Sama-Sama Bikin Batuk, Apa Beda Emfisema dengan Bronkitis Kronis?
Halodoc, Jakarta - Merokok adalah penyebab utama seseorang mengalami gangguan pernapasan seperti misalnya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Terdapat dua jenis penyakit yang masuk kategori yaitu, emfisema dan bronkitis kronis. Oleh sebab itu, kadang kamu menemukan gejala keduanya tidak jauh berbeda. Namun sebetulnya dua jenis penyakit ini memiliki perbedaan. Berikut ulasannya.
Apa itu Emfisema?
Emfisema adalah kondisi saat alveoli mengalami pembengkakan secara bertahap. Alveoli adalah kantung udara yang ada dalam paru, akibat penyakit ini maka alveoli kemudian melemah dan lama-lama hancur.
Kondisi ini bisa membuat paru-paru mengerut, sehingga pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) mengalami gangguan atau bahkan tidak terjadi sama sekali. Hasilnya, jumlah oksigen yang seharusnya mencapai aliran darah jadi berkurang. Pengidap emfisema kemudian akan kesulitan bernapas, terutama saat berolahraga.
Penyebab dari emfisema adalah kebiasaan merokok. Faktor risiko lainnya termasuk kekurangan enzim yang disebut alpha-1-antitrypsin, polusi udara, reaktivitas saluran napas, faktor keturunan, dan usia. Kelompok yang cukup rentan terserang penyakit ini adalah laki-laki dewasa yang gemar merokok.
Lalu, Apa itu Bronkitis Kronis?
Bronkitis adalah peradangan pada bronkus (bronkial), yakni tabung jalur udara yang bercabang menuju paru-paru bagian kanan dan kiri. Bronkus memiliki fungsi untuk menyalurkan udara yang keluar-masuk paru. Hal yang menyebabkan kondisi ini bermacam-macam, bisa karena infeksi , polusi udara, atau merokok.
Pengidap yang tidak mendapatkan pertolongan yang memadai dapat mengidap peradangan ini dalam jangka panjang. Intensitas gejalanya lebih parah dibandingkan dengan peradangan akut. Kondisi ini menyebabkan peningkatan produksi lendir yang lalu membuat sistem pernapasan rusak dan kamu pun sulit bernapas.
Baca Juga: Harus Tahu, 5 Fakta Penting Mengenai Bronkitis
Di Mana Letak Perbedaannya?
Emfisema dan bronkitis kronis memang sama-sama masuk dalam penyakit progresif. Itu berarti, jika seseorang mengalami penyakit ini, mereka tidak merasakan gejalanya secara langsung. Itulah mengapa kebanyakan kasus dua penyakit ini baru terdeteksi ketika kondisi sudah semakin memburuk. Selain itu, mereka yang awalnya hanya mengidap bronkitis kronis lama kelamaan bisa terkena emfisema juga.
Letak perbedaan keduanya yang pertama adalah area yang terserang. Bronkitis menyebabkan peradangan pada lapisan tabung bronkial, jalur udara yang bercabang menuju paru-paru bagian kanan dan kiri. Sementara emfisema menyerang alveoli, atau bisa disebut bagian paling ujung dari sistem pernapasan.
Selanjutnya, meski sama-sama menyebabkan pengidapnya batuk-batuk, ada gejala lain yang membedakan penyakit ini. Sesak napas adalah salah satu yang membedakannya. Emfisema menyebabkan sesak napas yang bisa memburuk hari demi hari. Mulanya sesak napas hanya dirasakan setelah berjalan jauh.
Namun, seiring waktu juga dapat dialami saat sedang duduk santai atau tidak melakukan aktivitas fisik apa pun. Selain itu beberapa emfisema lainnya, antara lain:
-
Tingkat kewaspadaan menurun.
-
Kuku tangan berubah menjadi biru atau abu-abu setelah beraktivitas.
-
Sulit melakukan kegiatan yang berat karena sesak napas kian memburuk.
-
Berat badan menurun.
-
Detak jantung lebih cepat.
Berbeda dengan emfisema, bronkitis kronis tidak menyebabkan sesak napas. Hanya saja napas mereka tersengal saat batuknya semakin parah. Batuk ini adalah cara tubuh mengurangi kelebihan lendir. Tetapi karena bronkitis membuat paru terus-terusan memproduksi lendir terus, batuk juga semakin sering dan parah. Gejala lain dari bronkitis akut antara lain:
-
Demam dan menggigil.
-
Batuk terus memburuk; batuk berdahak banyak.
-
Nyeri dada.
Baca Juga: 4 Olahraga untuk Pengidap Emfisema
Baik itu emfisema atau bronkitis kronis adalah penyakit yang butuh penangan tepat agar tidak mengganggu pernapasan. Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai penyebab dan cara penanganannya dua penyakit ini, kamu bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to a doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan