Bolehkah Memberikan Diazepam bagi Anak Kejang?
“Diazepam bisa diberikan kepada anak, tetapi tidak boleh digunakan pada bayi di bawah usia 6 bulan."
Halodoc, Jakarta – Diazepam adalah obat untuk mengatasi kecemasan, penarikan alkohol, dan kejang. Kegunaanya untuk meredakan kejang otot dan sebagai obat penenang sebelum melakukan prosedur medis tertentu. Obat ini dapat memberikan efek menenangkan otak dan saraf.
Obat ini bisa kamu berikan kepada anak, tetapi tidak boleh kamu gunakan pada bayi di bawah usia 6 bulan. Jenis rektal dapat kamu gunakan untuk menghentikan kejang berkepanjangan atau kejang berulang pada anak dengan kondisi kejang demam atau epilepsi.
Diazepam untuk Obat Kejang Anak, Perhatikan Kondisi Tertentu
Diazepam adalah sejenis penenang dan masuk dalam kategori obat benzodiazepin. Obat ini sering dokter gunakan untuk mengobati kecemasan, kegelisahan, untuk menenangkan anak sebelum prosedur medis, termasuk juga mengobati jenis kejang tertentu.
Obat ini bekerja sebagai sebagai pelemas otot dan tersedia dalam bentuk tablet, injeksi, cairan, dan gel rektal. Walaupun obat ini umum dokter gunakan untuk mengatasi anak kejang, anak dengan kondisi tertentu tidak boleh mengonsumsi obat ini.
Beberapa kondisi tersebut adalah:
- Penyakit paru-paru, hati, atau ginjal.
- Porfiria, kelainan genetik saat tubuh memproduksi terlalu banyak porfirin.
- Penyakit kejiwaan atau riwayat penyalahgunaan zat.
- Hiperaktif.
- Sleep apnea.
- Myasthenia gravis (melemahnya otot tubuh karena gangguan saraf).
Aturan Pemberian Diazepam untuk Atasi Kejang pada Anak
Pemberian obat ini pada anak kejang perlu resep dari dokter. Ada aturan yang perlu orang tua ketahui saat hendak memberikan obat ini pada anak, yaitu:
1. Harus selalu sesuai anjuran
Berikan obat ini kepada anak persis seperti yang dokter perintahkan. Jangan pernah memberikan dosis di luar yang dokter rekomendasikan.
2. Minum teratur
Jika anak memerlukan obat ini secara teratur, berikan pada waktu yang sama setiap hari.
3. Boleh anak minum sebelum atau sesudah makan
Obat dapat kamu berikan dengan perut kosong atau dengan makan. Jika obat ini mengganggu perut anak, mungkin perlu dengan makanan atau susu untuk mengurangi kemungkinan sakit perut.
4. Jenis obat
Obat ini juga tersedia dalam bentuk cairan, yang dapat kamu gunakan jika anak tidak dapat menelan tablet atau jika anak menggunakan selang makanan.
Jika anak mendapatkan obat ini melalui suntikan (jarum), perawat di rumah sakit akan memberikan jarum atau suntikan obat ke pembuluh darah.
Obat ini juga dapat kamu berikan sebagai gel rektal ke dalam rektum (saluran anal). Perawat atau apoteker akan menjelaskan cara memberikan gel rektal kepada anak.
5. Jangan berhenti minum obat tanpa anjuran dokter
Anak tidak boleh berhenti minum obat ini secara tiba-tiba. Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter, sebelum anak benar-benar berhenti minum obat ini. Biasanya dokter menyarankan untuk menurunkan dosis secara perlahan sebelum benar-benar berhenti. Tujuannya untuk mencegah gejala penarikan.
Anak mungkin mengalami beberapa efek samping saat menggunakannya, seperti:
- Merasa pusing.
- Mengantuk atau kelelahan.
- Mulut kering.
- Sakit perut termasuk diare (buang air besar encer).
Hubungi dokter anak jika mengalami efek samping seperti gemetar, agitasi, kegelisahan yang tidak biasa, kegembiraan berlebihan, kebingungan, mimpi buruk, depresi, sulit atau sering buang air kecil, serta penglihatan kabur. Download aplikasi Halodoc untuk mendapatkan update seputar isu kesehatan lainnya.