Berisiko Kena Aritmia, Hindari Kegiatan Ini
Halodoc, Jakarta - Jantung merupakan salah satu organ yang penting bagi tubuh. Banyak kelainan yang dapat menyerang organ satu ini, salah satunya adalah aritmia. Kondisi ini terjadi ketika irama jantung mengalami masalah pada detakan, baik itu terlalu cepat, terlalu lambat, atau pun detakan yang tidak teratur.
Aritmia merupakan kelainan yang umum terjadi dan dapat menyerang semua orang pada usia berapa pun. Aritmia dapat menyerang tanpa menunjukkan gejala tertentu, sehingga pengidapnya mungkin saja tidak menyadari telah terserang oleh kelainan irama jantung tersebut. Munculnya gejala juga tidak secara langsung menjadi tanda bahwa kondisi jantung sudah sangat bermasalah.
Gejala yang mungkin terjadi pada seseorang yang mengidap aritmia adalah:
-
Detak jantung terasa lebih cepat dibanding biasa.
-
Detak jantung terasa lebih lambat dibanding biasa.
-
Dada sering terasa berdebar-debar.
-
Kelelahan.
-
Sesak napas.
-
Dada terasa nyeri.
Apabila gejala-gejala tersebut terjadi pada kamu, segeralah untuk memeriksakan diri pada dokter. Karena jika dibiarkan, lama-kelamaan akan bertambah parah. Bahkan, bisa saja menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Kegiatan yang Dapat Memicu Penyakit Aritmia
Aritmia dapat disebabkan oleh hal-hal atau kegiatan tertentu. Hal-hal tersebut dapat meningkatkan risiko seseorang terserang kelainan detak jantung ini. Hal-hal yang harus kamu hindari, adalah:
-
Menggunakan Narkoba atau Zat-zat Tertentu
Seseorang yang menggunakan narkoba atau zat-zat lainnya dapat memicu penyakit aritmia. Penggunaan narkoba jenis amfetamin dan kokain dapat memengaruhi cara kerja jantung, sehingga dapat meningkatkan risiko aritmia pada seseorang.
-
Mengonsumsi Alkohol Secara Berlebihan
Seseorang yang mengonsumsi alkohol secara berlebihan dan dalam jangka panjang dapat menjadi pemicu penyakit aritmia. Hal tersebut timbul karena pengaruh dari impuls listrik di jantung yang membuat seseorang mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengidap aritmia.
-
Mengonsumsi Obat-obatan
Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan efek samping tertentu, salah satunya adalah penyakit aritmia. Bahkan, dari obat-obatan untuk penyakit ringan, seperti obat batuk dan pilek, juga dapat menyebabkan kelainan pada irama jantung ini terjadi.
-
Mengonsumsi Kafein dan Merokok Secara Berlebihan
Salah satu hal yang dapat menjadi pemicu penyakit aritmia adalah mengonsumsi kafein secara berlebihan dan merokok. Dua hal ini dapat membuat detak jantung lebih cepat dari biasanya dan dapat menyebabkan aritmia.
Pengobatan Aritmia
Ketika ingin mengatasi aritmia, umumnya harus dilihat dulu gejala aritmia yang dialami pengidapnya. Apakah akan berpotensi untuk menjadi lebih buruk atau tidak? Jenis-jenis pengobatan aritmia yang mungkin dilakukan, antara lain:
-
Diberikan obat-obatan. Dokter mungkin akan memberikan obat untuk menjaga denyut jantung tetap normal, agar aritmia tidak terjadi. Jenis obat-obatan yang dapat memberikan efek tersebut adalah aspirin, rivaroxaban, dan warfarin. Selain itu, obat-obatan tersebut dapat menurunkan risiko terjadinya penggumpalan darah dan stroke.
-
Kardioversi. Apabila aritmia tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, dokter akan melakukan kardioversi, yaitu kejutan listrik ke dada pengidapnya, agar denyut jantung kembali normal. Kardioversi umumnya diberikan pada seseorang yang mengidap detak jantung lebih cepat dari normal.
-
Alat pacu jantung. Alat pacu jantung akan dipasang di bawah kulit dada yang berguna untuk mendeteksi ritme jantung. Alat ini berguna untuk mengirim sengatan listrik ke jantung untuk mengembalikan ritme jantung ke normal jika aritmia terjadi.
Itulah kegiatan-kegiatan yang dapat membuat seseorang mengidap aritmia. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal kelainan aritmia, kamu dapat bertanya pada dokter dari Halodoc. Komunikasi dengan dokter bisa dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga dapat membeli obat yang sedang dibutuhkan dan pesanan akan langsung di antar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download segera di Google Play atau App Store!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan