Begini Perawatan Anemia Aplastik yang Bisa Dilakukan
“Anemia aplastik merupakan gangguan ketika tubuh tidak mampu memproduksi sel darah baru. Masalah ini dapat diatasi dengan obat-obatan, transfusi darah, dan mengonsumsi antibiotik atau antivirus,”
Halodoc, Jakarta – Anemia aplastik adalah kondisi ketika tubuh berhenti memproduksi sel darah baru. Gangguan ini membuat pengidapnya merasa lelah dan lebih rentan terhadap infeksi, serta pendarahan tak terkendali.
Anemia aplastik merupakan langka dan serius yang dapat berkembang pada siapa pun, termasuk anak-anak. Gangguannya terjadi secara tiba-tiba atau datang perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu.
Langkah perawatan dilakukan untuk membantu tubuh memproduksi kembali sel darah baru. Caranya dengan mengonsumsi obat-obatan, transfusi darah atau transplantasi sel punca, dan mengonsumsi antibiotik atau antivirus.
Langkah Perawatan Anemia Aplastik
Perawatan akan tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan usia pengidap. Langkahnya dilakukan dengan:
1. Transfusi darah
Transfusi darah bertujuan untuk mengontrol perdarahan dan meredakan gejala. Langkah ini mampu menyediakan kebutuhan sel darah yang tidak diproduksi oleh sumsum tulang, seperti:
- Sel darah merah. Ini membantu meningkatkan jumlah sel darah merah dan meringankan anemia serta kelelahan.
- Trombosit. Ini membantu mencegah perdarahan berlebihan ketika pengidap mengalami luka.
2. Transplantasi sel induk
Transplantasi sel induk atau punca bertujuan untuk membangun kembali sumsum tulang dengan sel punca. Risikonya lebih kecil ketika pendonor adalah saudara kandung.
Setelah menemukan pendonor yang tepat, sumsum tulang yang sakit akan dihabiskan terlebih dulu dengan prosedur radiasi atau kemoterapi. Lalu, sel induk sehat dari pendonor akan disaring dari dalam darah.
Sel induk yang sehat disuntikkan secara intravena ke dalam aliran darah pengidap. Di sini mereka bermigrasi ke dalam rongga sumsum tulang dan mulai memproduksi sel darah yang baru.
Setelah transplantasi selesai, pengidap akan mengonsumsi obat-obatan untuk membantu mencegah penolakan sel punca dari pendonor.
3. Imunosupresan
Imunosupresan dilakukan pada pengidap yang tidak dapat menjalani transplantasi sumsum tulang. Selain itu, langkah perawatan ini juga disarankan bagi mereka yang terkena gangguan akibat autoimun.
Rekomendasi obat-obatan yang digunakan, termasuk cyclosporine dan anti-thymocyte globulin. Jenis obat ini berfungsi untuk menekan aktivitas sel kekebalan yang merusak sumsum tulang.
4. Stimulan sumsum tulang
Stimulan sumsum tulang dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti sargramostim (Leukine), filgrastim (Neupogen) dan pegfilgrastim (Neulasta) serta epoetin alfa (Epogen/Procrit), dan eltrombopag (Promacta).
Obat-obatan tersebut berfungsi untuk membantu merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah baru.
5. Antibiotik dan antivirus
Anemia aplastik adalah gangguan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga pengidap lebih rentan terhadap infeksi. Tergantung pada penyebabnya, dokter akan memberikan antibiotik jika dipicu oleh bakteri dan antivirus jika penyebabnya adalah virus.
6. Perawatan lainnya
Anemia aplastik juga bisa disebabkan oleh pengobatan radiasi dan kemoterapi untuk kanker. Gangguan tersebut akan membaik setelah prosedur dihentikan. Hal yang sama berlaku bagi pengguna obat-obatan.
Jika dialami oleh wanita hamil, anemia aplastik dapat diobati dengan prosedur transfusi darah. Sementara gangguan yang terkait dengan kehamilan, kondisinya akan membaik dengan sendirinya setelah persalinan.
Jika membutuhkan perawatan medis untuk mengatasi gangguan kesehatan yang dialami, silakan buat janji temu dengan dokter. Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan dan pola hidup sehat dengan tanya dokter melalui mendownload Halodoc sekarang juga.
Baca juga: Ini Alasan Wanita Lebih Rentan Terserang Anemia Defisiensi Besi