Bisa Fatal, Waspada Komplikasi Karena Tetanus
Halodoc, Jakarta - Tetanus dapat terjadi ketika seseorang terinfeksi racun dari spora bakteri Clostridium tetani, yang sering ditemukan di tanah, debu, dan kotoran hewan. Ketika spora memasuki luka daging yang dalam, spora akan tumbuh menjadi bakteri yang menghasilkan racun kuat bernama tetanospasmin. Racun ini dapat merusak saraf dan mengendalikan otot-otot.
Jika dibiarkan, tetanus dapat menyebabkan komplikasi fatal, berupa:
-
Penyumbatan arteri paru-paru (emboli paru). Terjadi ketika gumpalan darah yang telah berpindah dari tempat lain di tubuh, sehingga memblokir arteri utama paru-paru atau salah satu cabangnya.
-
Kematian. Kejang otot akibat tetanus yang parah dapat mengganggu atau menghentikan pernapasan. Akibatnya, terjadi kekurangan oksigen, yang dapat sebabkan henti jantung.
-
Patah tulang. Tingkat keparahan kejang akibat tetanus juga dapat menyebabkan tulang belakang dan tulang lainnya patah.
Baca juga: Tetanus Rawan Terjadi di Kawasan Terjadinya Bencana
Cegah Komplikasi Tetanus dengan Mewaspadai Gejalanya
Untuk mencegah komplikasi tetanus, kamu perlu mewaspadai gejalanya. Gejala tetanus dapat muncul kapan saja, mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu setelah bakteri tetanus masuk ke tubuh melalui luka. Masa inkubasi tetanus rata-rata adalah 7-10 10 hari. Gejala umum tetanus meliputi:
-
Kejang dan kekakuan pada otot rahang (trismus).
-
Kekakuan otot leher.
-
Kesulitan menelan.
-
Otot perut menjadi kaku.
-
Kejang pada tubuh yang sakit, selama beberapa menit. Biasanya dipicu oleh kejadian kecil, seperti suara angin, suara keras, sentuhan fisik atau cahaya.
-
Demam.
-
Berkeringat.
-
Tekanan darah tinggi.
-
Detak jantung berjalan cepat.
Jika mengalami gejala tersebut, kamu sebaiknya download aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter lewat chat, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit. Dokter mungkin akan menyarankan kamu untuk mendapatkan vaksin tetanus. Diagnosis tetanus biasanya diketahui dengan melakukan pemeriksaan fisik, riwayat medis dan imunisasi, serta observasi gejala.
Baca juga: Tertusuk Paku, Ini Pertolongan Pertama untuk Atasi Tetanus
Apa Saja Obat-obatan yang Biasa Diberikan untuk Mengobati Tetanus?
Perlu diketahui bahwa orang yang telah diberi vaksin tetanus bukan berarti akan benar-benar bebas dari risiko penyakit ini. Jika dokter sudah memastikan diagnosis tetanus, biasanya dokter akan melakukan pengobatan yang berfokus pada penanganan komplikasi, hingga efek toksin tetanus benar-benar hilang. Obat-obatan yang biasanya diberikan adalah:
-
Antitoksin. Dokter mungkin akan memberikan antitoksin tetanus untuk imunoglobulin anti-tetanus. Namun, obat ini hanya dapat menetralisir racun yang belum terikat pada jaringan saraf.
-
Antibiotik. Obat ini biasanya diberikan dokter baik secara oral atau injeksi. Manfaatnya untuk melawan bakteri tetanus.
-
Vaksin. Semua orang yang mengalami tetanus harus menerima vaksin tetanus segera setelah terdiagnosis.
-
Obat penenang. Obat ini biasanya diberikan dokter yang cukup kuat untuk mengontrol kejang otot.
-
Obat lainnya, seperti magnesium sulfat dan beta blocker tertentu. Obat-obatan ini digunakan untuk mengatur aktivitas otot tidak sadar, seperti detak jantung dan pernapasan.
Baca juga: Vaksin Tetanus Wajib Diberikan pada Anak, Ini Alasannya
Itulah beberapa jenis obat yang akan diberikan dokter, untuk mengobati dan mewaspadai komplikasi berbahaya akibat tetanus. Agar kamu terhindar dari risiko komplikasi fatal, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter, ketika mengalami luka yang cukup dalam, agar kemungkinan terjadinya tetanus bisa diwaspadai. Apalagi jika kamu mengalami gejala tetanus yang telah dijelaskan tadi. Karena penyakit ini berbahaya, sebaiknya lakukan langkah pengobatan dengan cepat, dan jangan menyepelekannya.