Begini Metode Pengobatan pada Pengidap Aritmia
Halodoc, Jakarta – Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh, karena berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Tanpa adanya pasokan darah dari jantung, berbagai organ dan jaringan di dalam tubuh enggak bisa berfungsi dengan baik. Itulah mengapa kamu perlu waspada terhadap berbagai masalah yang bisa terjadi pada organ yang satu ini, salah satunya adalah aritmia.
Kondisi ini terjadi ketika jantung berdetak secara tidak normal. Bila kamu mengalami gejala-gejala aritmia, sebaiknya segera kunjungi dokter jantung untuk mendapatkan penanganan. Ketahui berbagai macam metode pengobatan yang biasanya akan diberikan dokter untuk mengatasi aritmia di sini.
Apa Itu Aritmia?
Aritmia merupakan kondisi ketika jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, ataupun tidak teratur. Itulah mengapa aritmia dikenal juga sebagai gangguan irama jantung. Kondisi ini bisa terjadi karena impuls elektrik yang berfungsi untuk mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik. Ada beberapa jenis aritmia yang biasanya sering terjadi:
-
Bradikardia. Kondisi ketika irama jantung lebih lambat dari yang seharusnya atau tidak teratur.
-
Blok jantung. Kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dan bisa menyebabkan seseorang pingsan.
-
Takikardia supraventrikular. Kondisi ketika jantung yang berdetak cepat secara tidak normal.
-
Fibrilasi atrium. Kondisi ketika jantung berdetak secara cepat meskipun kamu sedang beristirahat.
-
Fibrilasi ventrikel. Jenis aritmia ini bisa menyebabkan pengidapnya hilang kesadaran atau meninggal secara mendadak. Ini karena jantung berdetak terlalu cepat dan tidak teratur.
Baca juga: 6 Cara Mendiagnosis Penyakit Aritmia
Penyebab Aritmia
Berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami aritmia:
-
Konsumsi narkoba. Obat-obatan terlarang, seperti amfetamin dan kokain bisa mengganggu kinerja jantung secara langsung, sehingga bisa menyebabkan seseorang mengalami fibrilasi ventrikel dan jenis aritmia lainnya.
-
Efek samping obat-obatan. Enggak hanya narkoba saja, obat-obatan biasa, seperti obat pilek dan obat batuk yang dijual bebas di apotek juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami aritmia.
-
Kadar elektrolit dalam darah tidak seimbang. Kadar elektrolit, seperti kalium, natrium, kalsium, dan magnesium dapat mengganggu impuls listrik jantung, sehingga mengakibatkan aritmia.
-
Terlalu banyak mengonsumsi alkohol. Kebiasaan tidak sehat yang satu ini juga bisa mengganggu impuls listrik jantung, sehingga mengakibatkan fibrilasi atrium.
-
Terlalu banyak mengonsumsi kafein atau nikotin. Dua kandungan tersebut bisa menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari normal.
-
Gangguan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid yang bekerja terlalu aktif atau kurang aktif bisa memicu terjadinya aritmia.
Baca juga: Inilah 5 Orang yang Berpotensi Terkena Aritmia
Metode Pengobatan Aritmia
Ada sebagian kasus aritmia yang tidak membutuhkan pengobatan. Tapi, bila gejala aritmia pengidap semakin buruk dan berpotensi menimbulkan komplikasi, maka pengobatan perlu dilakukan. Metode pengobatan untuk aritmia, antara lain:
1. Pemberian Obat-Obatan
Salah satu jenis obat yang biasanya diberikan dokter untuk pengidap aritmia adalah obat penghambat beta. Obat tersebut bermanfaat untuk menjaga denyut jantung tetap normal. Selain obat penghambat beta, obat-obatan lain yang juga sering digunakan untuk mengatasi aritmia, antara lain aspirin, warfarin, rivaroxaban, dan dabigatran yang dapat mencegah terjadinya penggumpalan darah dan stroke.
2. Pemasangan Alat Picu Jantung atau Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD)
Cara lainnya untuk mengatasi aritmia adalah dengan memasang alat picu jantung yang bisa menjaga detak jantung tetap normal. Alat ini dipasang di dalam dada bagian atas pengidap. Jadi, ketika terjadi perubahan ritme jantung, alat ini dapat segera mendeteksi dan mengirimkan sengatan listrik pendek ke jantung guna membuat ritme jantung menjadi normal kembali.
3. Kardioversi
Metode yang satu ini biasanya dilakukan bila aritmia sudah tidak bisa lagi ditangani dengan obat-obatan. Dalam proses kardioversi, dokter akan memberikan kejutan listrik ke dada pengidap untuk membuat denyut jantung kembali normal. Kardioversi elektrik biasanya dilakukan untuk menangani kasus aritmia fibrilasi atrium dan takikardia supraventrikular.
4. Metode Ablasi
Bila lokasi penyebab terjadinya aritmia sudah diketahui, maka dokter biasanya akan menganjurkan untuk melakukan metode ablasi. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah kateter dengan panduan X-ray melalui pembuluh darah di kaki. Ketika kateter berhasil menemukan sumber gangguan ritme jantung, maka alat kecil tersebut akan merusak bagian kecil jaringan jantung tersebut.
Baca juga: Inilah 4 Cara Jitu Mencegah Aritmia
Itulah 4 metode pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi aritmia. Bila kamu punya keluhan seputar kesehatan jantung, bicarakan saja dengan dokter lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan