Batasan Aman Ibu Hamil untuk Makan Telur Asin
Halodoc, Jakarta - Bagi ibu yang tengah mengandung, siapa yang kini sedang mengidam telur asin? Enggak usah malu-malu namanya juga hamil, wajar saja ngidam yang macam-macam.
Nah, telur asin sendiri memang menggoda untuk sebagian orang. Rasanya unik, sehingga disukai oleh orang-orang. Nah, pertanyaannya simpel kok, kira-kira berapa banyak ibu hamil boleh mengonsumsi telur asin?
Nah, agar tidak keliru, yuk simak penjelasannya di bawah ini:
Bukan Satu Butir, Apalagi Tiga
Berbicara telur asin, tentu kita akan banyak membicarakan berbagai nilai gizi. Telur asin sendiri mengandung banyak nutrisi, seperti lemak, protein, berbagai asam amino yang diperlukan untuk tubuh manusia, dan berbagai elemen, misalnya kalsium, zat besi, fosfor, dan lain-lain.
Segala nilai gizi di atas amat dibutuhkan oleh tubuh manusia, termasuk ibu hamil. Jadi, dengan mengonsumsi telur asin dengan jumlah yang tepat, bumil bisa mencukupi kebutuhan nilai gizi tiap harinya. Lalu, berapa banyak telur asin yang boleh dikonsumsi?
Baca juga: Dianggap Remeh, Ini 5 Manfaat Telur Asin bagi Kesehatan
Nah, ini hal yang mesti diperhatikan dengan saksama.
Menurut rekomendasi WHO, asupan garam sebaiknya hanya 5 gram (setara dengan natrium 2.000 miligram) per hari. Kekurangan natrium jarang terjadi, kecuali pada mereka yang mengalami diare, kekurangan gizi, dan gagal jantung. Sebaliknya, terlalu banyak mengasup natrium juga tak baik bisa menimbulkan beragam gangguan kesehatan.
Lalu, berapa jumlah garam yang terkandung dalam sebuah telur asin? Ternyata, sebutir telur asin bisa mengandung 10 gram garam. Dengan kata lain, sebutir telur asin sudah melebihi kebutuhan garam (dua kali lipat) yang diperlukan oleh tubuh tiap harinya, termasuk tubuh wanita hamil.
Nah, alternatifnya, bagi bumil yang benar-benar mengidam telur asin, sebaiknya bijak ketika mengonsumsinya. Konsumsilah dalam takaran moderat alias dalam jumlah sedang atau bahasa kekiniannya “main aman” saja.
Misalnya, setengah butir telur asin atau seperempat, tujuannya untuk mencegah asupan garam berlebih. Itu pun telur asin sebaiknya tak dikonsumsi setiap hari. Mesti diselingi dengan makanan bergizi seimbang lainnya.
Untuk lebih amannya, ibu bisa kok bertanya langsung pada dokter mengenai porsi telur asin yang tepat untuk ibu hamil melalui aplikasi Halodoc.
Dari Endema hingga Ginjal
Dalam tubuh manusia, garam dan air seperti saudara kembar. Terlalu banyak garam akan menyebabkan kehausan dan mau tidak mau akan mengonsumsi banyak air. Nah, air dan garam ini bisa menumpuk di dalam tubuh, melebihi kapasitas ekskresi ginjal, sehingga menyebabkan edema pada wanita hamil.
Baca juga: Kebiasaan Makan Telur Asin Sebabkan Kelebihan Garam
Endema sendiri merupakan pembengkakan pada anggota tubuh akibat penimbunan cairan di dalam jaringan. Dalam kebanyakan kasus, edema ini umumnya terjadi di tangan, lengan, kaki, dan pergelangan kaki.
Dampak terlalu banyak mengonsumsi telur asin pada bumil bukan itu saja. Kuning telur pada telur asin juga mengandung banyak kolesterol. Nah, bumil yang memiliki riwayat kolesterol di atas angka normal, perlu hati-hati.
Mengasup terlalu banyak telur asin tentu akan membuat kadar garam dalam tubuh meningkatnya. Mau tahu imbasnya? Kandungan garam yang tinggi bisa menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan ginjal.
Selain telur asin, ibu hamil juga dianjurkan untuk menghindari makanan berkadar garam lainnya, seperti ikan asin dan bacon. Sebaiknya ibu hamil menjaga asupan garam dengan menghindari semua makanan asin selama kehamilan.
Nah, sudah tahu kan batas aman konsumsi telur asin bagi ibu hamil. Ingat, ngidam enggak menjadi alasan untuk mengonsumsi makanan apa pun dalam jumlah yang berlebih. Setuju?
Baca juga: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Saat Hamil
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa kapan dan di mana saja mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!