Bolehkah Ibu Hamil Melakukan Rontgen Dada?
Halodoc, Jakarta - Ketika seseorang mengidap sebuah penyakit, salah satu diagnosis yang dapat dilakukan adalah melakukan rontgen. Meski demikian, melakukan rontgen pada ibu hamil masih menjadi perdebatan. Sinar-X dari rontgen dan proses radiasi medis lainnya harus benar-benar diperhatikan ketika dilakukan pada ibu hamil. Rontgen yang dapat memberi dampak buruk bagi ibu hamil adalah rontgen dada, rontgen perut, dan CT scan.
Sinar-X ketika rontgen dilakukan dapat memberikan informasi penting pada dokter mengenai penyakit yang terjadi dan langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Pada rontgen, terutama rontgen dada, selain bermanfaat juga mungkin menyebabkan risiko tersendiri. Selain itu, risiko yang lebih besar adalah jika rontgen dilakukan pada perut ibu hamil.
Walau begitu, pertimbangan antara risiko dan manfaat yang ada harus dipikirkan secara matang. Risiko kecil mungkin tidak perlu dilakukan apabila dapat membahayakan. Hal yang terpenting adalah kamu memberitahu dokter tentang kehamilan yang sedang terjadi dan apakah dampak buruk yang terjadi dapat lebih banyak dibanding manfaatnya.
Baca Juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Lakukan Rontgen Paru-Paru
Dampak Rontgen Dada pada Ibu Hamil
Ketika ibu hamil menerima rontgen dada untuk mendeteksi penyakit, paparan sinar-X yang dipancarkan tidak mengarah ke janin di perut. Sangat kecil kemungkinannya cahaya tersebut dapat mencapai embrio. Di samping itu, cahaya tersebut tidak akan menyebabkan peningkatan risiko cacat lahir atau keguguran pada janin. Saat rontgen dilakukan, hal yang harus diperhatikan adalah takaran dosis yang diberikan.
Kamu mungkin tidak akan mengerti apabila tubuh kamu adalah radioaktif. Selain itu, banyak sumber radiasi alami yang sulit untuk dihindari. Janin yang sedang berkembang tidak akan menerima dosis yang dapat menyebabkan peningkatan risiko pertumbuhan yang tidak terukur.
Apabila ibu hamil sehat, muda, dan tidak mempunyai masalah terhadap sistem reproduksi atau mempunyai riwayat pada keluarga terhadap masalah reproduksi, risiko janin untuk mengidap cacat lahir adalah 3 persen dan keguguran mencapai 15 persen. Hal tersebut adalah risiko pada beberapa wanita ketika kehamilan terjadi dan hal tersebut tidak dapat diubah.
Baca Juga: 7 Penyakit Ini Bisa Diketahui dari Rontgen Dada
Melakukan Rontgen pada Ibu Hamil
Untuk melakukan rontgen pada ibu hamil, dokter akan menentukan seberapa besar radiasi yang akan diberikan. Semakin tinggi tingkat radiasi yang dikeluarkan, semakin besar risiko yang mungkin terjadi pada janin. Kebanyakan sinar-X ketika rontgen tidak akan memberi dampak pada bayi.
Kekuatan sinar-X diukur dalam satuan rad, yaitu unit yang digunakan untuk menunjukkan berapa banyak radiasi yang akan diserap oleh tubuh. Bayi yang masih di dalam kandungan yang terpapar sinar-X lebih dari 10 rad terbukti dapat meningkatkan risiko terhadap ketidakmampuan belajar dan masalah mata. Walau begitu, kebanyakan sinar-X yang dipancarkan tidak akan lebih dari 5 rad. Berikut adalah beberapa jumlah sinar-X ketika dilakukan:
-
60 milirad untuk rontgen dada.
-
290 milirad untuk rontgen perut.
-
800 milirad untuk pemeriksaan CT scan.
Walau begitu, ketika kehamilan terjadi, bayi akan terpapar sinar radiasi alami sekitar 100 milirad dari cahaya matahari dan lain-lain. Selain itu, walaupun risiko terpapar radiasi tersebut rendah, mungkin saja dokter akan menunda hal tersebut hingga bayi lahir. Pun, dokter selalu akan memastikan radiasi yang mungkin diterima janin dalam batas aman.
Baca Juga: Ini Berbagai Kondisi yang Dapat Diperiksa Melalui Rontgen Dada
Itulah pembahasan tentang rontgen dada pada ibu hamil. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal kehamilan, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan