Begini Cara Menangani Kucing yang Susah BAK dan BAB
Halodoc, Jakarta - Kucing yang sedang sakit mungkin membuat kamu sebagai pemiliknya jadi khawatir. Tidak hanya penyakit yang bikin mereka jadi lesu, masalah seperti gangguan pencernaan seperti susah buang air besar (BAB) atau bahkan susah buang air kecil (BAK)juga tak boleh disepelekan. Karena ini bisa bikin mereka tidak nyaman, sehingga mengganggu kesejahteraan mereka.
Masalah seperti susah BAK dan BAB sebetulnya adalah dua hal yang berbeda. Penyebabnya berbeda dan penanganannya pun berbeda. Berikut adalah hal yang perlu kamu lakukan jika kucing kesayanganmu mengalami gangguan kesehatan susah BAB dan BAK:
Baca juga: Kucing Cacingan, Ini Cara Mengenali Tandanya!
Menangani Kucing Susah BAK
Gangguan sistem urinaria sering terjadi pada kucing, tetapi untungnya masalah ini dapat diobati dengan sangat efektif. Misalnya dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan diet. Jika kamu mengunjungi dokter hewan, selama konsultasi dokter hewan akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan menanyakan gejala yang ditunjukkan kucing.
Gejalanya bisa meliputi susah buang air kecil, buang air kecil lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali, menunjukkan ketidaknyamanan saat buang air kecil, dan urine yang berwarna kemerahan yang bisa menunjukkan adanya darah. Jika dokter hewan mengidentifikasi bahwa kucing mengalami infeksi, ia akan memberi obat antibakteri.
Dokter hewan juga mungkin mendeteksi bahwa kucing mengidap salah satu penyakit yang cukup umum dialami kucing, yakni gangguan saluran kemih bagian bawah atau feline lower urinary tract disorder (FLUTD). Kondisi ini biasanya disebabkan akibat adanya peradangan, atau terjadi penumpukan mineral di kandung kemih. Mineral ini akhirnya dapat mengkristal dan kemudian terkumpul dan bergabung untuk membentuk 'batu', yang dapat mengiritasi saluran kemih dan menghalangi aliran urin. Alhasil, ini dapat mengganggu dan membuat organ urinaria kucing bengkak, sehingga menyebabkan nyeri.
Bergantung pada diagnosis dan situasi klinis kucing, dokter hewan akan mengangkat batu melalui pembedahan atau melalui kateter, dan menganalisisnya secara kimiawi. Dengan melakukan ini, dokter dapat mengetahui komposisi yang tepat. Hal ini sangat penting karena berbagai jenis kristal pada sistem urinaria kucing memerlukan pengobatan yang bisa jadi berbeda.
Dokter hewan juga bisa merekomendasikan diet yang mampu membantu menghancurkan kristal yang menyumbat saluran urinaria. Seperti dengan mendorong agar kucing lebih sering minum, mengganti pakan khusus yang mendorong kucing untuk minum, dan mengganti pakan dengan pakan khusus kucing pengidap FLUTD.
Kucing juga dapat mengalami masalah uriner karena stres di rumah. Hal ini termasuk stres yang dapat ditransfer dari pemilik ke kucing, stres karena tinggal di rumah dengan banyak kucing, atau karena mengalami perubahan kebiasaan hidup. Dokter hewan mungkin akan menyarankan hal-hal berikut untuk mengurangi stres pada kucing, seperti:
- Memastikan kucing memiliki akses yang tetap, mudah, dan aman ke baki kotoran.
- Membatasi interaksi antar kucing di rumah yang tidak saling cocok.
- Mengubah lingkungan kucing menjadi lebih menstimulasi atau aman untuk bermain.
- Obat anti cemas, diffuser feromon, atau makanan terapeutik.
Selain itu, makanan basah juga bisa bermanfaat karena mengandung persentase air yang tinggi, sehingga mendorong kucing untuk lebih sering kencing. Namun, jika kucing lebih menyukai makanan kering, maka dorong mereka untuk minum lebih banyak air.
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Kucing Muntah?
Menangani Kucing Susah BAB
Kucing yang tidak mengeluarkan kotoran selama lebih dari 24 jam kemungkinan sedang mengidap sembelit. Namun, terkadang pemilik mungkin tidak mengetahui rutinitas kamar mandi kucing mereka karena beberapa kucing juga suka pergi ke toilet di luar ruangan. Oleh karena itu, kamu mungkin tidak langsung menyadari kondisi ini. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui beberapa gejala sembelit pada kucing berikut:
- Perut menegang.
- Kotoran keras, kering, dan kecil.
- Mengejan yang dapat disalahartikan oleh pemilik sebagai kesulitan buang air kecil.
- Kurang nafsu makan (sesekali).
- Postur membungkuk.
Sembelit pada kucing yang ringan dapat diatasi di rumah, tetapi jangan ragu untuk menghubungi dokter hewan di Halodoc jika kamu bingung bagaimana mengatasi kucing yang sulit BAB. Gunakan juga aplikasi ini untuk mendapatkan produk kesehatan hewan. Tanpa repot keluar rumah, pesananmu akan sampai di tujuan dalam waktu satu jam. Praktis, kan?
Baca juga: Waspadai 4 Penyakit yang Rentan Menyerang Anak Kucing
Sambil menjadwalkan janji dengan dokter hewan, kamu juga bisa melakukan beberapa hal berikut untuk meringankan gejala sembelit pada kucing:
- Tingkatkan Asupan Air Minum. Gejala sembelit kucing dapat diatasi jika kamu memastikannya tetap terhidrasi sepanjang hari. Siapkan mangkuk air di berbagai tempat di rumah untuk mengingatkan kucing agar minum lebih banyak. Sebaiknya pilih dalam mangkuk air yang lebar karena kucing biasanya lebih suka kumisnya tidak menyentuh sisi mangkuk. Mereka juga cenderung lebih menyukai mangkuk keramik atau logam. Selain itu, pastikan mangkuk air terpisah dari area tempat makanan atau kotoran. Beberapa kucing juga lebih suka minum air mengalir, jadi cobalah membiarkan keran sedikit menetes. Namun, jika sulit membuat kucing minum lebih banyak air, kamu juga bisa memberi makan makanan basah untuk meningkatkan asupan air untuk kucing.
- Lebih Banyak Bergerak. Memperkenalkan lebih banyak aktivitas pada rutinitas harian kucing akan membuat seluruh tubuhnya bergerak, termasuk juga ususnya. Carilah berbagai permainan yang bisa kamu mainkan bersama atau temukan mainan untuk menjaga mereka tetap bergerak.
- Tingkatkan Asupan Serat. Sembelit kucing bisa diatasi dengan memperhatikan kadar serat dalam makanannya. Jika kamu tidak yakin tentang jumlah serat yang dibutuhkan kucing dalam makanannya, tanyakan kepada dokter hewan karena memberi makan terlalu banyak atau terlalu sedikit serat dapat memperburuk sembelit pada kucing.