Berapa Banyak Dosis Vaksin Pfizer yang Dibutuhkan untuk Mencegah Corona?
Halodoc, Jakarta - Lebih dari setengah tahun sudah dunia bertarung melawan pandemi COVID-19. Para ilmuwan dari berbagai penjuru dunia terus bekerja keras, bahkan seakan berlomba menciptakan vaksin untuk memerangi virus corona. Salah satunya adalah vaksin COVID-19 buatan raksasa farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer.
Dalam pengembangannya, vaksin Pfizer dilaporkan menunjukkan hasil positif. Mengutip laman First Post, CEO Pfizer, Albert Bourla, mengatakan bahwa jika tidak ada hambatan, vaksin COVID-19 buatan mereka bisa siap pada akhir Oktober 2020 mendatang. Lantas, apakah vaksin Pfizer bisa menjadi solusi untuk mengakhiri pandemi COVID-19?
Baca juga: Ini Cara Virus Corona Menyerang Tubuh
Dibutuhkan Dua Dosis Vaksin Pfizer untuk Mencegah Corona
Pfizer memperkenalkan vaksin uji cobanya sebagai BNT162B1. Mereka menyebut penelitian memperlihatkan adanya respons antibodi yang tinggi, pada dosis yang relatif rendah. Meski begitu, hingga saat ini vaksin Pfizer masih dalam uji klinis tahap 3, dengan total 30 ribu sukarelawan.
Dosis vaksin Pfizer yang diperlukan agar ampuh mencegah corona adalah sebanyak dua dosis, dengan jeda waktu pemberian selama 21 hari.
Vaksin Pfizer ini mengandalkan RNA duta (messenger-RNA) yang terkait dengan DNA. Dengan kode genetik yang dimasukkan ke dalam sel manusia dan membuatnya menghasilkan antibodi yang disesuaikan khusus dengan corona. Sebelumnya, sudah ada sekitar 23 proyek vaksin COVID-19 yang diluncurkan dan telah melalui uji klinis.
Dua di antaranya adalah vaksin milik Moderna (Amerika Serikat) dan vaksin kerja sama Universitas Oxford dengan perusahaan Inggris-Swedia AstraZeneca. Selain itu, perusahaan CanSinoBIO juga disebut telah mengembangkan vaksin, dan diujicobakan ke tentara China.
Baca juga: Ini Masker yang Tepat untuk Cegah Virus Corona
Mengapa Vaksin Pfizer Perlu Diberikan dalam Dua Dosis?
Jika vaksin Pfizer ternyata ampuh untuk mencegah virus corona, maka dalam pelaksanaannya akan dibutuhkan dua dosis atau dua kali pemberian. Pertanyaannya, mengapa harus dua dosis? Sebenarnya, bukan hal yang aneh jika vaksin COVID-19 nantinya, entah buatan Pfizer atau bukan, perlu diberikan dalam dua dosis.
Para ahli menilai pemberian dua dosis adalah wajar. Mengingat banyak vaksin lain, seperti cacar air, hepatitis A, dan herpes zoster, yang membutuhkan dua dosis vaksin. Beberapa juga ada yang membutuhkan lebih dari dua dosis, seperti vaksin DTaP untuk difteri, tetanus dan pertusis.
Pemberian dua dosis tentunya mempertimbangkan aspek efektivitas. Jika berkaca pada vaksin-vaksin yang sudah lama beredar dan perlu diberikan lebih dari satu dosis, maka tujuannya sama agar efektivitas perlindungan yang diberikan vaksin bisa maksimal.
Kekhawatiran Jika Vaksin COVID-19 Perlu Diberikan dalam Dua Dosis
Vaksin COVID-19 diperkirakan perlu diberikan dalam dua dosis. Ketika vaksinnya sudah siap, maka ada pekerjaan berat yang menanti. Pemberian vaksin sebanyak dua dosis artinya perlu usaha ekstra untuk meyakinkan banyak orang mendapatkan vaksin tersebut.
Masalah lainnya yang perlu diperhatikan adalah jeda waktu pemberian vaksin. Adanya rentang waktu pemberian vaksin membuat orang harus mengingat tanggal pemberian vaksin dan kapan jadwal berikutnya. Tentu besar kemungkinan mereka harus merasakan efek samping dari vaksin dua kali.
Baca juga: 3 Fakta Terbaru Penyebaran Virus Corona
Selain itu, menurut ahli kebijakan kesehatan masyarakat Vanderbilt University, Kelly Moore, pemberian vaksin COVID-19 sebanyak dua dosis akan menimbulkan masalah dalam hal logistik atau distribusi vaksin ke seluruh dunia. Bisa dikatakan, vaksin COVID-19 akan jadi program vaksinasi terbesar dan terumit dalam sejarah manusia.
Lalu, apa yang perlu dilakukan hingga vaksin COVID-19 benar-benar siap? Tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Jika merasa ada keluhan kesehatan, segera download aplikasi Halodoc untuk membicarakannya pada dokter, ya.