Begini Cara Melatih Anak untuk Membuat Keputusan
Halodoc, Jakarta – Kebanyakan orangtua seringkali menggantikan posisi anak dalam mengambil keputusan, mulai dari menentukan baju yang dipakai Si Kecil sehari-hari, warna cat tembok di kamarnya, motif seprai kasurnya, sampai kegiatan kursus yang ia ambil. Membantu anak mengambil keputusan tidak masalah, karena bagaimanapun orangtua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Namun, sesekali membiarkan anak mengambil keputusan sendiri juga sangat penting, karena hal ini akan memengaruhi tumbuh kembang anak kelak. Yuk, cari tahu cara melatih anak membuat keputusan di bawah ini.
Baca juga: Biarkan Anak Memilih Bajunya Sendiri, Ini Alasannya
Bila saat diminta untuk menentukan pilihan, Si Kecil menghabiskan waktu yang sangat lama, harap bersabar Bu. Menurut seorang psikolog anak dan penulis buku "Freeing Your Child From Anxiety", anak-anak berusia 5 dan 6 tahun kadang-kadang dapat menentukan pilihan dengan cepat tentang hal-hal tertentu, seperti sayuran yang tidak mereka inginkan, tetapi sangat lama ketika diminta untuk menentukan pilihan yang lain, seperti memilih mainan atau rasa es krim. Hal itu sangat wajar terjadi. Alasannya adalah karena mereka kurangnya pengalaman.
Sejak bayi sampai berusia 5 dan 6 tahun, orangtua membuat sebagian besar keputusan untuk anak. Sekarang ketika Si Kecil sudah masuk sekolah, dunianya meluas dan ada lebih banyak kesempatan bagi mereka untuk memilih atau menyuarakan preferensinya.
Melatih anak membuat keputusan sendiri sangat bermanfaat untuk membantunya menjadi lebih mandiri, bertanggung jawab, dan percaya diri. Berikut ini cara-cara yang bisa ibu lakukan untuk membantu anak mengambil keputusan antara “ya, tidak, atau mungkin”:
1. Memberi Contoh
Lain kali setiap ibu dihadapkan pada situasi yang memerlukan pengambilan keputusan, seperti menentukan menu makan malam, atau menentukan kapan sebaiknya memandikan anjing, libatkanlah anak dalam proses tersebut. Jelaskan pro dan kontra dari setiap opsi, bandingkan satu sama lain, dan jelaskan hal-hal lain yang akan menjadi pertimbangan ibu dalam mengambil keputusan.
Contohnya, ketika mengajak Si Kecil mencari hadiah untuk ulang tahun kakek, ibu mungkin bisa memberitahunya tentang harga barang-barang, hobi atau kesukaan kakek, dan hadiah mana yang paling bermanfaat dan bisa digunakan. Membiarkan anak untuk mengamati proses bagaimana orangtuanya mengambil keputusan akan membantu ia untuk memahami upaya yang diperlukan sekaligus memberi contoh baginya untuk diikuti ketika ia mengambil keputusan sendiri kelak.
2. Batasi Pilihan
Berikan pada Si Kecil brosur kue ulang tahun, dan mintalah ia untuk memilih salah satu untuk kue ulang tahunnya. Perhatikan seberapa cepat anak bimbang dalam mengambil keputusan. Penelitian menunjukkan bahwa bila kita memiliki terlalu banyak pilihan, kita akan kewalahan dan lebih lama dalam memilih. Karena itu, persempit pilihan menjadi beberapa untuk memudahkan anak memilih.
3. Jelaskan tentang Tingkat-Tingkat Keputusan
Anak-anak sering lambat dalam memutuskan sesuatu karena mereka menganggap bahwa setiap keputusan itu adalah masalah besar dan sangat penting. Jadi, bantu anak untuk memahami bahwa tiap keputusan memiliki tingkatannya masing-masing. Dengan demikian, anak tidak perlu terlalu khawatir dalam mengambil keputusan dan hal ini akan menghemat banyak waktu bagi kalian berdua. Jelaskan bahwa keputusan kecil, seperti camilan apa yang harus dibawa ke sekolah, memiliki kepentingan yang tidak terlalu serius, sehingga dapat ditentukan dengan cepat. Sedangkan keputusan sedang, seperti buku apa yang ingin dipinjam dari perpustakaan mungkin memerlukan sedikit waktu untuk pertimbangan. Dan keputusan yang lebih besar atau lebih penting, misalnya memilih jenis olahraga yang ingin diikuti, membutuhkan lebih banyak waktu untuk pertimbangan.
Jadi, lain kali saat Si Kecil bingung menentukan jus apa yang ingin dipesan di restoran, ibu bisa mengingatkannya bahwa itu adalah keputusan kecil, sehingga ia tidak perlu memikirkannya terlalu serius.
Baca juga: Bingung Mengambil Keputusan? Ternyata Ini yang Terjadi di Otak
4. Menjelaskan tentang Konsekuensi Sebuah Keputusan
Di balik setiap keputusan, pasti ada konsekuensi yang harus ditanggung si pengambil keputusan. Ibu perlu menjelaskan hal ini pada anak agar ia dapat lebih berhati-hati membuat keputusan. Namun, Si Kecil tidak perlu takut ketika menentukan sesuatu, karena kadang-kadang orang bisa membuat keputusan yang salah. Hal yang harus dilakukan saat salah mengambil keputusan adalah menanggung konsekuensinya dengan tanggung jawab dan menjadikannya sebagai pembelajaran.
Baca juga: Mengajarkan Tanggung Jawab pada Anak Melalui Hewan Peliharaan
Anak-anak membutuhkan banyak pengalaman agar dapat menjadi pengambil keputusan yang baik. Jadi, latihlah anak membuat keputusan di setiap kesempatan. Bila ibu ingin tahu lebih lanjut tips-tips mendidik anak, gunakan saja aplikasi Halodoc. Ibu bisa berdiskusi dengan dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.