Benarkah Varian Baru Virus Corona Tak Bisa Terdeteksi dengan Tes PCR?
Halodoc, Jakarta - Sepertinya, cerita virus corona masih akan terus berkelanjutan meski vaksin telah digunakan di beberapa masyarakat Indonesia. Nyatanya, protokol kesehatan dan vaksin yang digalakkan dengan ketat oleh pemerintah tidak mampu menahan munculnya varian baru virus tersebut.
Ditemukan di Inggris pertama kali, virus corona B117 kini telah masuk ke Indonesia. Bahkan, kabar mengejutkan menyatakan bahwa varian baru virus corona ini tidak bisa terdeteksi oleh tes PCR. Padahal, PCR sendiri menjadi metode pemeriksaan COVID-19 dengan tingkat akurasi yang paling tinggi. Tidak hanya tes PCR biasa, informasi yang beredar bahwa tes PCR dengan gen S Spike atau S-gene target failure atau SGTF pun tidak mampu mendeteksinya.
Ahmad Rusdan Utomo, seorang pakar biologi molekuler mengatakan bahwa Inggris memiliki alat PCR yang terbilang unik. Jika sebagian besar negara di dunia mendeteksi virus corona menggunakan gen N atau Rdrp, Inggris justru menggunakan lebih dari satu target untuk mendeteksi keberadaan virus ini, salah satunya adalah gen S.
Baca juga: Studi Sebut Vaksinasi Bisa Perlambat Penularan Virus Corona
Sederhananya, ketika melakukan tes PCR untuk mengidentifikasi virus corona, dua gen tadi harus sama-sama terdeteksi. Jika hanya salah satunya, dikhawatirkan gejala yang muncul bukan mengarah pada penyakit COVID-19.
Gen S yang Tidak Teridentifikasi
Mulanya, Inggris berhasil mendeteksi adanya mutasi virus corona ketika tidak ditemukan gen S saat melakukan pemeriksaan PCR. Inilah yang kemudian disebut dengan S-gene target failure atau SGTF. Semua sampel yang tidak terdeteksi gen S diperiksa secara menyeluruh, sehingga para peneliti bisa menemukan varian baru yang tidak terdeteksi.
Jadi, pemeriksaan PCR yang membidik gen S besar kemungkinan tak akan bisa mendeteksi virus corona varian baru B117. Sementara itu, di Indonesia, Ahmad mengatakan bahwa metode pemeriksaan PCR yang digunakan sebagian besar membidik gen N, Orf, dan Rdrp.
Baca juga: Jumlah Vaksin Corona yang Dibutuhkan untuk Capai Herd Immunity
Oleh karena itulah, Ahmad mengingatkan masyarakat untuk tidak perlu terlalu cemas varian baru virus tersebut tidak bisa teridentifikasi melalui tes PCR. Varian B117 juga COVID-19. Identifikasi mungkin masih bisa menemukan, tetapi tidak bisa tahu orang itu terinfeksi jenis yang mana.
Patuh Protokol Kesehatan
Sekarang, masyarakat Indonesia hanya berharap pada vaksin sebagai satu-satunya cara untuk menekan tingginya angka penularan virus corona. Namun, bukan berarti aman meski telah divaksin karena kamu tetap harus mematuhi protokol kesehatan 5M, yaitu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Pasalnya, vaksin tidak bisa langsung bekerja untuk membentuk imunitas pada tubuh. Tetap dibutuhkan waktu agar vaksin bisa bekerja dengan maksimal dalam menghadapi virus corona. Terlebih dengan fakta bahwa tidak semua orang bisa mendapatkan vaksin, seperti ibu hamil, bayi, dan lansia yang memiliki penyakit komorbid.
Baca juga: Ini 6 Fakta Mutasi Virus Corona Terbaru dari Inggris
Terbatasnya studi membuat vaksin belum bisa digunakan secara luas dan menyeluruh. Meski begitu, penelitian akan terus dilakukan sehingga nantinya masyarakat Indonesia bisa mendapatkan vaksin secara merata.
Jika kamu memiliki pertanyaan lain seputar vaksin corona, kamu bisa langsung bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc sehingga informasi yang kamu dapatkan benar dan akurat. Kamu pun bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk melakukan pemeriksaan PCR atau swab antigen di klinik terdekat.