Bayi Lahir Prematur Rentan Terkena Atelektasis
Halodoc, Jakarta – Bukan tanpa alasan ibu hamil dianjurkan untuk menerapkan gaya hidup sehat selama masa kehamilan. Selain agar perkembangan janin dapat berlangsung dengan optimal, menerapkan gaya hidup sehat juga bisa mengurangi risiko ibu melahirkan bayi prematur. Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu atau bayi prematur akan lebih berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan. Salah satunya adalah atelektasis. Ini adalah gangguan yang terjadi pada paru-paru di mana sebagian atau satu lobus (segmen) paru-paru tidak berfungsi dengan baik. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut di sini.
Baca juga: Bayi Lahir Prematur Berisiko Alami Gangguan Kesehatan Ini
Mengenal Atelektasis
Atelektasis adalah kondisi ketika sebagian atau seluruh bagian paru-paru kolaps atau tidak berfungsi. Kondisi ini bisa terjadi ketika kantung udara kecil (alveoli) di dalam paru-paru mengempis atau mungkin terisi dengan cairan alveolar, sehingga mengganggu fungsi pernapasan.
Kantung udara kecil atau alveoli sangat penting untuk fungsi paru-paru, karena oksigen memasuki aliran darah melalui alveoli. Bila terlalu banyak jaringan alveoli yang rusak, paru-paru tidak bisa mendapatkan oksigen untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
Penyebab Atelektasis pada Bayi Baru Lahir
Secara umum, atelektasis paling sering terjadi pada orang dewasa yang baru menjalani operasi besar. Hal ini karena anestesi umum yang digunakan saat operasi bisa mengubah pola pernapasan reguler seseorang dan memengaruhi pertukaran gas paru-paru, sehingga menyebabkan kantung udara (alveoli) mengempis. Atelektasis paling sering terjadi setelah operasi bypass jantung.
Namun, tidak hanya terjadi pada orang dewasa, atelektasis juga sering terjadi pada bayi yang baru lahir, terutama bayi prematur. Atelektasis adalah komplikasi dari kelahiran prematur yang paling sering terjadi. Hal ini diduga karena bayi prematur tidak memiliki surfaktan yang cukup, yaitu bahan kimia yang membantu menjaga alveoli tetap terbuka. Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan kolapsnya jalan napas kecil dan sindrom gangguan pernapasan.
Selain bayi prematur, bayi yang lahir normal pun juga bisa terkena atelektasis akibat beberapa faktor berikut ini:
- Aspirasi Mekonium
Mekonium adalah sebutan untuk feses bayi yang pertama kali keluar. Bila bayi mengeluarkan feses ini sebelum lahir, feses bisa masuk ke saluran udara dan membuat bayi kesakitan. Mekonium juga dapat menghalangi udara memasuki alveoli, sehingga menyebabkan kantung udara tersebut kolaps.
- Pneumonia
Pneumonia atau infeksi paru-paru bisa menyebabkan lendir mengisi paru-paru. Seperti halnya mekonium, lendir ini juga bisa mencegah udara masuk ke dalam alveoli dan membuatnya kolaps.
- Masalah Pernapasan
Masalah otot atau neurologis yang menyebabkan kesulitan bernapas dalam-dalam dapat mencegah saluran udara terisi penuh dan akhirnya menyebabkannya kolaps.
Cara Mencegah Atelektasis
Mengetahui bahwa kelahiran prematur membuat bayi baru lahir berisiko tinggi mengalami atelektasis, kehamilan seorang wanita perlu selalu dipantau untuk mengetahui adanya tanda-tanda persalinan prematur. Bila tanda-tanda persalinan prematur muncul, dokter mungkin akan menganjurkan ibu hamil untuk beristirahat total, memberikan obat-obatan, dan hidrasi yang cukup untuk mencoba menunda persalinan cukup lama, agar dokter bisa memberikan steroid antenatal yang dapat membantu mempercepat perkembangan paru-paru bayi.
Baca juga: 4 Kondisi yang Membuat Ibu Hamil Harus Bed Rest
Waspadai Gejala Atelektasis pada Bayi
Bila bayi baru lahir menunjukkan gejala-gejala berikut, segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya:
-
Kulit berwarna kebiruan.
-
Jeda napas pendek (apnea).
-
Urine yang keluar berkurang.
-
Bayi bernapas secara cepat dan mengeluarkan gerakan yang tidak biasa saat bernapas.
Baca juga: 2 Penyakit Pernapasan yang Biasa Diidap Bayi
Itulah penjelasan mengenai risiko bayi prematur untuk terkena atelektasis. Untuk membantu ibu menjaga kesehatan selama masa kehamilan, download saja aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play. Ibu bisa langsung menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja bila mengalami masalah kesehatan.