Begini Penjelasan Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 November 2020
Begini Penjelasan Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDSBegini Penjelasan Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

Halodoc, Jakarta - HIV dan AIDS menular melalui cairan tubuh manusia tertentu, seperti cairan air mani, cairan vagina, hingga cairan dari air susu ibu yang diberikan untuk bayinya. Sayangnya, infeksi virus ini bisa bertahan sepanjang hidup dan gejalanya tidak akan langsung terlihat setelah infeksi terjadi pertama kali. 

Seseorang yang terinfeksi virus HIV umumnya akan memulai tahapan perkembangan penyakit dari stadium yang disebut dengan masa jendela. Kondisi ini menggambarkan waktu yang dibutuhkan virus HIV untuk membentuk suatu antibodi di dalam darah, hingga terjadinya infeksi dan munculnya gejala. 

Tahapan Infeksi Virus HIV hingga Menjadi AIDS

Setiap tahapan dari infeksi virus menjelaskan berapa lama siklus hidup dari virus tersebut, termasuk masa inkubasi di dalam tubuh, hingga tanda infeksi terjadi. Waktu kemunculan gejala dari setiap orang juga tidak sama, karena bergantung pada kondisi imunitas tubuh dan fase yang menunjukkan perkembangan infeksinya. 

Baca juga: 2 Tes untuk Mendeteksi HIV AIDS dalam Tubuh

Secara garis besar, tahapan perkembangan infeksi virus HIV hingga menjadi AIDS adalah sebagai berikut:

  • Stadium Awal atau Infeksi Akut

Stadium awal dari infeksi virus HIV disebut juga dengan infeksi HIV akut. Gejalanya biasanya muncul antara dua, hingga empat minggu setelah infeksi pertama. Virus akan berkembang biak dengan sangat cepat dan tidak terkendali pada minggu awal tubuh tertular dan terinfeksi virus HIV. Inilah mengapa, pada stadium awal, tubuh seseorang yang telah terinfeksi akan memiliki banyak viral load.

Kamu akan dengan sangat mudah menularkan kembali virus HIV pada orang lain, terlepas dari waktu infeksi pada stadium ini berlangsung. Gejala yang muncul biasanya tidak jauh berbeda dengan gejala flu, seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, dan demam. Beberapa pengidap juga mengalami ruam pada beberapa bagian tubuh dan pembengkakan pada kelenjar getah bening. 

Baca juga: Siapa Saja yang Berisiko Terinfeksi HIV dan AIDS?

  • Stadium Laten Klinis atau Infeksi Kronis

Tahapan infeksi HIV ini bisa berlangsung hingga 10 atau 15 tahun. Walaupun masih tidak menunjukkan gejala, tetapi virus justru menyerang sel kekebalan tubuh guna memunculkan komplikasi lanjutan. Gejala yang mungkin terjadi pada fase ini adalah sulit bernapas, batuk, diare, tubuh kelelahan, berat badan menurun, hingga demam tinggi.

Meski begitu, terjadi gejala ini belum diketahui dengan pasti apakah karena infeksi virus HIV atau jenis virus lainnya. Inilah mengapa, jika kamu merasakan adanya gejala tersebut, segera lakukan penanganan di rumah sakit atau tanyakan pada dokter penanganan pertama yang perlu kamu lakukan. Gunakan aplikasi Halodoc agar tanya jawab dengan dokter dan membuat janji di rumah sakit menjadi lebih mudah.

  • Stadium Lanjut atau AIDS

Ini adalah tahapan akhir dari infeksi virus hiv dan aids, ketika sistem imunitas tubuh sepenuhnya rusak. Pada fase ini pengidap akan memiliki viral load yang tinggi dan sangat mudah menulari orang lain. Lama waktu fase ini berlangsung hingga 10 tahun, bahkan bisa lebih panjang lagi. 

Baca juga: Waspada, Inilah 5 Komplikasi yang Disebabkan HIV dan AIDS

Rusaknya imunitas tubuh akan mengakibatkan pengidap hiv dan aids sangat rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti toksoplasmosis, pneumonia, atau tuberkulosis. Adanya penyakit ini menandakan bahwa virus HIV dalam tubuh telah berkembang menjadi penyakit AIDS.

Itulah tadi tiga tahapan perkembangan infeksi virus HIV, hingga menjadi penyakit AIDS yang perlu diketahui. Melakukan deteksi menjadi cara terbaik untuk mencegah virus berkembang biak lebih banyak dan menurunkan potensi penyebarannya pada orang lain. 



Referensi: 
HIV Gov. Diakses pada 2020. How Can You Tell If You Have HIV?
Avert. Diakses pada 2020. Symptoms and Stages of HIV Infection.
MedicineNet. Diakses pada 2020. What are the Four Stages of HIV?