Berpikir Keras Sebabkan Kelelahan, Ini Penjelasannya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 Februari 2023

“Berpikir keras dapat menyebabkan penumpukan glutamat di otak. Untuk situasi jangka pendek hal ini bisa memicu perilaku impulsif, atau bahkan penyakit Alzheimer dalam jangka panjang.”

Berpikir Keras Sebabkan Kelelahan, Ini PenjelasannyaBerpikir Keras Sebabkan Kelelahan, Ini Penjelasannya

Halodoc, Jakarta –   Pernah enggak kamu merasakan kelelahan yang luar biasa, padahal kamu hanya duduk depan laptop sambil bekerja? Kebanyakan orang mengira aktivitas fisiklah yang mengakibatkan kelelahan. Padahal, berpikir keras juga dapat menyebabkan kelelahan.

Berpikir keras dapat mengubah metabolisme otak sehingga terjadi penumpukan neurotransmitter yang disebut glutamat di korteks prefrontal. Nah, hal inilah yang menyebabkan kelelahan.

Berpikir Keras Menyebabkan Penumpukan Glutamat di Otak

Dalam jurnal ilmiah berjudul A neuro-metabolic account of why daylong cognitive work alters the control of economic decisions yang dipublikasikan di Current Biology, disebutkan bahwa berpikir keras selama lebih dari 6 jam menyebabkan penumpukan glutamat pada korteks prefrontal otak.  

Glutamat merupakan molekul yang terlibat dalam pembelajaran dan memori. Ini dapat menjadi racun buat otak. Kelelahan merupakan bentuk adaptasi untuk mengurangi akumulasi glutamat. Dengan kata lain, perasaan lelah itu bisa menjadi cara otak untuk menyuruh kamu berhenti bekerja, supaya kadar glutamat tidak naik lebih tinggi.

Korteks prefrontal adalah bagian dari otak yang berfungsi untuk mengontrol kognitif. Ini memungkinkan orang untuk menekan impulsnya. Penumpukan glutamat pada area otak ini dapat menghentikan refleks tersebut. Membuat orang yang mengalami kelelahan akibat berpikir keras cenderung impulsif. 

Impulsif di sini dalam arti kamu cenderung untuk melakukan hal-hal yang dapat memberikan rasa senang sementara. Bila ini diteruskan, dapat memberikan dampak negatif. 

Contoh nyatanya, ketika kamu sudah merasa sangat lelah karena berpikir keras atau bekerja terlalu lama, kamu merasa kamu layak untuk makan fast food. Dalam bayanganmu, fast food dapat memberikan rasa senang. Contoh lainya, melewatkan olahraga karena tidur sepertinya lebih enak sehabis bekerja seharian. 

Tubuh akan memberikan reaksi ketika kamu sudah bekerja atau berpikir keras melampaui kemampuan tubuh. Beberapa tandanya adalah pelebaran pupil yang berkurang dan bersikap impulsif.

Selain itu, beberapa tanda lain yang menunjukkan kelelahan sebagai akibat dari berpikir keras adalah:

  • Mood lemah dan lesu. 
  • Perasaan cemas yang berkepanjangan.
  • Tidak bisa berpikir jernih. 
  • Lekas marah. 
  • Kesulitan memproses dan mengelola emosi.
  • Penurunan motivasi atau produktivitas kerja.
  • Kesulitan berkonsentrasi dan mengingat informasi.

Mengistirahatkan Diri dari Berpikir Keras

Jika kamu mengalami tanda-tanda kelelahan demikian, tidak ada cara lain untuk mengatasinya selain beristirahat. Konsentrasi glutamat akan menurun selama tidur. Tidur yang cukup dan teratur adalah hal mendasar yang dapat melawan kelelahan akibat berpikir keras. 

Menghindari multitasking juga dapat mencegah otak mengalami kelelahan. Perpindahan dari mengerjakan tugas yang satu ke tugas yang lain dapat memicu penumpukan glutamat. Multitasking bukanlah bentuk produktivitas melainkan memicu kelelahan datang lebih cepat.

Tidur juga bukan satu-satunya cara untuk lepas dari kelelahan otak. Melakukan olahraga dapat membantu menyegarkan pikiran. Sebagai pekerja urban yang selalu disibukkan dengan kerja di balik laptop, kamu perlu benar-benar memahami kondisi ini. Soalnya, penumpukan glutamat di otak juga berdampak pada kesehatan dalam jangka panjang.

Kelebihan glutamat bersifat eksitotoksik, artinya dalam jangka panjang dapat meningkatkan neurodegenerasi. Itu berarti fungsi otak mengalami penurunan karena kehilangan sel saraf secara progresif. Neurodegenerasi adalah salah satu penyebab kondisi penyakit Alzheimer dan demensia.

Itulah informasi mengenai berpikir keras bisa menyebabkan kelelahan. Kalau kamu butuh informasi lebih lanjut mengenai hal ini, tanyakan saja langsung ke dokter lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga ya!

Referensi:
Current Biology. Diakses pada 2023. A neuro-metabolic account of why daylong cognitive work alters the control of economic decisions.
WebMD. Diakses pada 2023. Tired After a Long Day of Thinking Hard? Here’s Why.
Healthline. Diakses pada 2023. How to Treat and Prevent Mental Exhaustion.
Nature. Diakses pada 2023. Why thinking hard makes us feel tired.
Healthline. Diakses pada 2023. Why Thinking Hard Can Make You Feel Tired.
Big Think.com. Diakses pada 2023. Why does thinking hard make us tired?Neuro Science News. Diakses pada 2023. Why Thinking Hard Makes You Tired.