Benarkah Donor Darah Sebabkan Berat Badan Naik?
Halodoc, Jakarta - Data dari WHO menunjukkan, setiap tahunnya, Indonesia membutuhkan sekitar 5,1 juta kantong darah, tetapi pasokan yang ada hanya mencapai 4 juta kantong. Ini artinya, kesadaran diri masyarakat Indonesia untuk mendonorkan darahnya masih terbilang sangat minim.
Selain dari tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan untuk bisa mendonorkan darahnya, ada banyak alasan lain mengapa seseorang enggan melakukan donor darah. Salah satunya adalah anggapan bahwa donor darah justru membuat tubuh menjadi gemuk. Benarkah demikian?
Donor Darah Bikin Gemuk, Benarkah?
Faktanya, tidak demikian. Berat badan akan mengalami peningkatan saat kalori yang dibakar tubuh lebih sedikit dibandingkan dengan kalori yang masuk. Tidak hanya dari makanan yang dikonsumsi, masih banyak hal lain yang menyebabkan seseorang menjadi gemuk, termasuk genetik, lambatnya metabolisme tubuh, efek samping penggunaan obat, kondisi medis tertentu, hingga kurang olahraga.
Baca juga: Mitos Seputar Donor Darah yang Belum Tentu Benar
Artinya, donor darah tidak pernah masuk ke dalam kategori penyebab seseorang menjadi gemuk secara medis, sehingga peningkatan berat badan tidak pernah ada hubungannya dengan rutin mendonorkan darah.
Ternyata, Donor Darah Justru Membantu Menurunkan Berat Badan
Ya, donor darah membuat badan menjadi lebih gemuk murni hanya mitos. Sebaliknya, rutin mendonorkan darah bisa membantu menurunkan berat badan, lho! Setiap kali kamu memberikan satu kantong darah, kamu telah membakar kalori sekitar 650 kalori. Jumlah ini setara dengan kalori yang kamu sumbangkan ketika melakukan olahraga lari selama sekitar 30 menit.
Jadi, bisa kamu bayangkan, berapa banyak kalori yang keluar atau dibakar oleh tubuh jika kamu rutin mendonorkan darah. Namun, tetap saja ini harus diimbangi dengan pola makan sehat dan rutin berolahraga, ya! Jangan lupa, hindari juga kebiasaan buruk, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, begadang, dan stres.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Manfaat dan Efek Samping Donor Darah
Lalu, Mengapa Ada Orang yang Jadi Gemuk Setelah Mendonorkan Darahnya?
Ketika mendonorkan darah, kamu berarti memberikan atau menyumbangkan cukup banyak darah dari tubuhmu. Biasanya, dampak yang terjadi termasuk lemas, pusing, atau sakit perut setelah donor darah selesai dilakukan.
Oleh petugas, kamu akan diberikan waktu sejenak untuk melakukan pemulihan, dengan menikmati makanan ringan untuk mengisi kembali tenaga yang seperti terkuras setelah mendonorkan darah. Setelahnya, kamu pun disarankan untuk meningkatkan asupan makanan dan cairan setidaknya empat jam pertama setelah donor darah.
Inilah yang menjadi sugesti dan anggapan bahwa donor darah justru membuat tubuh menjadi lebih gemuk. Padahal, kondisi ini sebenarnya tidak berpengaruh pada proses metabolisme tubuh. Makan yang kamu lakukan setelah donor darah tidak seketika membuat berat badan bertambah. Justru, makan berlebihan setiap saat inilah yang menjadi pemicu utama tubuh gemuk.
Baca juga: Jangan Salah, Donor Darah Antargolongan Bisa Dilakukan
Bagaimana Donor Darah Dilakukan?
Kamu bisa mendatangi Palang Merah Indonesia (PMI) terdekat atau ikut berpartisipasi pada donor darah keliling. Lakukan registrasi dan pemeriksaan kesehatan, apakah kondisimu layak untuk donor darah. Lalu, kamu akan diminta duduk atau berbaring, sementara petugas mulai menyiapkan dan memasang peralatan donor.
Selama 8 sampai 10 menit kemudian, petugas akan mulai menampung darah sebanyak satu liter. Setelah selesai, kamu bisa langsung pulang dan tidak akan merasakan apa-apa. Jika kamu ingin mendapatkan informasi lebih detail seputar donor darah, kamu bisa tanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lebih mudah dan bisa dilakukan kapan dan di mana saja.
Referensi:
American Red Cross. Diakses pada 2020. Blood Needs & Blood Supply.
Healthline. Diakses pada 2020. 10 Leading Causes of Weight Gain and Obesity.
Healthfully. Diakses pada 2020. Giving Blood & Weight Loss.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan