama Superhero, Apa Itu Stone Man’s Disease?
Halodoc, Jakarta – Seperti halnya teknologi, dunia medis juga mengalami perkembangan. Bukan hanya dari semakin canggihnya peralatan medis yang digunakan untuk pengobatan, jenis penyakit yang muncul pun semakin beragam. Beberapa di antaranya digolongkan dalam kategori penyakit langka yang belum ditemukan bagaimana penanganannya. Salah satunya adalah Fibrodysplasia Ossificians Progressiva (FOP) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Stone Man’s Disease (Sindrom Manusia Batu).
Apa Itu Stone Man’s Diesease?
Bagi kebanyakan orang, jatuh dengan cedera ringan berupa luka kecil yang hanya menimbulkan sedikit rasa nyeri bukan menjadi hal yang perlu dikhawatirkan. Namun, tidak dengan pengidap Stone Man’s Disease. Pasalnya, cedera akan memengaruhi perkembangan mereka, bahkan dalam kondisi yang ringan sekali pun.
Stone Man’s Disease menjadi salah satu penyakit langka yang mengubah jaringan ikat seperti tendon, otot, dan ligamen pada tubuh menjadi tulang secara perlahan. Penyakit ini menyerang satu dari populasi dua juta orang, membuat tekstur kulit mereka berubah serupa batu.
Kerangka manusia memiliki fungsi untuk membentuk tubuh, mendukung gerakan, dan melindungi berbagai organ vital. Pertumbuhan tulang akan terus terjadi hingga seseorang mencapai usia dewasa.
Namun, pada pengidap Stone Man’s Disease pertumbuhan tulang tidak berhenti meski telah mencapai usia dewasa. Bahkan, pertumbuhan ini cenderung tidak normal karena menciptakan kerangka kedua yang tumbuh di atas jaringan ikat dan menjadi permanen.
Berbagai penelitian terkait penyakit ini telah lama dilakukan, seperti pengambilan sampel jaringan, pengambilan darah, hingga tes fisik. Meski demikian, masih belum ditemukan obat untuk penanganan penyakit ini.
(Baca juga: Mengapa Penyakit Langka Sulit Didiagnosis?)
Kondisi Awal Munculnya Stone Man’s Disease
Pengidap Stone Man’s Disease lahir dengan malformasi khas dari jari-jari kaki yang besar dengan bentuk yang bengkok dan pendek. Meski begitu, ciri-ciri fisik Stone Man’s Disease tidak terlihat saat usia anak-anak. Selanjutnya, akan terjadi peradangan dam pembengkakan beberapa jaringan lunak pada tubuh.
Pembengkakan ini akan terasa sangat menyakitkan akibat dari proses perubahan jaringan lunak menjadi tulang. Umumnya, indikasi pertama penyakit ini akan muncul di bagian belakang kepala, leher, dan bahu. Menyusul kemudian bagian dada, pinggul, lutut, meski begitu, ada beberapa jaringan yang tidak berubah, seperti otot jantung, otot polos, lidah, dan diafragma.
Dampak Penyakit Stone Man’s Disease
Penyakit Stone Man’s Disease menyebabkan dampak yang begitu besar pada kehidupan para pengidapnya. Penyakit ini membuat para pengidapnya menjadi kesulitan bergerak, terjadinya kekakuan sendi, bahkan membuat mereka sulit makan dan bernafas.
Pengidap perlu beradaptasi ke gaya hidup khusus agar tidak membuat perkembangan tulang semakin cepat. Salah satunya adalah dengan menghindari cedera. Artinya, para pengidap tidak dapat berolahraga atau melakukan kegiatan yang menyebabkan luka.
(Baca juga: 5 Penyakit Langka yang Perlu Diketahui)
Dalam kondisi akut, Stone Man’s Disease akan membuat pengidap kehilangan kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-sehari. Sulitnya mobilitas ini pada akhirnya membuat para pengidap memerlukan bantuan orang lain dan berbagai peralatan khusus untuk menunjang kehidupan dan rutinitas sehari-hari.
Pengobatan Stone Man’s Disease
Di seluruh dunia, pengidap penyakit Stone Man’s Diseases hanya berjumlah 800 orang. Inilah yang membuat para ahli kesehatan dan peneliti kesulitan untuk melakukan riset untuk menemukan obat dari penyakit ini. Oleh karena itu, belum ada obat atau cara yang mampu mengatasi Stone Man’s Disease sepenuhnya.
Hingga kini, perawatan utama yang diberikan untuk para pengidap adalah pemberian corticoids dengan dosis tinggi untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan jaringan. Beberapa dokter juga merekomendasikan obat-obatan lain seperti obat untuk relaksasi otot. Meski begitu, semua obat ini tidak mampu menghentikan penyakit ini dan hanya membantu mengurangi gejalanya.
Demikian tadi informasi singkat mengenai penyakit Stone Man’s Disease yang perlu diketahui. Gejalanya yang tidak terlihat membuat penyakit ini sulit diidentifikasi sejak dini. Oleh karena itu, kamu harus memberikan perhatian lebih terhadap tubuh kamu. Jika kamu merasakan gejala yang tidak biasa pada tubuh, segera tanyakan pada dokter lewat fitur live chat di aplikasi Halodoc. Para dokter ahli akan memberikan solusi yang tepat untuk permasalahan kamu. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan