Biopsi Dapat Deteksi Penyakit Kanker Tulang, Ini Prosedurnya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 November 2020
Biopsi Dapat Deteksi Penyakit Kanker Tulang, Ini ProsedurnyaBiopsi Dapat Deteksi Penyakit Kanker Tulang, Ini Prosedurnya

Halodoc, Jakarta - Kanker menjadi salah satu penyakit yang mengancam nyawa selain penyakit jantung, termasuk kanker tulang. Namun, deteksi dini bisa meminimalisir dampak negatif dan kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. Salah satu caranya adalah melalui prosedur biopsi tulang. Melalui prosedur ini, dokter bisa mengetahui apakah ada sel abnormal pada tulang.

Prosedur biopsi dilakukan dengan cara pengambilan sampel dari jaringan tulang, kemudian sampel akan diperiksa menggunakan mikroskop. Biasanya, jaringan tulang yang diambil sebagai sampel berasal dari lapisan tulang bagian luar. Dengan metode ini, dokter bisa mengevaluasi nyeri tulang, menentukan apakah tumor yang terdapat pada tulang bersifat jinak atau ganas, hingga mengetahui penyebab infeksi atau peradangan pada tulang.

Prosedur Biopsi Tulang

Berdasarkan prosedurnya, ternyata biopsi tulang dibagi menjadi dua jenis, yaitu biopsi jarum dan biopsi operasi. 

  • Biopsi Jarum

Metode biopsi ini dilakukan dengan mengambil sampel pada jaringan tulang menggunakan jarum khusus, bisa jarum halus atau jarum inti. Biasanya, dokter juga akan menggunakan alat CT scan atau X-ray sebagai alat bantu biopsi. Mulanya, dokter akan membuat sayatan kecil pada kulit. 

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Biopsi Kelenjar Getah Bening

Lalu, dokter akan memasukkan jarum ke dalam tulang guna mengambil sampel pada jaringan tulang yang dituju. Jika jaringan kecil, dokter akan menggunakan jarum yang lebih tipis, yang dikenal dengan prosedur fine needle biopsy. Sementara pada jaringan yang lebih besar, ukuran jarum biopsi pun lebih besar, yang dikenal dengan prosedur core needle biopsy.

  • Biopsi Operasi

Cara kedua adalah biopsi operasi, yang dilakukan dengan membuat sayatan berukuran kecil pada kulit, hingga bagian tulang yang terinfeksi terlihat. Lalu, dokter akan mengambil sampel dari sayatan tersebut. Setelah sampel berhasil diambil, sayatan akan ditutup dengan jahitan dan perban.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Melakukan Kolposkopi?

Baik prosedur biopsi tulang dengan jarum maupun operasi didahului dengan pemberian anestesi, bisa anestesi lokal, total, atau setengah badan yang dikenal dengan anestesi atau bius spinal. Kamu bisa melakukan prosedur ini di klinik atau rumah sakit yang telah memiliki fasilitas yang lengkap. 

Jika kamu memiliki pertanyaan seputar biopsi atau kanker tulang, kamu bisa bertanya langsung pada dokter spesialis tulang melalui aplikasi Halodoc. Nantinya, jika dokter menyarankan kamu untuk melakukan prosedur biopsi, kamu juga bisa membuat janji di rumah sakit terdekat via aplikasi Halodoc.

Perawatan Setelah Prosedur

Setelah biopsi dilakukan, kamu akan kembali dibawa ke ruang perawatan dan akan dipantau secara berkala detak jantung, tekanan darah, dan napas oleh tenaga medis. Jika kondisimu telah membaik dan lebih stabil, kamu bisa langsung kembali ke rumah di hari yang sama atau menginap satu malam di rumah sakit. 

Baca juga: Lakukan Biopsi untuk Mendeteksi Kanker Vulva

Sebelum pulang, umumnya kamu akan diberikan petunjuk oleh dokter bagaimana melakukan perawatan luka pascaoperasi di rumah. Jika kamu melakukan prosedur biopsi operasi, dokter akan menjadwalkan pertemuan berikutnya guna melepas benang jahitannya. Jika memang dibutuhkan, dokter juga akan meresepkan obat pereda nyeri guna mengurangi rasa nyeri yang terkadang muncul setelah operasi. 

Risiko dan komplikasi biopsi untuk kanker tulang terbilang rendah. Meski begitu, kamu tetap tidak boleh mengabaikannya. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi setelah prosedur ini, termasuk memar dan rasa tidak nyaman pada area bekas biopsi, perdarahan terus-menerus, patah tulang, atau infeksi pada luka biopsi atau tulang.

Referensi:
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2020. Bone Biopsy.
Cancer Research UK. Diakses pada 2020. Bone Biopsy.