Benarkah Infeksi COVID-19 Bisa Sembuh Dalam 2 Hari?
“Seorang yang pernah terinfeksi COVID-19 mengaku sembuh hanya dalam dua hari. Meski bergejala ringan, pada dasarnya seseorang yang terinfeksi COVID-19 tetap wajib menjalani isolasi mandiri. Setelah dinyatakan sembuh, mereka yang telah terinfeksi COVID-19 juga harus waspada terhadap gejala long-haul COVID-19.”
Halodoc, Jakarta – Salah satu artis papan atas mengaku sembuh dari corona hanya dalam waktu dua hari. Ia mengatakan bahwa saat terinfeksi COVID-19 dirinya tidak mengalami gejala, hanya batuk-batuk kecil yang kemudian sembuh dalam dua hari. Meski mengalami gejala ringan, seseorang yang terinfeksi Covid-19 tetap wajib menjalani isolasi terlebih dahulu.
Untuk dinyatakan sembuh dan selesai isolasi, kamu pun harus memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan oleh WHO dan Kementerian Kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020, kriteria pasien sembuh tergantung pada keparahan gejala COVID-19. Lantas, bagaimana jika gejala sudah hilang dalam dua hari? Apakah seseorang tetap perlu menjalani isolasi? Sebaiknya, simak penjelasan berikut terlebih dahulu.
Baca juga: Mengenal Protokol Kesehatan 5M untuk Cegah COVID-19
Berapa Lama Infeksi Covid-19 Bisa Disembuhkan?
Waktu penyembuhan infeksi COVID-19 bergantung pada seberapa parah gejala yang dialami seseorang. Apabila hanya mengalami gejala ringan, waktu penyembuhan relatif lebih singkat. Pada kasus yang bergejala sedang hingga berat, waktu penyembuhannya mungkin akan lebih lama. Usia dan kondisi kesehatan pun memengaruhi lamanya waktu penyembuhan COVID-19.
WHO menyebutkan bahwa pengidap COVID-19 sudah dinyatakan sembuh ketika tidak lagi menunjukkan gejala COVID-19, tanpa perlu melakukan tes PCR ulang. Kendati demikian, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk dinyatakan sembuh:
- Tanpa gejala: telah melewati masa isolasi selama 10 hari setelah gejala pertama muncul atau sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
- Gejala ringan hingga sedang: telah melewati masa isolasi selama minimal 10 hari, ditambah 3 hari tanpa gejala.
- Gejala berat: telah melewati masa isolasi selama minimal 10 hari, ditambah 3 hari tanpa gejala dan 1 kali hasil negatif tes PCR.
Jika dalam 10 hari pasien COVID-19 masih merasakan gejala, maka ia masih harus menjalani isolasi selama gejala COVID-19 tersebut masih ada, ditambah 3 hari tanpa gejala, misalnya:
- Apabila merasakan gejala selama 14 hari, maka masih harus melewati masa isolasi selama 14 hari + 3 hari tanpa gejala. Total 17 hari isolasi terhitung sejak kemunculan gejala.
- Jika merasakan gejala selama 30 hari, maka perlu melewati masa isolasi selama 30 hari + 3 hari tanpa gejala. Total 33 hari terhitung sejak gejalanya muncul.
Pedoman ini dibuat karena hasil positif tes PCR tidak selalu menandakan adanya virus COVID-19 yang masih aktif. Tes PCR yang positif (pada pasien yang telah menjalani isolasi mandiri dan dikatakan telah sembuh) biasanya hanya mendeteksi virus yang sudah mati, karena sistem kekebalan tubuh sudah mampu mengendalikannya.
Haruskah Mengakhiri Isolasi saat Gejala Sudah Hilang?
Antibodi COVID-19 umumnya terbentuk 5–10 hari setelah terinfeksi. Artinya, menurut WHO risiko penularan dari orang yang telah selesai menjalani isolasi selama minimal 10 hari (tanpa gejala/gejala ringan) relatif kecil, walaupun hasil tes PCR-nya masih positif.
Baca juga: Mengenal 3 Jenis Tes Corona yang Digunakan di Indonesia
Meskipun gejala ringan sudah hilang dalam dua hari, pasien tetap harus menjalani isolasi mandiri minimal 10 hari untuk mencegah penularan virus pada orang lain. Selain itu, kriteria sembuh juga harus ditentukan oleh penilaian dokter, bukan diambil oleh keputusan pribadi. Apabila sudah memenuhi kriteria di atas, maka pasien boleh mengakhiri isolasi dan bisa berinteraksi dengan orang lain, tapi tetap dengan menjalankan protokol kesehatan.
Perhatikan Hal Ini Usai Sembuh dari Corona
Pada umumnya, seseorang yang terinfeksi COVID-19 dapat sembuh total dalam beberapa minggu setelah pertama kali gejala muncul. Meski begitu, ada pula yang masih mengalami gejala selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah dinyatakan sembuh dari virus ini. Biasanya, orang-orang yang masih mengalami gejala lanjutan adalah kelompok lansia dan orang-orang yang mengidap kondisi medis tertentu.
Namun, tidak menutup kemungkinan orang muda dan sehat juga bisa mengalami gejala jangka panjang atau post-acute COVID-19 syndrome. Gejala long-haul COVID-19 yang perlu diwaspadai antara lain:
- Kelelahan;
- Sesak napas;
- Batuk;
- Nyeri sendi dan otot;
- Nyeri dada;
- Sakit kepala;
- Jantung berdebar kencang;
- Ketidakpekaan indra penciuman (anosmia) dan indra perasa;
- Sulit berkonsentrasi;
- Sulit tidur;
- Ruam.
Baca juga: Masih bisa Terinfeksi, Ini Gejala COVID-19 setelah Vaksin Lengkap
Bila pasien sudah dinyatakan sembuh tapi masih mengalami gejala jangka panjang seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Supaya imunitas lebih terjaga, kamu mungkin juga perlu mengonsumsi suplemen atau vitamin. Jika stok mulai menipis, segera beli di toko kesehatan Halodoc. Tak perlu repot antre di apotek, kamu bisa tetap aman di rumah dan pesanan akan diantar ke tempatmu. Praktis dan mudah sekali bukan? Download aplikasinya sekarang juga!