Begini Cara Atasi dan Obati Deep Vein Thrombosis
Halodoc, Jakarta – Deep vein thrombosis (DVT) adalah penggumpalan darah pada salah satu atau lebih pembuluh darah vena dalam. Kebanyakan DVT terjadi pada paha atau betis, tapi juga bisa terjadi pada bagian tubuh lain. Pengidap DVT mengalami nyeri dan pembengkakan tungkai yang jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan komplikasi berupa emboli paru.
Baca Juga: 5 Hal Ini Bisa Sebabkan Darah Menggumpal di Pembuluh Vena
Bagaimana Diagnosis Deep Vein Thrombosis (DVT) Dilakukan?
DVT disebabkan oleh tiga faktor, yaitu gangguan aliran darah (statis vena), kerusakan pembuluh darah, atau penggumpalan darah (hiperkoagulabilitas). Pengidap DVT biasanya mengalami nyeri yang memburuk saat menekuk kaki, pembengkakan tungkai (terutama betis), kram yang bermula di betis (sering terjadi di malam hari), perubahan warna kaki, dan tungkai terasa hangat. Jika kamu mengalami gejala tersebut, segera bicara pada dokter untuk dilakukan diagnosis.
Diagnosis DVT dimulai dengan menanyakan gejala dan pemeriksaan fisik pada area yang bengkak. Selanjutkan, dilakukan pemeriksaan penunjang berupa:
-
Tes D-Dimer. Tujuannya mendeteksi gumpalan darah yang masuk ke aliran darah.
-
USG. Tujuannya menemukan adanya hambatan aliran darah akibat penggumpalan darah.
-
Venografi. Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan zat pewarna (kontras) pada pembuluh darah vena, lalu dilakukan foto rontgen untuk mencari letak aliran darah yang tersumbat akibat penggumpalan darah. Venografi dilakukan jika tes D-Dimer dan USG belum bisa memastikan DVT.
Bagaimana Pengobatan Deep Vein Thrombosis (DVT)?
DVT yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menyebabkan emboli paru, sindrom pasca thrombosis (PTS), hingga gagal jantung. Emboli paru ditandai dengan penyumbatan pembuluh darah arteri di paru-paru akibat gumpalan darah. PTS ditandai dengan terhambatnya aliran darah di pembuluh darah vena, sehingga menimbulkan perubahan warna kulit dan luka pada tungkai.
Sedangkan, gagal jantung akibat DVT ditandai dengan nyeri dada dan sulit bernapas. Maka itu, penting bagi kamu untuk segera mengobati DVT dengan pemberian obat antikoagulan, seperti heparin dan warfarin.
Baca Juga: Alasan Penggumpalan Darah di Pembuluh Vena Bikin Enggak Nyaman
Heparin berfungsi mengubah protein dalam darah untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah. Obat ini diberikan dengan menyuntikkan langsung ke bawah lemak atau pembuluh darah. Sedangkan, warfarin diberikan dalam bentuk pil untuk mencegah pembesaran dan pembentukan gumpalan darah yang baru. Apabila kamu tidak bisa menggunakan obat antikoagulan, dokter bisa merekomendasikan filter vena cava.
Caranya memasukkan filter ke dalam vena cava untuk menangkap gumpalan darah sebelum gumpalan menuju paru-paru. Tindakan ini mencegah terjadinya emboli paru. Namun, perlu diketahui jika filter vena cava tidak bisa menghentikan penggumpalan darah yang paru. Pembengkakan pada kaki akibat DVT biasanya diatasi dengan pemberian stoking kompresi khusus.
Selain penanganan medis dari dokter, kamu bisa membantu proses pengobatan DVT dengan perawatan di rumah. Misalnya dengan rutin minum obat sesuai dosis yang diberikan dokter, patuhi anjuran dokter (seperti olahraga dan jaga berat badan), berjalan sambil meregangkan kaki saat duduk lama, dan coba angkat kaki saat duduk atau berbaring.
Bisakah Deep Vein Thrombosis (DVT) Dicegah?
DVT bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti berhenti merokok, rutin berolahraga, konsumsi makanan bergizi seimbang, dan menjaga berat badan. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar DVT, tanya dokter Halodoc agar mendapatkan jawaban terpercaya. Kamu dapat menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan