Benarkah Menggabungkan 2 Jari bisa Deteksi Kanker Paru?
Semakin cepat kanker paru-paru terdeteksi, maka tingkat keberhasilan pengobatan dapat semakin tinggi. Sayangnya, kanker paru-paru seringkali terlambat untuk ditangani karena jarang menimbulkan gejala di tahap awal. Baru-baru ini beredar kabar bahwa penyakit tersebut dapat dideteksi melalui jari-jari tangan. Apakah metode tersebut dapat dibuktikan?
Halodoc, Jakarta – Beredar informasi bahwa kanker paru-paru bisa dideteksi melalui jari-jari tangan. Tes sederhana ini dilakukan dengan menggabungkan atau menempelkan kedua kuku jari telunjuk. Setelah itu perhatikan, apakah ada celah di antara kedua kuku. Jika terdapat celah kecil berbentuk berlian di atas kedua kuku, dikatakan normal alias tidak memiliki risiko kanker paru-paru.
Sebaliknya, jika kamu tidak menemukan adanya celah pada tes yang bernama Schamroth's window test ini, maka bisa jadi ada masalah. Tidak ada celah di antara kedua kuku jari disebut sebagai tanda seseorang mengidap penyakit kanker paru-paru atau berisiko. Sejumlah ahli menyebut bahwa tumor bisa menghasilkan hormon yang kemudian menumpuk cairan di kuku jari.
Baca juga: Batuk Terus? Waspada Kanker Paru-paru
Belum Tentu Benar
Kanker paru-paru adalah kondisi yang terjadi karena munculnya sel ganas alias kanker pada organ paru-paru. Jenis kanker ini bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih berisiko menyerang perokok. Kabar buruknya, penyakit ini sering terlambat disadari karena gejala yang muncul berkembang secara lambat, bahkan terkadang tidak memicu gejala sama sekali pada tahap awal.
Namun, baru-baru ini beredar sebuah informasi yang menyebut bahwa kanker paru-paru bisa dideteksi dengan tes sederhana bernama Schamroth's window test. Caranya, gabungkan atau tempelkan kedua kuku jari telunjuk tangan. Lihat apakah ada celah di antara kedua kuku atau tidak. Kanker paru-paru disebut rentan menyerang orang yang tidak memiliki celah di antara kedua kuku.
Hal ini bisa saja benar, sebab salah satu gejala awal penyakit kanker paru-paru adalah pembengkakan pada jari. Sel kanker yang berkembang disebut memicu hormon yang kemudian menyebabkan penumpukan cairan pada bagian tubuh, termasuk jari-jari tangan. Pembengkakan pada jari tangan akibat kanker paru-paru disebut dengan istilah finger clubbing. Selain pada jari-jari tangan, pembengkakan juga bisa terjadi di area wajah atau bagian tubuh lain.
Baca juga: Perokok Pasif Juga Harus Tahu, 8 Tanda Kanker Paru
Meski begitu, masih membutuhkan penelitian lebih jauh untuk membuktikan hal tersebut. Pasalnya, jari-jari tangan yang bengkak belum tentu disebabkan oleh penyakit kanker paru-paru. Bisa jadi, kondisi ini muncul disebabkan oleh gangguan kesehatan lain. Gangguan kesehatan memang bisa saja memicu gejala pada seluruh bagian tubuh, termasuk jari-jari tangan.
Pemeriksaan ke dokter dapat membantu mendeteksi penyebab jari bengkak dan segera mengetahui apa tindakan yang perlu dilakukan. Kanker paru-paru sendiri membutuhkan serangkaian pemeriksaan penunjang untuk dideteksi, tidak bisa hanya dengan tes sederhana dengan kuku jari. Ada sejumlah gejala lain yang bisa muncul sebagai gejala penyakit kanker paru-paru.
Semakin cepat kanker paru-paru dideteksi, maka akan semakin tinggi pula tingkat keberhasilan dari pengobatan yang diberikan. Sayangnya, penyakit ini sering terlambat ditangani karena jarang menimbulkan gejala pada awalnya. Gejala kanker paru-paru biasanya baru terlihat saat tumor sudah cukup besar atau kanker sudah menyebar ke jaringan di organ sekitar. Secara umum, kanker paru-paru memicu gejala berupa batuk kronis, batuk berdarah, penurunan berat badan drastis, sesak napas, serta nyeri dada dan tulang.
Baca juga: Dampak Udara Kotor pada Kesehatan Paru-paru
Faktor Risiko Kanker Paru-paru
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru-paru, antara lain:
- Kebiasaan Merokok
Risiko kanker paru-paru akan meningkat dengan banyaknya rokok yang dihisap serta seberapa lama seseorang menjadi perokok. Oleh sebab itu, penting untuk segera berhenti merokok, karena dapat mengurangi risiko kanker paru-paru secara signifikan.
- Menjadi Perokok Pasif
Risiko penyakit kanker paru-paru dapat meningkat tidak hanya pada perokok aktif. Namun, mereka yang menjadi perokok pasif juga berisiko mengembangkan kanker paru-paru. Oleh sebab itu, penting untuk menghindari asap rokok terutama bila sedang berada di kerumunan.
- Paparan Asbestos dan Zat Karsinogen Lainnya
Beberapa zat seperti asbestos, arsenik, kromium dan nikel dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru bila sering terhirup. Risiko juga dapat semakin meningkat bila kamu adalah seorang perokok aktif.
- Faktor Genetis dan Usia
Orang-orang dengan anggota keluarga yang memiliki riwayat kanker paru-paru, juga berisiko mengembangan kondisi tersebut. Di samping itu, orang yang berusia 50 tahun ke atas juga memiliki peningkatan risiko kanker paru-paru.
Penting diketahui bahwa beberapa faktor risiko kanker paru-paru dapat dikendalikan. Salah satunya adalah dengan berhenti merokok dan menghindari paparan zat karsinogen. Akan tetapi, faktor risiko seperti genetis dan usia tidak dapat dikendalikan, untuk itu berhenti merokok dan penerapan pola hidup sehat perlu dilakukan, guna mengurangi risiko penyakit tersebut.
Semakin cepat kanker paru-paru terdeteksi, maka tingkat keberhasilan dari pengobatan yang diberikan akan semakin tinggi. Pasalnya, penyakit ini jarang menimbulkan gejala di tahap awal, sehingga sering terlambat untuk ditangani.
Bila kamu merasakan gejala seperti batuk kronis dalam jangka waktu yang lama, ada baiknya untuk segera periksakan diri ke dokter. Melalui aplikasi Halodoc, kamu dapat menikmati kemudahan buat janji di rumah sakit pilihanmu tanpa perlu mengantri panjang. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2019. Lung Cancer.
Cancer Research UK. Diakses pada 2019. Finger clubbing.
Metro UK. Diakses pada 2019. This ‘diamond gap’ fingernail test could show an early sign of lung cancer.
Mayoclinic. Diakses pada 2021. Lung Cancer
P2PTM Kemenkes. Diakses pada 2021. Apa Saja Faktor Risiko Kanker Paru?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan