Banyak Tikus di Rumah, Hati-Hati Leptospirosis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Juli 2019
Banyak Tikus di Rumah, Hati-Hati LeptospirosisBanyak Tikus di Rumah, Hati-Hati Leptospirosis

Halodoc, Jakarta - Tikus adalah salah satu hewan yang dapat menyebarkan penyakit. Hewan pengerat tersebut dapat menyebarkan penyakit melalui gigitan serta urinenya. Salah satu penyakit yang dapat terjadi karena kontaminasi dari urine tikus adalah leptospirosis.

Ternyata, bukan hanya tikus saja yang dapat menyebabkan hal tersebut. Hewan lainnya yang dapat membuat seseorang mengalami leptospirosis adalah hewan ternak, seperti babi atau sapi, serta anjing. Cairan urine tersebut dapat menyebar melalui air atau tanah yang terpapar bakteri yang menyebabkannya.

Apa Itu Leptospirosis?

Leptospirosis adalah sebuah penyakit yang penyebabnya adalah bakteri Leptospira interrogans. Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia ketika terdapat luka pada kulit. Kemudian. luka tersebut bersentuhan dengan urine hewan yang mengandung bakteri tersebut. 

Selain melalui luka yang terbuka, bakteri tersebut dapat masuk ke tubuh melalui mata dan selaput lendir. Leptospirosis lebih umum terjadi pada daerah tropis di dunia. Seseorang yang sering berkegiatan di danau atau sungai juga memiliki risiko lebih tinggi terserang infeksi ini. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat berakibat fatal.

Baca juga: Tikus di Musim Hujan Bisa Sebabkan Leptospirosis yang Berakibat Fatal

Gejala yang Ditimbulkan Leptospirosis

Leptospirosis yang terjadi pada seseorang dapat menimbulkan beberapa gejala. Gejala tersebut dapat berlangsung selama 3 hingga 7 hari. Seseorang dapat mengalami gejala ini setelah demam hilang. Berikut adalah gejala yang dapat ditimbulkan leptospirosis:

  • Demam dan menggigil;

  • Sakit kepala;

  • Nyeri otot di betis dan punggung;

  • Kemerahan pada mata atau konjungtivitis;

  • Nyeri pada perut, mual, dan muntah;

  • Ruam pada kulit di atas tulang kering.

Pengidapnya juga dapat mengalami gejala tambahan, seperti peningkatan peradangan pada mata, meningitis, hepatitis, dan kelenjar getah bening. Gejala tambahan tersebut dapat terjadi ketika pengidapnya juga mengidap penyakit Weil. 

Penyebab Leptospirosis pada Seseorang

Leptospirosis yang terjadi pada seseorang disebabkan oleh bakteri leptospira. Jika gangguan ini berkembang, pengidap akan mengalami penyakit Weil. Seseorang dapat terserang infeksi bakteri apabila mata, mulut, hidung atau luka terbuka terinfeksi oleh:

  • Air dan tanah yang mengalami kontaminasi bakteri;

  • Urine dari binatang yang terinfeksi;

  • Terkena gigitan dari binatang yang terinfeksi.

Seseorang yang lebih banyak berkegiatan di luar ruangan dan melakukan kontak dengan hewan berisiko lebih tinggi mengalami gangguan ini. Selain itu, seseorang yang gemar bermain di sungai atau danau juga lebih berisiko terhadap gangguan ini.

Jika kamu mempunyai pertanyaan lebih lanjut terkait penyebab leptospirosis, dokter dari Halodoc siap membantumu. Komunikasi dengan dokter dapat dilakukan kapan dan di mana saja melalui smartphone-mu. Mudah bukan? Ayo, download aplikasinya sekarang juga!

Baca juga: Musim Hujan, Leptospirosis Lebih Merajalela

Diagnosis dan Pengobatan Leptospirosis

Gangguan yang dapat disebabkan oleh tikus pada tahap awal tersebut akan sulit didiagnosis. Pasalnya, gejala yang terjadi menyerupai flu dan infeksi lainnya. Jika gangguan tersebut dicurigai telah parah, pemeriksaan diagnosis khusus pun akan dilakukan.

Dokter juga akan bertanya kegiatan apa yang dilakukan belakangan ini dan kebiasaan sehari-hari. Dokter akan bertanya apakah sebelumnya pernah berenang di tempat terbuka, melakukan kontak dengan hewan, dan bekerja di tempat yang berhubungan dengan hewan. Di samping itu, pemeriksaan terhadap darah dan urine dapat mengonfirmasi leptospirosis.

Baca juga: 2 Fase Awal Leptospirosis yang Tidak Boleh Diabaikan

Ketika gangguan tersebut terjadi, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Pengobatan yang dilakukan juga tergantung pada organ yang terserang. Jika telah menyerang ginjal, dialisis pun dapat dilakukan. Selain itu, cairan intravena akan diberikan untuk menghidrasi tubuh dan mencukupi nutrisi yang penting.