Benarkah Penggunaan Empeng pada Bayi Tidak Baik untuk Gigi?
“Empeng yang dapat menenangkan bayi, ternyata dapat berdampak buruk pada gigi anak, terlebih jika digunakan dalam waktu lama. Beberapa dampak buruknya, antara lain masalah gigitan dan gigi yang berlubang.”
Halodoc, Jakarta – Empeng termasuk benda yang diberikan oleh seorang ibu pada bayinya saat rewel. Memang, alat ini sangat praktis sekali membuat bayi tenang, sehingga banyak ibu yang terlalu sering melakukannya, bahkan anaknya alami ketergantungan pada benda ini.
Memang, bayi memiliki kecenderungan untuk refleks mengisap jempol secara alami. Bahkan, bayi yang belum lahir pun juga melakukannya selama di dalam rahim. Maka dari itu, penggunaan empeng sebagai pengganti jempol sudah menjadi sesuatu yang wajar.
Namun, setiap orang tua perlu tahu jika anak yang alami ketergantungan pada benda ini dapat menyebabkan masalah pada giginya. Bukan hanya gigi, kerusakannya juga dapat terjadi pada rahang anak.
Penggunaan Empeng Dapat Merusak Gigi Bayi
Mengutip jurnal dari Progress in Orthodontics, ada bukti jika penggunaan empeng berhubungan dengan gigitan terbuka anterior dan gigitan silang posterior. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan struktur orofasial yang normal. Orofasial sendiri adalah jaringan keras dan lunak di dalam rongga mulut.
Potensi masalah gigi pada anak akibat penggunaan empeng juga bisa menyebabkan masalah lainnya, antara lain:
- Gigitan yang tidak selaras
Salah satu risiko yang paling sering terjadi dari penggunaan empeng, yaitu gigitan yang tidak selaras. Hal ini mencakup gigitan silang, gigitan terbuka, dan lainnya.
Risiko untuk alami masalah ini lebih sering terjadi pada anak yang lebih besar. Sebab, penggunaan dot (nama lain empeng) yang berkepanjangan bisa memaksa gigi anak bergerak. Hal ini mampu mengubah bentuk langit-langit di mulut, karena adanya benda asing yang masuk secara konstan.
- Resesi gingiva dan gigi berlubang
Pada kasus yang parah, anak berisiko alami resesi gingiva (kehilangan gusi) dan gigi berlubang. Namun, hal ini berisiko terjadi akibat orang tua yang mencelupkan empeng pada zat yang manis. Sehingga, penumpukan plak terjadi yang membuat gigi berlubang.
Waktu yang Tepat Anak Berhenti Menggunakan Empeng
Perlu diketahui, anak yang berusia 2 tahun, penggunaan alat hisap ini secara berkelanjutan mampu meningkatkan risiko terjadinya masalah mulut. Bahkan, beberapa ahli medis merekomendasikan untuk mengurangi penggunaannya saat anak berusia 6-12 bulan. Hal ini berkaitan untuk menurunkan risiko tertular infeksi telinga.
Bahkan, American Academy of Family Physicians menyebutkan anak yang masih menggunakan empeng di atas 2 tahun, masalah untuk alami gigi susu lebih tinggi. Namun, masalah ini lebih kecil kemungkinannya, jika kebiasaan tersebut dihentikan sebelum gigi dewasa tumbuh.
Lalu, mana yang lebih berisiko pada kesehatan gigi, mengisap jempol atau empeng?
Terkait masalah gigi dan mulut, diketahui jika mengisap jempol dapat menimbulkan masalah yang sama pada bayi, seperti saat menggunakan empeng. Bahkan, anak yang terus mengisap ibu jari saat usianya di atas 4 tahun, masalah yang terjadi sama dengan anak-anak lainnya yang menggunakan empeng.
Itulah pembahasan mengenai dampak buruk dari penggunaan empeng pada gigi. Maka dari itu, setiap orang tua disarankan untuk membatasi penggunaan alat hisap tersebut pada anak. Hal ini untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi anak agar tetap normal.
Pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi pada bayi yang menggunakan empeng juga diperlukan, lho. Nah, pemesanan untuk pemeriksaan ini bisa dilakukan melalui aplikasi Halodoc dari fitur janji medis. Untuk mendapatkan kemudahan ini, segera download aplikasi Halodoc di smartphone yang digunakan!
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. What You Need to Know About Pacifiers and Dental Problems.
Teeth by Dr Ted. Diakses pada 2022. Does Pacifier Use Affect a Baby’s Dental Development?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan