Benarkah BAB Berdarah Bisa Sebabkan Anemia?
“Pada orang yang mengalami BAB berdarah, anemia menjadi salah satu komplikasinya. Terutama jika pendarahan pada saluran bawah terjadi secara berkepanjangan.”“Buang air besar (BAB) berdarah dalam beberapa kasus bisa memicu terjadinya anemia. Terutama jika pendarahan pada saluran bawah terjadi secara berkepanjangan.”
Halodoc, Jakarta – BAB berdarah atau hematochezia merupakan kondisi ketika ada darah di dalam tinja. BAB berdarah dapat menimbulkan kekhawatiran serius bagi seseorang yang mengalaminya.
Ada kekhawatiran, apakah kondisi ini dapat menyebabkan anemia? Anemia merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau kadar hemoglobin yang rendah dalam darah.
Nah, kaitan antara BAB berdarah dan anemia bisa kamu cari tahu lebih lanjut melalui artikel berikut!
Hubungan antara BAB Berdarah dan Anemia
Sebenarnya, BAB berdarah bukanlah penyebab langsung dari anemia. BAB berdarah merupakan kondisi ketika darah keluar bersama dengan tinja saat buang air besar.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya pembengkakan vena di anus atau rektum bagian bawah, yang biasa disebut sebagai ambeien atau wasir.
Wasir bisa ditangani dengan mengonsumsi obat. Berikut “Ini 7 Rekomendasi Obat Ambeien yang Ampuh dan Mudah Ditemukan”.
BAB berdarah yang berlangsung lama atau berkepanjangan, bisa memicu gangguan kesehatan lain seperti anemia.
Sebab saat BAB berdarah terjadi secara berulang, tubuh akan kehilangan zat besi secara signifikan, yang pada akhirnya memengaruhi produksi sel darah merah dan memicu anemia.
Saat anemia defisiensi besi terjadi, BAB berdarah bisa disertai dengan gejala lain. Contohnya sakit kepala, sulit berkonsentrasi, sesak napas, pusing, keringat dingin, serta kuku menjadi mudah rapuh.
Penanganan dan Pencegahan BAB Berdarah
Jika kamu mengalami kondisi ini, penting untuk segera mencari pertolongan medis.
Diagnosa yang tepat dari dokter akan membantu mengidentifikasi penyebab pendarahan dan langkah yang harus kamu ambil untuk mengatasinya.
Jika pendarahan dalam saluran pencernaan bawah terdeteksi sebagai pemicunya, maka dokter dapat menentukan langkah pengobatan berdasarkan penyebabnya.
Mengutip dr. Christian Syukur, Sp.PD dari kanal Youtube Halodoc, jika mengalami BAB berdarah, maka ada beberapa langkah awal yang perlu kamu lakukan, yaitu:
- Tetap tenang dan jangan panik.
- Bersihkan area yang terkena dengan lembut, menggunakan air hangat dan tisu yang bersih.
- Kemudian, jangan menunda untuk mencari bantuan medis. Segera hubungi dokter atau pergi ke unit gawat darurat (UGD) terdekat.
- Jika kamu mengalami gejala lain yang mencurigakan, seperti perdarahan di anus, nyeri perut yang berkepanjangan, atau perubahan pola air besar, segera konsultasikan ke dokter untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.
Jika kamu mengalami anemia, berikut “Ini Obat Penambah Darah untuk Bantu Atasi Gejala Anemia”. Obat-obatan ini bisa kamu beli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc.
Cara Mencegah BAB Berdarah
Langkah pencegahan juga berperan penting dalam menghindari anemia akibat BAB berdarah. Beberapa tindakan pencegahannya, yaitu:
- Menjaga pola makan yang sehat.
- Menghindari makanan yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan.
- Mengelola kondisi medis, seperti wasir atau penyakit radang usus (inflammatory bowel disease).
- Memperbanyak asupan makanan berserat untuk mencegah sembelit.
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
- Berhenti merokok.
- Memenuhi asupan cairan.
- Hindari duduk di toilet terlalu lama.
- Membersihkan anus setiap hari.
- Hindari mengejan secara berlebihan saat buang air besar.
Meskipun BAB berdarah bukan penyebab langsung anemia, tapi bisa menjadi tanda adanya masalah pada sistem pencernaan yang mungkin berkaitan dengan anemia.
Jika kamu mengalami anemia yang berkaitan dengan BAB berdarah, berikut “Inilah Gejala yang Umum Terjadi saat Terserang Anemia”.
Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter di Halodoc, jika mengalami gangguan pencernaan, sehingga penyebabnya dapat segera teridentifikasi.
Pencegahan melalui gaya hidup sehat juga berperan penting dalam mencegah komplikasi yang mungkin muncul akibat pendarahan dalam saluran pencernaan.