Begini 5 Cara Sederhana Cegah Akalasia
Halodoc, Jakarta - Akalasia adalah kelainan yang membuat seseorang sulit untuk makan dan minum secara normal. Gangguan ini dapat memengaruhi kerongkongan kamu, yaitu tabung yang menghubungkan bagian belakang tenggorokan dengan perut. Seseorang yang mengidap akalasia, kerongkongannya tidak cukup untuk mendorong makanan atau cairan ke dalam perut. Selain itu, cincin otot yang melingkari bagian bawah kerongkongan tidak cukup relaks untuk membiarkan makanan dan cairan masuk dengan mudah.
Akalasia umumnya berkembang secara perlahan dan akan membuat seseorang yang mengidapnya kesulitan menelan seiring berjalannya waktu. Hal tersebut disebabkan oleh hilangnya sel-sel saraf yang mengendalikan otot-otot yang berfungsi menelan makanan atau minuman di kerongkongan. Walau begitu, belum diketahui secara pasti kenapa sel-sel saraf tersebut mengalami kelainan. Penyakit tersebut sejauh ini belum memiliki obat tetapi dapat dilakukan perawatan.
Baca Juga: Tiba-Tiba Susah Menelan Bisa Jadi Kena Akalasia
Apa yang Terjadi Ketika Kamu Mengidap Akalasia?
Dalam keadaan normal, ketika kamu menelan, makanan melewati esofagus oleh gelombang kontraksi otot dan melalui katup khusus ke perut. Cincin otot, yang disebut sfingter esofagus bagian bawah, berfungsi untuk mengontrol masuknya makanan dari ujung bawah esofagus ke dalam lambung.
Jika seseorang mengidap akalasia, saraf yang mengendalikan sfingter ini terpengaruh, mencegahnya relaks dan membiarkan makanan lewat. Akalasia juga memengaruhi kontraksi otot kerongkongan (peristaltik), yang biasanya bekerja untuk mendorong makanan ke bawah menuju perut. Hal ini diduga disebabkan oleh tidak berfungsinya saraf di sekitar kerongkongan.
Baca Juga: Akalasia Bisa Terjadi Saat Sistem Imun Terancam
Gejala Akalasia
Gejala-gejala dari akalasia umumnya akan berjalan perlahan dan berkembang secara bertahap. Kelainan tersebut mungkin akan butuh waktu bertahun-tahun untuk benar-benar menyerang kerongkongan kamu. Gejala yang dapat timbul adalah:
-
Sulit menelan hingga terasa menyakitkan di kerongkongan.
-
Terdapat benjolan di tenggorokan.
-
Sakit dada.
-
Mulas.
-
Cairan tidak tercerna di dalam tubuh atau regurgitasi.
-
Batuk atau tersedak dikarenakan regurgitasi.
-
Cegukan.
-
Turunnya berat badan.
Baca Juga: Kenali Faktor Risiko Orang yang Dapat Terkena Akalasia
Penyebab Akalasia
Hal yang menyebabkan akalasia belum diketahui secara pasti. Ketika seseorang mengidap kelainan ini, tidak ditemukan alasan yang jelas cara saraf di kerongkongan tidak berfungsi dengan baik. Kemungkinan penyebab akalasia yang diduga karena:
-
Infeksi virus yang merusak saraf kerongkongan.
-
Kondisi autoimun (ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh sendiri).
-
Penyakit Chagas - penyakit menular yang dapat menghancurkan sel-sel saraf.
-
Disebabkan penyakit tertentu, seperti penyakit Parkinson.
Cegah Akalasia dengan Cara Berikut
Akalasia adalah sebuah penyakit jangka panjang, dan mungkin terjadi hingga seumur hidup. Jadi, penting bagi pengidapnya untuk mengetahui apapun yang berhubungan dengan penyakit tersebut. Umumnya, kamu harus melakukan pengecekan secara rutin ke dokter sekitar sekali atau dua kali per tahun. Hal tersebut untuk melihat perkembangan penyakit tersebut.
Apabila kamu tidak ingin terserang kelainan tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat kamu lakukan, yaitu:
-
Berhenti merokok.
-
Hindari makanan atau minuman yang dapat membuat kamu mulas.
-
Minum banyak cairan ketika makan dan kunyahlah makanan dengan baik.
-
Makan dengan porsi kecil tetapi sering.
-
Selalu hindari makan sebelum tidur, usahakan tiga jam sebelum jadwal tidur kamu.
Itulah 5 cara sederhana cegah akalasia pada diri kamu. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal akalasia, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya mudah, yaitu dengan download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan