Benarkah Daun Sirih Bisa Mengatasi Mimisan pada Anak?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   08 April 2020
Benarkah Daun Sirih Bisa Mengatasi Mimisan pada Anak?Benarkah Daun Sirih Bisa Mengatasi Mimisan pada Anak?

Halodoc, Jakarta - Mimisan pada anak adalah kondisi yang sering terjadi. Umumnya, mimisan pada anak tidaklah disebabkan oleh gangguan kesehatan yang serius, sehingga penanganannya pun lebih banyak dilakukan di rumah. Salah satu metode pengobatan rumahan untuk mimisan yang sering digunakan di Indonesia adalah menyumbat lubang hidung dengan daun sirih. Namun, benarkah daun sirih bisa mengatasi mimisan pada anak?

Mengobati mimisan pada anak menggunakan daun sirih masih dianggap efektif, karena dapat menghentikan perdarahan yang terjadi dengan cepat. Lalu, apakah daun sirih benar-benar aman digunakan untuk mengatasi mimisan pada anak? Simak penjelasannya setelah ini.

Baca juga: Ibu Hamil Mimisan, Bahaya atau Tidak?

Daun Sirih untuk Atasi Mimisan pada Anak

Sebagai bahan alami, daun sirih bisa dibilang cenderung aman untuk digunakan pada anak. Namun, tidak hanya untuk menangani mimisan, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Bali Medical Journal menyebutkan, ekstrak etanol gel yang diperoleh dari daun sirih juga dapat dipakai untuk mengurangi perdarahan yang terjadi setelah pencabutan gigi susu pada anak.

Daun sirih dapat mengatasi mimisan pada anak, dengan cara menghentikan perdarahan, karena mengandung suatu zat yang dinamakan tanin. Zat ini berperan sebagai agen pembekuan darah dengan cara mengecilkan pembuluh darah. Selain itu, tanin juga dapat memicu pembentukan platelet plug (sumbatan keping darah) yang berguna untuk menghentikan perdarahan. Namun, sebelum menggunakan daun sirih untuk mengatasi mimisan pada anak, kamu perlu mencucinya hingga bersih terlebih dahulu, ya.

Baca juga: Jangan Panik, Ini 6 Tindakan Mudah Mengatasi Anak Mimisan

Bagaimana Jika Mimisan pada Anak Sering Terjadi?

Umumnya, mimisan pada anak disebabkan oleh udara yang kering, maupun goresan. Jika kondisi itu sering terjadi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan selain menghentikannya dengan menggunakan daun sirih, untuk menjaga kelembapan rongga hidung, yaitu:

  • Semprotkan larutan saline secara perlahan ke lubang hidung anak selama beberapa kali dalam sehari.

  • Gunakan pelembap yang aman untuk anak, oleskan di sekitar lubang hidung menggunakan jari atau cotton bud secara perlahan, dan jangan terlalu masuk ke dalam hidung.

  • Jaga kelembapan udara di kamar anak agar tidak terlalu kering.

  • Rutin potong kuku anak agar tidak terlalu panjang. Sebab, hal itu dapat melukai rongga hidungnya ketika ia mengupil.

Mimisan pada Anak, Perlukah Perawatan Dokter?

Jika mimisan pada anak tidak kunjung berhenti meski telah dilakukan berbagai perawatan di rumah, sebaiknya segera ajak anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Agar lebih mudah dan cepat, download saja aplikasi Halodoc untuk membuat janji dengan dokter anak di rumah sakit.

Selain itu, mimisan pada anak juga memerlukan perawatan dokter jika:

  • Mimisan terlalu sering terjadi.

  • Mimisan disertai dengan tanda lain seperti memar.

  • Mimisan terjadi setelah anak mengonsumsi obat tertentu.

  • Mimisan masih terjadi 20 menit setelah diberikan penanganan.

  • Mimisan terjadi setelah anak mengalami cedera kepala atau demam.

  • Mimisan terjadi akibat hidung patah

  • Anak terlihat pucat dan lemas ketika mimisan.

  • Anak batuk atau muntah darah.

  • Anak memiliki riwayat kelainan darah.

Baca juga: Jika Mimisan Jadi Tanda Penyakit Serius

Setelah mengenali lebih jauh tentang penanganan mimisan pada anak, orangtua diharapkan tidak bingung lagi jika kondisi ini terjadi pada Si Kecil. Baik menggunakan daun sirih maupun dengan penanganan lainnya, pastikan lakukan perawatan sesegera mungkin. Sebab, semakin cepat perawatan dilakukan, semakin baik untuk kesehatan Si Kecil.

Referensi:
Bali Medical Journal. Diakses pada 2020. Betel leaf (Piper betle L.) gel extract
effectively shortening bleeding time after deciduous tooth extraction.
Healthline. Diakses pada 2020. Nosebleeds in Children.