Bukan Cuma Abu-Abu, Buta Warna Ada Banyak Jenisnya
Halodoc, Jakarta - Istilah buta warna merujuk pada kondisi saat adanya kelainan atau kerusakan pada sel kerucut mata dalam retina. Kondisi ini akan menyebabkan mata tidak mampu menangkap spektrum warna tertentu. Pada kebanyakan kasus, buta warna disebabkan oleh faktor genetik, kecelakaan, atau paparan zat kimia berbahaya.
Baca juga: Curiga Si Kecil Buta Warna? Pastikan dengan Tes Ini
Berikut Jenis Buta Warna yang Perlu Kamu Ketahui
Pengidap buta warna yang hanya dapat melihat sebatas warna hitam-putih abu-abu disebut dengan monokromasi batang. Kondisi ini dikenal dengan istilah buta warna total, karena pengidapnya tidak memiliki sel kerucut pada mata, sehingga hanya ada sel batang yang digunakan untuk menangkap cahaya.
Pengidap kondisi ini akan merasa tidak nyaman saat berada di lingkungan yang dipenuhi dengan cahaya. Hal inilah yang membuat pengidap buta warna total tidak dapat menikmati keindahan warna sama sekali. Selain buta warna total, berikut jenis-jenis buta warna yang perlu kamu ketahui.
- Buta Warna Biru-Kuning Buta warna yang satu ini jarang ditemui. Pada pengidap buta warna biru-kuning, buta warna disebabkan oleh terganggunya fungsi fotopigmen sel kerucut biru pada mata. Jenis buta warna yang satu ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
-
Tritanomali, yaitu pengidap buta warna yang memiliki fungsi fotopigmen biru yang terbatas. Hal ini akan menyebabkan warna biru tampak lebih hijau. Pengidap juga akan kesulitan dalam membedakan warna kuning, merah muda, dan merah.
-
Tritanopia, yaitu pengidap buta warna yang memiliki jumlah fotopigmen biru yang sedikit. Hal ini akan menyebabkan warna biru tampah hijau, dan kuning tampak ungu.
Baca juga: Ini 4 Profesi yang Mengharuskan Lulus Tes Buta Warna
- Buta Warna Hijau-Merah. Buta warna yang satu ini terjadi karena hilangnya fungsi sel kerucut hijau atau merah pada mata. Jenis buta warna yang satu ini dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
-
Deuteranomaly, yaitu pengidap buta warna yang memiliki jumlah abnormal pada fotopigmen hijau. Hal ini akan menyebabkan warna hijau dan kuning tampak merah, serta sulit dalam membedakan warna ungu dan biru.
-
Deuteranopia, yaitu pengidap buta warna dengan fotopigmen hijau yang tidak dapat berfungsi total. Hal ini akan menyebabkan menyebabkan warna merah tampak kuning kecokelatan, dan warna hijau tampak coklat pucat.
-
Protanomali, yaitu pengidap buta warna yang memiliki jumlah abnormal pada fotopigmen merah. Hal ini akan menyebabkan warna merah, jingga, dan kuning tampak lebih hijau.
-
Protanopia, yaitu pengidap buta warna dengan fotopigmen merah fotopigmen merah yang tidak dapat berfungsi total. Hal ini akan menyebabkan warna merah tampak hitam, dan warna jingga dan hijau tampak kuning.
Baca juga: Harus Tahu, Ini 4 Buta Warna Parsial
Pengidap yang telah beradaptasi dengan keadaan tidak akan menyadari bahwa mereka tengah mengidap buta warna. Oleh karena itu, pemeriksaan buta warna perlu dilakukan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan mata secara keseluruhan. Jika dinilai berbahaya dan dapat mengganggu aktivitas, dokter akan melakukan upaya penanganan segera.
Dalam hal ini, kamu dapat langsung mendiskusikannya dengan dokter ahli pada aplikasi Halodoc untuk mengetahui tahapan apa saja yang harus kamu jalani dalam pemeriksaan tes buta warna. Jika hasil pemeriksaan buta warna diketahui bahwa buta warna disebabkan oleh suatu penyakit atau efek samping obat, dokter akan menentukan metode penanganan yang tepat.
Referensi:
NIH. Diakses pada 2019. Color Blindness.
Everyday Health. Diakses pada 2019. What Is Color Blindness.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan