Bayi Muntah Setelah Konsumsi ASI? Ini Penyebabnya
Halodoc, Jakarta – Pemberian ASI pada bayi yang baru dilahirkan sangat penting. Bayi yang baru dilahirkan dianjurkan untuk mengonsumsi ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama dalam hidupnya. ASI eksklusif mendatangkan dampak positif khususnya pada kesehatan bayi.
Baca juga: 5 Alasan Bayi dan Balita Lebih Sering Muntah
Jumlah ASI yang dikonsumsi tiap bayi tentu berbeda. Pada awal kelahiran, bayi mengonsumsi ASI dalam jumlah yang sangat sedikit, namun bertambah sesuai perkembangan bayi. Sebaiknya jangan paksakan bayi minum dalam jumlah banyak karena dapat menyebabkan bayi muntah setelah mengonsumsi ASI.
Jangan Panik Ketika Bayi Muntah Setelah Konsumsi ASI
Ketika mendapati bayi yang muntah setelah mengonsumsi ASI, jangan panik, ya! Ada beberapa penyebab yang membuat bayi muntah setelah konsumsi ASI. Sebaiknya ibu cari tahu penyebabnya sehingga ibu dapat mengatasi kondisi ini dengan baik.
Muntah, atau dikenal juga dengan gumoh pada bayi adalah kondisi refluks yang rentan terjadi ketika kondisi saluran pencernaan bayi belum terbentuk dan berkembang secara optimal. Gerakan refluks adalah kondisi ketika ASI bayi yang telah dikonsumsi kembali ke kerongkongan akibat otot bagian kerongkongan dan lambung masih lemah.
Bayi yang baru saja dilahirkan memiliki lambung yang sangat kecil, sehingga ketika lambung bayi sudah terisi penuh, bayi akan mengalami gerak refluks. Umumnya, bayi mengalami gerakan refluk hingga usianya mencapai 4 hingga 5 bulan. Setelah itu, otot bagian kerongkongan dan lambung menjadi lebih kuat sehingga muntah atau gumoh berangsur menghilang.
Selain belum berkembangnya saluran pencernaan secara optimal, ada penyebab lain yang menyebabkan bayi akan mengalami muntah setelah mengonsumsi ASI, seperti alergi, kondisi pilek sehingga menyebabkan bayi susah konsumsi ASI dan bernapas, infeksi telinga, adanya gangguan saluran kemih hingga kondisi penyempitan lambung.
Baca juga: Kenali Perbedaan Gumoh & Muntah Pada Bayi
Muntah setelah konsumsi ASI adalah kondisi yang wajar. Namun, sebaiknya ibu perhatikan kesehatan bayi ketika muntah disertai beberapa kondisi, seperti:
-
Demam;
-
Berkurangnya jumlah ASI yang dikonsumsi;
-
Muncul ruam pada kulit bayi;
-
Perubahan pada ubun-ubun bayi menjadi cekung atau menonjol;
-
Pembengkakan sekitar perut;
-
Sesak napas;
-
Kondisi muntah yang terus menerus dan berlangsung lebih dari satu hari;
-
Terdapat darah atau cairan hijau pada muntah yang dikeluarkan bayi;
-
Bayi mengalami dehidrasi.
Sebaiknya segera bawa bayi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan mengenai gangguan kesehatan yang dialami oleh bayi. Selain penanganan, ibu bisa lakukan pemeriksaan terhadap kesehatan bayi. Pendeteksian penyakit lebih dini memudahkan pengobatan yang dilakukan.
Lakukan Ini Agar Bayi Tidak Muntah Setelah Konsumsi ASI
Tentu penanganan kondisi ini disesuaikan dengan penyebab bayi mengalami muntah setelah mengonsumsi ASI. Namun, jika bayi muntah disebabkan karena gerakan refluks, sebaiknya ibu jangan khawatir karena kondisi ini dapat hilang sesuai dengan perkembangan usia bayi.
Sebaiknya ibu posisikan kepala bayi lebih tinggi dari tubuhnya ketika menyusu. Tidak hanya itu, setelah menyusu, ada baiknya untuk memposisikan tubuhnya menjadi tegap agar bayi dapat melakukan sendawa. Upayakan untuk menyusui bayi dalam keadaan nyaman dan tenang agar menghindari bayi turut menghisap udara bersama dengan ASI. Usahakan bayi minum secukupnya. Mengonsumsi ASI terlalu banyak memicu bayi muntah setelah menyusu.
Baca juga: Ibu Wajib Lakukan Ini Kalau Anak Tiba-Tiba Mual dan Muntah
Referensi:
NHS (2019). Reflux in babies
MayoClinic (2019). Infant Reflux
Kellymom (2019). Reflux
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan