Benarkah Konsumsi Makanan Tinggi Kalium Bahaya untuk Ginjal?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   12 Maret 2021
Benarkah Konsumsi Makanan Tinggi Kalium Bahaya untuk Ginjal?Benarkah Konsumsi Makanan Tinggi Kalium Bahaya untuk Ginjal?

Halodoc, Jakarta - Ginjal adalah sistem penyaringan tubuh, ia membuang limbah dari darah. Jika kamu hidup dengan diabetes, penyakit jantung, atau tekanan darah tinggi, ini akan membebani ginjal dan meningkatkan risiko penyakit ginjal. Penyakit ginjal kronis sendiri adalah hilangnya fungsi ginjal secara bertahap.

Dengan mempertahankan berat badan yang sedang penting untuk mengurangi risiko kondisi ini dan melindungi ginjal. Olahraga teratur dan diet sehat adalah kunci untuk mengatur berat badan. Namun, tidak semua jenis buah dan sayur baik untuk kesehatan ginjal. Salah satu masalah datang dari kalium, karena ginjal mungkin tidak dapat memproses kelebihan kalium, terlebih jika kamu mengidap penyakit ginjal kronis. Makan terlalu banyak kalium dapat menyebabkan kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah.

Baca juga: Ini Penyebab Pengidap Gagal Ginjal Terkena Hiperkalemia

Apa itu Kalium?

Kalium atau potasium adalah mineral yang membantu tubuh menyeimbangkan cairan dan mendukung fungsi sel, saraf, dan otot. Senyawa ini ditemukan dalam berbagai tingkat di banyak makanan, terutama buah-buahan dan sayuran. Penting untuk memiliki keseimbangan kalium yang tepat dalam darah, dan kadar umumnya harus tetap antara 3,5 dan 5,0 milliequivalent per liter (mEq/L).

Dengan mendapatkan cukup kalium dalam makanan, ini akan mendukung otot yang mengendalikan detak jantung dan pernapasan. Jadi jika kamu kurang atau kelebihan kalium, ini juga bisa menyebabkan irama jantung yang tidak normal.

Beberapa makanan yang tinggi kalium tersebut antara lain: 

  • Pisang.
  • Asparagus.
  • Alpukat.
  • Blewah.
  • Bayam matang.
  • Buah kering seperti plum dan kismis.
  • Melon.
  • Kiwi.
  • Jeruk.
  • Kentang.
  • Tomat.

Sementara, buah dan sayur yang rendah kalium dan bisa menjadi alternatif makanan sehat untuk ginjal antara lain: 

  • Apel.
  • Paprika.
  • Beri.
  • Cranberry.
  • Anggur.
  • Kacang hijau.
  • Kentang tumbuk.
  • Jamur.
  • Bawang.
  • Persik.
  • Nanas.
  • Labu kuning.
  • Semangka.
  • Timun Jepang.

Baca juga: 5 Jenis Pengobatan untuk Mengatasi Hiperkalemia

Kaitan Penyakit Ginjal dan Kadar Kalium Tinggi 

Penyakit ginjal kronis meningkatkan risiko kadar kalium darah tinggi, yang dikenal sebagai hiperkalemia. Penting untuk memantau asupan kalium jika kamu memiliki penyakit ginjal kronis.

Ginjal membuang kelebihan kalium dari darah dan mengeluarkannya melalui urin. Penyakit ginjal kronis ini kemudian dapat mengurangi kemampuan ginjal untuk menghilangkan kalium ekstra dalam aliran darah. Hiperkalemia yang tidak diobati dapat mengganggu sinyal listrik di otot jantung. Hal ini dapat menyebabkan irama jantung abnormal yang berpotensi berbahaya.

Ingatlah bahwa faktor lain dapat meningkatkan risiko hiperkalemia. Misalnya, obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (beta-blocker dan pengencer darah) dapat menyebabkan ginjal menahan kalium ekstra.

Jika kamu khawatir akan kondisi kesehatan ginjal, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat. Kamu bisa buat janji dengan dokter di rumah sakit langsung menggunakan aplikasi Halodoc supaya lebih praktis. Dengan begini, kamu jadi tak perlu lagi repot antre untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit.

Baca juga: Gejala yang Terjadi saat Kadar Kalium Terlalu Tinggi 

Fakta Lain Mengenai Ginjal dan Kadar Kalium Tinggi

Ada beberapa fakta lain mengenai kadar kalium dan kinerja ginjal yang mungkin perlu kamu pahami berikut ini:

  • Dalam keadaan normal, ginjal bertanggung jawab untuk mengeluarkan 90 persen kalium yang dikonsumsi setiap hari, dan 10 persen sisanya dikeluarkan melalui feses.
  • Orang dengan penyakit ginjal kronis (CKD) memiliki risiko tinggi untuk hiperkalemia, sebagian karena efek disfungsi ginjal. 
  • Mengutip U.S. National Kidney Foundation, sebuah tinjauan terbaru melaporkan frekuensi hiperkalemia setinggi 40 hingga 50 persen pada orang dengan penyakit ginjal kronis, sementara populasi umum hanya memiliki frekuensi 2 hingga 3 persen saja. Pasien dengan risiko tertinggi juga termasuk mereka yang mengidap diabetes, penyakit kardiovaskular, penerima transplantasi, dan pasien yang memakai penghambat renin-angiotensin aldosterone system (RAAS).
  • Episode hiperkalemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronis bisa meningkatkan kemungkinan kematian dalam satu hari kejadian.
  • Hiperkalemia juga umum terjadi pada penerima transplantasi ginjal yang menerima terapi imunosupresif dengan penghambat kalsineurin, dengan insiden yang dilaporkan sebesar 44 hingga 73 persen. 

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. How Are Chronic Kidney Disease and High Potassium Related?
U.S. National Kidney Foundation. Diakses pada 2021. Facts About High Potassium in Patients with Kidney Disease.