Benarkah Cacing Bisa Jadi Obat Diabetes?
Halodoc, Jakarta – Tim peneliti FKUI-RSCM baru-baru ini mengakui bahwasanya terdapat molekul pada cacing yang bisa menurunkan risiko resistensi insulin. Ini dikatakan dr. Dicky Levenus Tahapary SpPD, PhD dari FKUI-RSCM, pada seminar Info Sehat FKUI untuk Anda, Rabu (10/4), dilansir dari Detikhealth.
Walaupun penelitian tersebut belum final, namun sepertinya informasi ini menjadi angin segar untuk pilihan pengobatan pengidap diabetes. Tidak hanya FKUI-RSCM saja, James Cook University sebelumnya juga telah melakukan proyek penelitian dengan menggunakan cacing tambang sebagai terapi yang memungkin pengidap penyakit kronis untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Para peneliti dari Australian Institute of Tropical Health and Medicine and the Centre for Chronic Disease Prevention dari James Cook University (JCU), bekerjasama dengan mengadakan uji coba pemberian cacing kepada orang untuk menguji efektivitas mereka dalam mencegah diabetes tipe 2.
Baca juga: Begini Cacingan Bisa Menular pada Anak-Anak
Tim peneliti termasuk Profesor Robyn McDermott, yang mengatakan cacing parasit mungkin melindungi terhadap diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik. Ternyata orang-orang yang masih memiliki tingkat infeksi cacing yang tinggi tidak memiliki diabetes tipe 2, sedangkan masyarakat dan kota-kota di mana cacing sebagian besar telah diberantas mengalami peningkatan dramatis dalam penyakit metabolisme.
Orang-orang dewasa yang terinfeksi cacing ketika anak-anak atau dewasa muda sangat terlindungi dari pengembangan diabetes tipe 2 di kemudian hari, dengan tingkat perlindungan sekitar 60 persen.
Beberapa penelitian pada tikus juga telah menemukan sebuah terobosan bahwasanya infeksi parasit dapat melindungi hewan dari diabetes, dengan melepaskan molekul anti-inflamasi di dalam tubuh mereka.
Wanita yang kelebihan berat badan yang berusia 18–44 tahun akan diinokulasi dengan dosis larva cacing tambang, dan kesehatan mereka dipantau melalui pemeriksaan medis berkala. Ternyata hasilnya menunjukkan cacing parasit ahli dalam mengendalikan peradangan.
Menurut sebuah artikel di Nature Reviews Immunology oleh ahli imunologi Rutgers William Gause dan rekan-rekannya, keberadaan cacing melalui ribuan tahun evolusi manusia kemungkinan telah menyebabkan respon kekebalan yang disebut kekebalan tipe 2. Ini termasuk jalur regulasi imun yang membantu mengendalikan peradangan yang dapat berkontribusi pada penyakit autoimun.
Reaksi kekebalan ini dapat digunakan untuk meningkatkan proses penyembuhan luka, memicu jaringan pengatur yang memblokir respons imun yang berbahaya, atau peradangan, sehingga tidak akan memperburuk cedera jaringan. Ini termasuk diabetes dan penyakit radang usus.
Baca juga: 5 Gejala Awal Diabetes yang Sering Diabaikan
Tips Mengontrol Gula Darah
Ada empat hal yang perlu kamu lakukan setiap hari untuk menurunkan gula darah tinggi:
-
Makan-makanan sehat.
-
Melakukan olahraga teratur.
-
Minumlah obat diabetes secara teratur.
Cobalah untuk tetap berpegang pada hal-hal yang rendah lemak, garam, dan gula dan tinggi serat, seperti kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Menjaga pola makan sehat bisa membantumu untuk mendapatkan berat badan ideal, menjaga gula darah dalam kisaran yang baik, serta mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah.
Jika kamu menggunakan insulin, kamu harus memberi diri suntikan insulin secara perkala, makan dengan jumlah makanan yang sama setiap hari pada waktu yang bersamaan, dan jangan melewatkan waktu makan terutama jika sudah mencoba insulin.
Baca juga: Legal di Thailand, Mariyuana Bisa Jadi Obat Diabetes?
Jika kamu tidak menggunakan insulin, kamu harus mengikuti rencana makan secara teratur, jangan melewatkan waktu makan, terutama jika minum pil diabetes. Melewatkan makan bisa membuatmu makan terlalu banyak di makan berikutnya. Mungkin lebih baik makan beberapa porsi kecil setiap hari daripada satu atau dua porsi besar.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai diabetes serta pola hidup sehat, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat