Berbagai Dampak Kekerasan Emosional yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Kekerasan, apapun bentuknya, tetap akan memberikan dampak yang signifikan, terlebih bagi kesehatan mental. Seperti pula kekerasan emosional, suatu bentuk kekerasan yang serius yang bisa terjadi sebelum, selama, atau setelah periode terjadinya kekerasan fisik pada seseorang.
Seseorang bisa saja mengalami pelecehan atau kekerasan secara emosional dari orang lain yang berbeda sepanjang hidup. Sumbernya bisa saja dari orangtua, pasangan (suami, istri, atau kekasih), teman, hingga rekan kerja. Menurut National Domestic Violence Hotline, beberapa tanda terjadinya kekerasan emosional dalam hubungan pernikahan yang bisa kamu kenali, yaitu:
- Menggunakan senjata sebagai alat untuk mengancam.
- Melakukan penghinaan dan kritik secara terus-menerus.
- Melarang pasangan untuk pergi keluar rumah.
- Mengancam akan menyakiti anak, hewan peliharaan, atau anggota keluarga pasangan.
- Menuntut untuk mengetahui lokasi pasangan setiap saat.
- Mencoba mengisolasi atau menjauhkan pasangan dari keluarga atau teman.
- Selalu mencoba untuk mengontrol pasangan.
- Sulit untuk percaya dan bersikap posesif.
Baca juga: Awas, Inilah Tanda Kekerasan Emosional dalam Hubungan
Apabila kamu mendapati pasanganmu memiliki salah satu dari beberapa gejala tersebut, artinya kamu telah mengalami kekerasan secara emosional. Kamu bisa segera mencari pertolongan atau mungkin bertanya pada psikolog melalui aplikasi Halodoc, tentang penanganan pertama yang bisa kamu lakukan.
Dampak Kekerasan Emosional
Pelecehan atau kekerasan secara emosional bisa jadi sangat sulit diterima jika kamu adalah korbannya. Mulanya, kamu bisa saja mengelak atau melakukan penyangkalan, bahwa kamu telah terlibat dengan hubungan yang cenderung mengarah pada kondisi ini. Pasalnya, akan muncul rasa malu, kebingungan, takut, hingga putus asa bagi setiap orang yang terlibat dalam hubungan tidak sehat ini.
Baca juga: Waspadai, tipe-Tipe Perselingkuhan yang Seringkali Terjadi
Kamu pun bisa mengalami gangguan kecemasan berlebihan, rasa sakit dan nyeri pada tubuh, sulit untuk berkonsentrasi, perubahan suasana hati yang sangat cepat, sulit tidur, mimpi buruk, hingga mengalami ketegangan otot. Sayangnya, semakin lama kekerasan emosional ini kamu alami, akan semakin lama pula efek ini kamu rasakan.
Studi yang dipublikasikan dalam Violence and Victims menyebutkan bahwa pelecehan emosional yang parah sama kuatnya dengan penganiayaan fisik. Seiring waktu, keduanya dapat mengakibatkan hilangnya harga diri hingga terjadinya depresi. Kamu pun bisa rentan mengalami sakit kronis, gelisah sepanjang waktu, hingga penarikan diri dari aktivitas sosial yang berujung pada kesepian.
Sementara itu, anak-anak yang mengalami kekerasan secara emosional dapat mengembangkan dampak, seperti merasa tidak berharga, kesulitan mengatur emosi, sulit membangun kepercayaan, baik pada diri sendiri maupun orang lain, regresi, gangguan tidur, hingga kesulitan untuk berhubungan sosial dengan orang lain.
Baca juga: Selingkuh Perasaan Tanpa Disadari, Salahkah?
Ketika seorang anak bertumbuh dewasa, mereka mungkin akan mengembangkan efek lain karena kekerasan emosional yang pernah mereka alami. Anak-anak yang mengalami kekerasan emosional lebih cenderung menunjukkan perilaku tidak baik dan terlibat dalam hubungan yang buruk. Bahkan, ada kecenderungan mereka akan mengalami kondisi yang sama dalam kehidupan dewasa.
Pada beberapa kasus, pelecehan secara emosional dapat mengakibatkan terjadinya gangguan stres pascatrauma atau PTSD. Seseorang yang berhasil bertahan dari kondisi pelecehan emosional mungkin tidak akan berisiko mengalami PTSD. Namun, jika pun terjadi, gejalanya bisa berupa pikiran yang selalu negatif, mudah marah, insomnia dan mimpi buruk, dan mudah terkejut.