Begini Proses Transplantasi Hati Dilakukan
Halodoc, Jakarta - Pada beberapa kasus penyakit hati, obat tidak mampu membuat organ ini bisa kembali bekerja dengan optimal. Biasanya, dokter menyarankan untuk melakukan transplantasi hati sebagai pilihan terakhir. Pasalnya, melalui proses ini, tingkat hidup seseorang bisa menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan hidup bersama organ hati yang telah rusak. Tentu saja, ini harus diikuti dengan perawatan lain dan gaya hidup sehat.
Proses transplantasi hati merupakan tindakan medis berupa pengangkatan organ hati kamu dan menggantinya dengan organ hati lain yang berada dalam kondisi sehat dan berasal dari donor. Proses transplantasi ini bisa dilakukan secara sepenuhnya atau sebagian. Artinya, pendonor bisa menyumbangkan sebagian atau semua organ hati miliknya.
Proses pemindahan atau transplantasi hati ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu:
-
Operasi Pendonor
Pertama, operasi pendonor untuk mendapatkan organ hati yang sehat. Pendonor bisa berasal dari dua sumber, yaitu pendonor dari orang yang baru saja meninggal dunia atau pendonor yang masih hidup.
Jika berasal dari orang yang sudah meninggal dunia, proses donor harus mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga untuk memberikan atau menyumbangkan organ-organ yang masih sehat. Tidak hanya hati, biasanya proses ini turut melibatkan pengangkatan kornea mata, jantung, ginjal, paru-paru, bahkan kulit atau tulang.
Hingga selepas pengangkatan, pendonor masih harus dibantu dengan mesin pernapasan meski telah meninggal dunia. Hal ini dilakukan agar organ-organ yang disumbangkan tetap mendapatkan pasokan oksigen.
Proses transplantasi dari orang yang masih hidup dan sehat bisa langsung dilakukan setelah pendonor menjalani serangkaian tes yang membuktikan bahwa kondisi tubuh dan hatinya sehat dan tepat untuk penerima. Sifat regenerasi hati memungkinkan organ hati yang tersisa dari pendonor bisa tumbuh kembali menjadi organ baru yang sehat.
-
Operasi Back Table
Tahapan selanjutnya adalah operasi back table, yang dilakukan di rumah sakit penerima untuk membuat perubahan pada jaringan organ hati dari pendonor agar tepat dengan kebutuhan penerima. Perubahan ini termasuk pada ukuran hati dan dilakukan tepat sebelum proses pemindahan atau transplantasi hati dilaksanakan.
-
Operasi Transplantasi Hati pada Penerima
Tahapan terakhir adalah proses pencangkokan atau transplantasi hati. Proses ini adalah penanaman jaringan hati yang berada dalam kondisi sehat dari pendonor kepada penerima, menggantikan jaringan hati yang telah rusak dan tidak lagi berfungsi dengan baik.
Penerima diberikan anestesi atau bius yang menimbulkan efek tertidur agar tidak merasakan sakit. Ahli bedah akan memberikan obat dan infus transfusi darah untuk mencegah penerima kehilangan banyak darah ketika proses pencangkokan hati dilakukan.
Kemudian, ahli bedah mulai membuat sayatan pada bagian perut untuk mengangkat hati yang sudah rusak, dan kemudian memasang kembali hati baru yang sehat. Biasanya, ahli bedah memasang beberapa tabung medis untuk membantu tubuh melaksanakan fungsinya dengan baik setelah operasi dilakukan.
Namun, tubuh sering kali melakukan penyerangan terhadap jaringan hati baru karena menganggapnya sebagai jaringan asing. Kondisi ini disebut penolakan graft, dan jika dibiarkan dapat menyebabkan hati yang baru menjadi rusak. Agar tidak terjadi, dokter meresepkan obat imunosupresan yang harus dikonsumsi oleh penerima transplantasi hati seumur hidupnya. Meski begitu, penerima juga perlu waspada akan terjadinya beberapa komplikasi lain setelah proses pencangkokan.
Oleh karena itu sebaiknya tanyakan dengan baik pada dokter sebelum melakukan proses transplantasi hati. Tanya jawab bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja melalui aplikasi Halodoc. Jadi, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan