Benjolan di Leher Kanan, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

10 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   27 Februari 2025

Benjolan di leher kanan bisa bersifat jinak maupun ganas.

Benjolan di Leher Kanan, Ini Penyebab dan Cara MengatasinyaBenjolan di Leher Kanan, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

DAFTAR ISI

  1. Penyebab Munculnya Benjolan di Leher Sebelah Kanan
  2. Benjolan di Leher Kanan pada Anak
  3. Penanganan Benjolan di Leher
  4. Ciri-Ciri Benjolan yang Tidak Berbahaya
  5. Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
  6. Apa Kata Riset?

Benjolan di leher kanan dapat muncul tiba-tiba dan menyebabkan kekhawatiran bagi banyak orang. 

Ada berbagai kondisi yang bisa menyebabkan benjolan, mulai dari yang tidak berbahaya hingga yang memerlukan penanganan medis serius. 

Mengenali penyebab dan memahami cara penanganan yang tepat adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. 

Penyebab Munculnya Benjolan di Leher Sebelah Kanan

Terdapat berbagai kondisi medis yang bisa menyebabkan munculnya benjolan di leher sebelah kanan.

Masing-masing kondisi tentu saja memiliki karakteristik dan penanganan yang berbeda. Berikut adalah berbagai penyebabnya:

1. Gondok (goiter)

Gondok terjadi akibat pembesaran kelenjar tiroid. Penyebabnya bisa karena defisiensi yodium, penyakit Graves, atau nodul tiroid.

Selain pembengkakan yang terlihat di leher, gondok juga bisa membuat pengidapnya kesulitan menelan atau bernapas.

Hal ini terjadi terutama jika kelenjar tiroid membesar secara signifikan.

2. Infeksi virus dan bakteri

Infeksi seperti mononukleosis, yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr atau tonsillitis (radang amandel) juga bisa menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di leher.

Selain benjolan leher kanan, pembengkakan kelenjar ini biasanya disertai dengan gejala lain seperti demam, sakit tenggorokan, kelelahan, dan sakit kepala.

3. Kanker

Benjolan di leher kanan juga bisa mengindikasikan kanker. Berikut jenis kanker yang bisa memicu benjolan pada leher:

  • Kanker kelenjar ludah: Kanker ini dapat mengembangkan massa atau benjolan di dalam atau di sekitar kelenjar ludah pada leher.
  • Kanker tiroid: Biasanya ditandai dengan benjolan di leher yang terasa keras dan tidak bergerak saat disentuh.
  • Limfoma Hodgkin: Salah satu jenis kanker kelenjar getah bening yang sering terlihat sebagai pembengkakan kelenjar di leher, ketiak, atau selangkangan.

4. Kista

Kista juga bisa menyebabkan benjolan di leher kanan. Nah, ini beberapa jenis kista yang bisa memicu pembentukan benjolan:

  • Kista brankial: Terbentuk sebagai sisa perkembangan embrionik dan terletak di samping leher.
  • Kista epidermoid: Terbentuk dari sel-sel kulit yang terperangkap dan berkembang di bawah kulit dan berisikan materi keratin.

Kista ini bisa tumbuh perlahan dan biasanya tidak menyakitkan, kecuali jika terinfeksi.

Jika infeksi terjadi, pengidapnya mungkin memerlukan pengangkatan bedah atau drainase.

5. Lipoma

Lipoma adalah tumor jinak dari lemak yang berada di bawah kulit. Ciri-ciri benjolan lipoma yakni terasa lunak, bergerak saat disentuh, dan biasanya tidak menyakitkan.

Lipoma tidak berbahaya kecuali jika ukurannya besar atau menekan struktur lain, di mana mungkin diperlukan eksisi. Simak informasi lebih dalam tentang Lipoma – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatannya berikut ini.

6. Nodul tiroid

Ini adalah benjolan kecil pada kelenjar tiroid yang dapat berisi cairan atau jaringan tiroid yang keras.

Sebagian besar nodul tiroid tidak bersifat kanker. Namun, beberapa mungkin memerlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti biopsi untuk mengesampingkan kanker.

7. Pembengkakan kelenjar getah bening

Pembengkakan ini biasanya merupakan respons terhadap infeksi, peradangan, atau, dalam kasus yang jarang, kanker.

Kelenjar getah bening yang membengkak mungkin disertai rasa sakit jika disebabkan oleh infeksi, atau tidak sakit jika disebabkan oleh kondisi seperti limfoma.

Benjolan di Leher Kanan pada Anak

Benjolan di leher kanan pada anak seringkali menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua. Beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan hal ini, yaitu:

1. Infeksi bakteri

Infeksi bakteri sering menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening sebagai respons imun tubuh terhadap infeksi. 

Kelenjar yang terinfeksi biasanya terasa sakit saat disentuh dan bisa disertai gejala demam, kelelahan, dan sakit kepala.

Pengobatan umumnya melibatkan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi.

Anak juga wajib beristirahat dan mendapatkan asupan nutrisi yang baik untuk mendukung pemulihan kekebalan tubuhnya.

2. Kanker

Walaupun lebih jarang daripada pada orang dewasa, anak-anak dapat mengembangkan beberapa jenis kanker dan menyebabkan benjolan di leher.

Contoh kanker yang bisa terjadi adalah kanker tiroid dan kanker kelenjar ludah.

Tanda-tanda kanker bisa termasuk benjolan yang keras, tidak bergerak saat disentuh, dan tidak menimbulkan rasa sakit. 

Diagnosis dini sangat penting dan biasanya melibatkan serangkaian tes diagnostik seperti ultrasonografi, MRI, atau biopsi.

Penanganan kanker pada anak mungkin meliputi kombinasi dari pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi, tergantung pada jenis dan tahap kanker.

3. Kista dan nodul

Beberapa anak lahir dengan kista seperti kista dermoid atau kista brankial yang berkembang selama masa embrio. 

Kista ini muncul sebagai benjolan lunak yang bisa berisi cairan atau jaringan lain.

Meskipun mayoritas benjolan kista yang tidak berbahaya, dokter mungkin menyarankan agar diangkat supaya tidak menyebabkan ketidaknyamanan atau berkembang menjadi infeksi.

4. Penyakit autoimun

Tiroiditis Hashimoto adalah contoh penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang kelenjar tiroid, sehingga menyebabkan peradangan dan pembengkakan.

Gejala umumnya termasuk kelelahan, perubahan berat badan, dan pembengkakan di leher.

Penanganan melibatkan penggunaan obat-obatan untuk mengatur fungsi tiroid dan mengurangi inflamasi.

5. Pembesaran kelenjar ludah

Pembesaran kelenjar ludah pada anak-anak bisa terjadi karena infeksi, penyumbatan oleh batu saluran ludah, atau kondisi lainnya.

Gejalanya termasuk pembengkakan di leher di bawah rahang, rasa sakit saat makan atau membuka mulut, dan dalam beberapa kasus, demam. 

Pengobatan dapat meliputi antibiotik untuk infeksi dan prosedur untuk menghilangkan penyumbatan jika diperlukan.

Penting bagi orang tua untuk memantau gejala yang menyertai benjolan di leher kanan pada anak dan berkonsultasi dengan dokter anak untuk penilaian lebih lanjut.

Terutama jika benjolan tersebut cepat tumbuh, tidak hilang, atau disertai gejala yang mengkhawatirkan. 

Diagnosis dini dan penanganan yang tepat adalah kunci untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan anak.

Untuk lebih memahaminya, kamu bisa membaca seputar Kanker Kelenjar Air Liur berikut ini.

Penanganan Benjolan di Leher

Penanganan benjolan leher kanan harus disesuaikan berdasarkan diagnosis medis yang akurat. 

Berikut ini adalah metode-metode penanganan yang umum digunakan berdasarkan diagnosis dokter:

1. Antibiotik dan antiinflamasi

Penggunaan antibiotik ditujukan untuk diagnosis benjolan leher kanan akibat infeksi bakteri.

Dokter bisa meresepkan obat antiinflamasi untuk mengurangi peradangan dan nyeri terkait dengan infeksi tersebut.

Antibiotik bisa dokter berikan dalam bentuk pil oral atau injeksi, tergantung pada keparahan infeksi. 

2. Biopsi dan eksisi

Proses ini melibatkan pengambilan sampel jaringan dari benjolan untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium. 

Biopsi dapat membantu menentukan apakah benjolan tersebut bersifat jinak atau ganas.

Jika benjolan terbukti mengganggu atau berpotensi berbahaya, prosedur bedah mungkin diperlukan untuk menghilangkan benjolan tersebut. 

Eksisi dilakukan di bawah anestesi lokal atau umum, tergantung pada ukuran dan lokasi benjolan.

3. Kemoterapi dan terapi radiasi

Kemoterapi digunakan untuk mengobati kanker dengan menggunakan obat-obatan yang membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker. 

Kemoterapi bisa diberikan secara sistemik (melalui aliran darah untuk mempengaruhi seluruh tubuh) atau lokal.

Sedangkan terapi radiasi melibatkan penggunaan radiasi untuk membunuh sel kanker. Terapi ini sering digunakan untuk kanker tiroid atau jenis kanker lain di leher.

4. Kauterisasi dan krioterapi

Kauterisasi menggunakan suhu panas atau zat kimia untuk membakar dan menghilangkan jaringan abnormal atau merusaknya sehingga jaringan tersebut mati.

Sementara itu, krioterapi adalah kebalikannya. Prosedur ini menggunakan suhu dingin ekstrem untuk membekukan dan menghancurkan kista atau nodul.

Kedua metode ini sering digunakan untuk lesi yang lebih kecil dan lebih permukaan.

5. Pemeriksaan patologi dan pencitraan

Setelah biopsi, sampel jaringan dikirim ke laboratorium patologi untuk dianalisis di bawah mikroskop oleh seorang patolog.

MRI atau CT scan juga sering dokter gunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail dari struktur internal leher. 

Pencitraan ini penting untuk menentukan ukuran, lokasi, dan karakteristik benjolan, serta untuk merencanakan prosedur bedah jika diperlukan.

6. Kompres hangat

Perawatan rumahan ini juga bisa kamu coba untuk mengurangi ketidaknyamanan. 

Kompres bisa diterapkan pada area yang terkena untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri. 

Panas dari kompres membantu meningkatkan sirkulasi darah ke area tersebut, sehingga mempercepat proses penyembuhan.

Basahi handuk dengan air hangat (bukan panas) dan tempelkan pada area yang sakit selama beberapa menit. Lakukan cara ini beberapa kali sehari.

Ciri-Ciri Benjolan yang Tidak Berbahaya

Tak semua benjolan di leher kanan berbahaya. Ada juga tanda-tanda benjolan yang tak perlu kamu khawatirkan karena umumnya bisa menghilan dengan sendirinya. 

Pahami ciri-ciri benjolan yang tidak berbahaya agar kamu bisa mencari tindakan yang tepat: 

1. Pertumbuhan lambat

Benjolan yang tumbuh secara perlahan, biasanya selama beberapa bulan hingga tahun, seringkali bersifat jinak. Pertumbuhan yang lambat ini menunjukkan bahwa benjolan tersebut tidak agresif.

2. Tidak menyebabkan rasa sakit

Benjolan jinak biasanya tidak disertai dengan rasa sakit. Jika benjolan tidak menyebabkan ketidaknyamanan saat disentuh atau ditekan, kemungkinan besar itu adalah tanda yang baik bahwa benjolan tersebut tidak berbahaya.

3. Tidak ada perubahan warna kulit

Kulit di atas atau sekitar benjolan yang tidak mengalami perubahan warna biasanya menunjukkan bahwa benjolan tersebut jinak.

Benjolan yang berubah warna dan berbeda dengan kulit sekitarnya umumnya mengindikasikan infeksi atau inflamasi.

4. Konsistensi lunak dan dapat bergerak

Benjolan yang lunak dan bisa digerakkan dengan jari saat ditekan biasanya merupakan lipoma atau jenis kista yang jinak. 

Artinya, benjolan tersebut tidak melekat pada jaringan di bawahnya dan kurang cenderung menjadi masalah serius.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Meskipun banyak benjolan di leher yang tidak berbahaya, ada beberapa tanda peringatan yang harus kamu waspadai.

Sebab, tanda-tanda ini bisa mengindikasikan kondisi yang lebih serius sehingga kamu perlu mendapatkan evaluasi medis segera:

1. Pertumbuhan cepat

Jika benjolan tumbuh cepat, misalnya, meningkat signifikan dalam beberapa minggu.

Hal ini bisa menjadi tanda pertumbuhan abnormal dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Rasa sakit yang berkepanjangan atau memburuk

Rasa sakit yang terus menerus atau yang semakin parah seiring waktu. Hal ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak normal. 

Rasa sakit mungkin menunjukkan infeksi atau pertumbuhan yang lebih agresif.

3. Perubahan warna atau tekstur kulit

Perubahan pada kulit yang menutupi benjolan, seperti kemerahan, kebiruan, atau perubahan tekstur, bisa menandakan inflamasi atau kondisi lain yang memerlukan penanganan.

4. Gejala sistemik

Jika benjolan disertai dengan demam, penurunan berat badan yang tidak dijelaskan, kelelahan, atau gejala sistemik lainnya, itu bisa menjadi tanda adanya proses penyakit yang lebih serius seperti infeksi sistemik atau kanker.

Apakah Benjolan Lipoma Bikin Khawatir? Saatnya Konsultasi ke Dokter Ini untuk tahu penyebabnya. 

5. Ketahanan

Benjolan yang tidak menghilang atau bahkan bertambah besar dalam beberapa minggu sebaiknya segera diperiksa oleh dokter. 

Sering kali, pemeriksaan lebih lanjut seperti ultrasound atau biopsi diperlukan untuk menentukan penyebab yang pasti.

Apa Kata Riset?

Studi dari Journal of Ultrasound Medicine menguji seberapa baik biopsi inti yang menggunakan panduan ultrasound untuk meneliti benjolan di leher. 

Hasilnya menunjukkan bahwa metode ini sangat baik dalam membedakan benjolan berbahaya dan tidak berbahaya. 

Hal ini sangat membantu dokter dalam menentukan pengobatan yang tepat. Temuan ini sangat berguna bagi dokter untuk memanfaatkan teknologi pencitraan dalam mengevaluasi benjolan di leher.

Itulah penjelasan seputar benjolan di leher kanan yang perlu kamu pahami. Jika kamu mengalami gejala yang tidak biasa, hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc saja! 

Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:
National Health Service. Diakses pada 2025. Swollen Glands.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Thyroid Nodules.
Healthline. Diakses pada 2025. What Causes Neck Lumps?
Journal of Ultrasound Medicine. Diakses pada 2025. AIUM Practice Parameter for the Performance of Duplex Sonography of Native Renal Vessels.