Bukan Cuma Bayi, Orang Dewasa juga Bisa Terkena Hidrosefalus

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   30 April 2021
Bukan Cuma Bayi, Orang Dewasa juga Bisa Terkena HidrosefalusBukan Cuma Bayi, Orang Dewasa juga Bisa Terkena Hidrosefalus

Halodoc, Jakarta - Hidrosefalus adalah gangguan yang sangat identik dengan bayi. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan cairan pada rongga otak yang mengakibatkan kepala menjadi lebih besar dibanding orang normal. Gangguan tersebut dapat membuat rasa tidak nyaman dan sakit pada kepala.

Ternyata, masalah pembesaran pada kepala ini juga dapat menyerang orang yang telah dewasa. Akibatnya, ukuran kepala menjadi lebih besar dibandingkan pada orang yang normal. Ketika terjadi, kelainan ini tidak boleh dibiarkan karena dapat menyebabkan masalah yang lebih besar. Berikut pembahasan hidrosefalus pada orang dewasa!

Baca juga: Enggak Cuma Anak-Anak, Orang Dewasa Bisa Alami Hidrosefalus

Gangguan Hidrosefalus pada Orang Dewasa

Hidrosefalus adalah terjadi penumpukan cairan pada rongga atau ventrikel di dalam otak. Cairan yang berlebihan tersebut dapat meningkatkan ukuran rongga, hingga memberi tekanan pada otak yang dapat menimbulkan bahaya. Kepala seseorang yang mengidap kelainan ini akan terlihat jauh lebih besar dibanding orang normal.

Cairan pada otak tersebut umumnya mengalir melalui ventrikel dan berguna untuk membasahi otak dan kolom tulang belakang. Apabila cairan tersebut terlalu banyak dan memberikan tekanan melebihi yang seharusnya, maka hidrosefalus dapat terjadi. Selain itu, kamu mungkin mengalami kerusakan pada jaringan otak dan menyebabkan bermacam gangguan pada fungsi otak.

Tahukah kamu jika hidrosefalus juga dapat terjadi pada orang dewasa?

Faktanya, kelainan pada otak akibat penumpukan cairan ini dapat menyerang semua orang pada usia berapa pun, walaupun lebih umum terjadi pada bayi dan orang dewasa dengan usia 60 tahun ke atas. Maka dari itu, tidak menutup kemungkinan penyakit pada otak ini terjadi pada seseorang di usia muda yang produktif.

Pada orang dewasa, rata-rata tubuh menghasilkan cairan di otak sekitar satu liter setiap harinya. Ketika seseorang mengalami cedera atau gangguan pada sirkulasi cairan pada otak, maka penumpukan mungkin saja terjadi. Orang yang telah dewasa memiliki tengkorak yang kaku sehingga tidak dapat berkembang, tetapi tekanannya mampu meningkat dengan drastis.

Ketika tekanan yang terjadi sudah tidak tertahankan, mungkin saja beberapa fungsi otak akan terganggu sehingga menimbulkan dampak yang buruk. Beberapa risiko yang dapat terjadi berhubungan dengan hidrosefalus pada orang dewasa adalah infeksi atau tumor otak, cedera kepala, perdarahan otak, hingga membutuhkan operasi pada otak.

Hidrosefalus ex-vacuo juga mungkin saja terjadi ketika seseorang yang mengalami stroke atau cedera pada otak serta materi otak yang mengalami penyusutan. Otak yang menyusut umumnya terjadi pada seseorang yang lebih tua atau pengidap penyakit Alzheimer. Hal ini menyebabkan ventrikel membesar, tetapi tekanannya tetap normal.

Kamu juga dapat bertanya pada dokter di Halodoc perihal hidrosefalus yang terjadi pada orang dewasa. Kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Play Store! Kamu juga dapat melakukan pemesanan online untuk pemeriksaan fisik di beberapa rumah sakit yang bekerjasama dengan Halodoc.

Baca juga: Terserang Hidrosefalus, Bisakah Disembuhkan?

Gejala Hidrosefalus pada Orang Dewasa

Hidrosefalus yang menyerang seseorang yang sudah dewasa dapat menyebabkan tekanan hebat pada otak akibat tengkorak yang sudah tidak fleksibel. Penumpukan cairan di otak ini dapat menimbulkan beberapa gejala ketika menyerang. Dengan memastikan gejala tersebut, kamu dapat melakukan pengobatan dini agar dampak buruk dapat dihindari. Berikut ini beberapa gejala yang dapat timbul:

  • Sakit kepala.
  • Kesulitan memfokuskan mata.
  • Berjalan tidak stabil.
  • Kaki yang mengalami pelemahan.
  • Jatuh secara tiba-tiba.
  • Sifat lekas marah.
  • Perubahan kepribadian dan perilaku.
  • Mengalami kejang.
  • Demensia atau kelupaan.
  • Bermasalah pada kontrol kandung kemih saat kondisi berlangsung.

Gejala ini dapat menjadi lebih parah ketika kondisi yang terjadi tidak segera mendapat pengobatan. Pengidap gangguan ini mungkin saja mengalami kejang yang semakin lama semakin buruk. Selain itu, demensia yang terjadi dapat menyebabkan semakin sering lupa hingga kehilangan ingatan jangka pendek.

Baca juga: Hidrosefalus Bisakah Ukuran Kepala Menjadi Normal?

Masalah pada kontrol kandung kemih umumnya berhubungan dengan frekuensi dan urgensi untuk buang air kecil. Namun, jika sudah parah, inkontinensia urine mungkin saja terjadi. Seseorang yang mengidap hidrosefalus akan memiliki tekanan kuat untuk buang air kecil sehingga sangat sulit untuk dikendalikan.

Referensi:
Aans.org. Diakses pada 2021. Adult-onset Hydrocephalus.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Hydrocephalus.
Hydrocephalus Association. Diakses pada 2021. Hydrocephalus in Adults.