Begini Cara Diagnosis Hernia Nukleus Pulposus
Halodoc, Jakarta - Jika kamu merasa sakit di leher atau punggung atas yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya, kemungkinan kamu sedang mengalami hernia nukleus pulposus atau hernia disk. Kondisi ini dapat terjadi seiring bertambahnya usia. Seseorang yang mengalaminya mungkin tidak merasakan gejala apapun.
Hernia nukleus pulposus mengacu pada masalah dengan salah satu bantalan karet (dis) yang berada di antara tulang vertebra yang tersusun untuk membentuk tulang belakang. Cakram tulang belakang memiliki pusat lunak seperti jeli (nukleus) yang terbungkus dalam bagian luar yang lebih keras dan kenyal (annulus). Terkadang cakram tergelincir atau cakram pecah, cakram hernia terjadi saat beberapa nukleus mendorong keluar melalui robekan pada anulus.
Baca juga: Ini Fungsi Setiap Bagian Tangan Manusia yang Perlu Diketahui
Cara Diagnosis Hernia Nukleus Pulposus
Tahapan awal diagnosis hernia nukleus pulposus dilakukan melalui pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa kondisi punggung pengidap untuk mengetahui jika ada nyeri pada penekanan ataupun pergerakan. Selanjutnya, diagnosis bisa dilakukan dengan cara berikut:
- Sinar-X. Meskipun pemeriksaan sinar-X standar tidak dapat menunjukkan apakah seseorang mengalami hernia nukleus pulposus, namun cara ini dapat menunjukkan pada dokter mengenai garis besar tulang belakang dan memastikan apakah nyeri yang kamu alami disebabkan oleh hal lain, seperti patah tulang atau tumor.
- Myelogram. Diagnosis ini menggunakan pewarna yang disuntikkan ke dalam cairan tulang belakang, dan sinar-X untuk menemukan tekanan pada sumsum tulang belakang.
- CT Scan. Pemindaian CT scan dilakukan dengan mengambil beberapa sinar-X dari berbagai sudut dan menggabungkannya untuk membuat gambar sumsum tulang belakang dan struktur yang mengelilinginya.
- MRI. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang radio, medan magnet, dan komputer untuk membuat gambar 3D terperinci dari sumsum tulang belakang dan area sekitarnya. Hasil dari gambar MRI dapat menemukan posisi hernia nukleus pulposus, melihat ke dalamnya, dan juga menentukan saraf mana yang terpengaruh.
- Studi Konduksi Saraf. Pemeriksaan ini mengukur impuls saraf listrik dan berfungsi di otot dan saraf melalui elektroda yang dipasang pada kulit. Studi ini mengukur impuls listrik di sinyal saraf ketika arus kecil melewati saraf.
- Elektromiografi (EMG). Selama EMG, dokter akan memasukkan elektroda jarum melalui kulit ke berbagai otot. Pemeriksaan ini mengevaluasi aktivitas otot saat berkontraksi dan beristirahat.
Baca juga: 8 Penyakit yang Bisa Menyerang Sendi dan Tulang
Penyebab dan Komplikasi Hernia Nukleus Pulposus
Sebagian besar orang tidak dapat menentukan penyebab penyakit yang dialaminya. Terkadang, menggunakan otot punggung alih-alih otot kaki dan paha untuk mengangkat benda berat dapat menyebabkan hernia nukleus pulposus. Jarang peristiwa traumatis seperti jatuh atau mendapat pukulan di punggung yang menjadi penyebabnya
Sementara itu faktor risiko yang meningkatkan terjadinya hernia nukleus meliputi:
- Berat badan berlebih, kondisi ini menyebabkan tekanan ekstra pada cakram di punggung bawah.
- Pekerjaan. Orang dengan pekerjaan yang menuntut fisik memiliki risiko lebih besar mengalami masalah punggung. Mengangkat, menarik, mendorong, menekuk ke samping, dan memutar secara berulang dapat meningkatkan risiko hernia nukleus pulposus.
- Genetik. Beberapa orang mewarisi kecenderungan mengembangkan hernia nukleus pulposus.
- Merokok. Diperkirakan bahwa merokok mengurangi suplai oksigen ke cakram, menyebabkannya lebih cepat rusak.
Baca juga: Ini Komplikasi yang Disebabkan Hernia Nukleus Pulposus
Ujung sumsum tulang belakang berada tepat di atas pinggang hingga melalui kanal tulang belakang adalah sekelompok akar saraf panjang yang menyerupai ekor kuda (cauda equina). Pada kasus yang jarang, hernia nukleus pulposus dapat menekan seluruh kanal tulang belakang, termasuk semua saraf cauda equina.
Untuk mengetahui penanganan yang dapat dilakukan segera, kamu dapat mendiskusikannya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Jangan sampai terlambat, download aplikasi Halodoc sekarang juga!