Bentuk Pelecehan Seksual yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Pelecehan seksual bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pria dan wanita. Dikutip dari artikel Komnas Perempuan mengenai bentuk-bentuk pelecehan seksual, pelecehan seksual didefinisikan sebagai tindakan seksual lewat sentuhan fisik maupun non-fisik dengan sasaran organ seksual atau seksualitas korbannya.
Beberapa kasus pelecehan seksual kerap diabaikan dan dianggap sepele oleh pelakunya. Padahal, perilaku ini tentu tidak bisa dibiarkan. Tidak sedikit korban pelecehan seksual yang mengalami trauma yang berkepanjangan. Berikut ini bentuk-bentuk pelecehan seksual yang perlu diwaspadai.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele, 5 Gurauan Ini Termasuk Pelecehan Seksual
Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual
Sampai sekarang, banyak orang yang belum memahami perilaku apa saja yang masuk ke dalam kategori pelecehan seksual. Berikut ini kategori pelecehan seksual yang perlu diketahui:
- Perilaku Menggoda
Perilaku menggoda ditandai dengan perilaku seksual yang menyinggung, tidak pantas, dan tidak diinginkan oleh korban. Contohnya, menggoda seseorang hingga membuatnya risih, memaksa seseorang untuk melakukan hal yang tidak disukainya, dan ajakan lain yang tidak pantas atau diinginkan seseorang.
- Pelanggaran Seksual
Perilaku ini berupa pelanggaran seksual berat seperti, menyentuh, merasakan, atau meraih secara paksa, serta penyerangan seksual yang tidak pantas atau diinginkan oleh seseorang.
- Pelecehan Gender
Perilaku ini berupa pernyataan seksis yang menghina atau merendahkan seseorang karena jenis kelamin yang dimilikinya. Contohnya, komentar yang menghina, gambar atau tulisan yang merendahkan, lelucon cabul atau candaan tentang seks.
- Pemaksaan Seksual
Perilaku ini terkait seks yang disertai ancaman hukuman. Artinya, seseorang dipaksa melakukan perilaku yang tidak diinginkannya. Jika tidak, ia diberi ancaman hukuman tertentu. Bisa berupa pencabutan promosi kerja, evaluasi kerja yang negatif, ancaman terhadap keselamatan diri atau keluarga, hingga ancaman teror dan pembunuhan.
- Penyuapan Seksual
Perilaku ini berupa permintaan aktivitas seksual dengan janji imbalan yang dilakukan secara terang-terangan. Misalnya seorang wanita/pria mengajak seorang anak melakukan hubungan intim dengan iming-iming uang, asalkan ia tidak memberitahukannya kepada orang lain.
Baca juga: 6 Trauma Akibat Kekerasan Seksual
Pelecehan seksual juga bisa dibedakan menurut perilakunya. Melansir dari Rainn Organization, bentuk pelecehan seksual menurut perilakunya, yaitu:
- Komentar dan lelucon seksual tentang tubuh seseorang;
- Memberikan siulan pada orang lain di depan umum;
- Ajakan berhubungan intim atau tindakan seksual lainnya;
- Menyebarkan rumor tentang aktivitas seksual orang lain;
- Menyentuh diri sendiri secara seksual di depan orang lain;
- Berbicara tentang kegiatan seksual dirinya sendiri di depan orang lain;
- Sentuhan seksual, yaitu menyentuh bagian tubuh seseorang tanpa izin;
- Menampilkan gambar, video, cerita, atau benda seksual pada orang lain.
Kalau kamu menghadapi situasi-situasi di atas, berikut tindakan yang bisa kamu lakukan.
Tips Menghadapi Pelecehan Seksual
Membiarkan pelecehan seksual bukanlah solusi yang baik. Sekecil apa pun bentuknya, pelecehan seksual tidak boleh dibiarkan. Berikut ini hal yang bisa dilakukan jika menghadapi pelecehan seksual:
- Jika mendapat ajakan seksual, katakanlah “tidak” secara tegas.
- Mencari tahu siapa yang bertanggung jawab untuk menangani pelecehan seksual di wilayahmu. Ini dilakukan untuk mencegah kasus pelecehan yang sama di kemudian hari.
- Jangan menyimpan pengalaman pelecehan seksual seorang diri. Ceritakan pada orang terdekat atau orang yang dipercaya. Cara ini dilakukan untuk mendapat dukungan moril dari orang lain, serta melindungi orang lain agar tidak menjadi korban berikutnya.
- Jika kamu mengalami tekanan psikologis setelah menghadapi pelecehan seksual, segeralah berbicara ke psikolog/psikiater.
Baca Juga: Memberi Penjelasan pada Anak soal Pelecehan Seksual
Kalau kamu butuh berbicara mengenai pelecehan seksual dengan psikolog/psikiater, kamu bisa memanfaatkan aplikasi Halodoc. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi psikolog/psikiater melalui Chat, dan Voice/Video Call.