Banjir 2020, Waspada 5 Penyakit Kulit yang Mengintai

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 Januari 2020
Banjir 2020, Waspada 5 Penyakit Kulit yang MengintaiBanjir 2020, Waspada 5 Penyakit Kulit yang Mengintai

Halodoc, Jakarta – Memasuki tahun baru 2020, sejumlah daerah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mengalami banjir yang cukup parah. Banjir tersebut terjadi lantaran hujan deras yang tidak kunjung berhenti sejak 31 Desember kemarin. Akibatnya, banyak jalanan dan rumah-rumah yang tergenang oleh air yang cukup tinggi. 

Tidak hanya memberikan kerugian secara materi, banjir juga dapat mendatangkan berbagai macam penyakit, salah satu yang paling sering adalah penyakit kulit. Genangan air banjir yang kotor bisa menyebabkan berbagai macam penyakit kulit, mulai dari yang ringan seperti gatal-gatal, sampai yang parah seperti infeksi kulit. Yuk, waspadai 5 penyakit kulit yang kerap mengintai saat banjir berikut! 

1. Kurap

Kaki yang terendam dalam air banjir yang sangat kotor rentan terkena infeksi jamur, apalagi bila kamu tidak menjaga kebersihan kulit dengan baik. Biasanya, area yang paling sering terkena infeksi jamur adalah area lipatan, seperti lipatan paha dan jari-jari kaki. 

Kurap adalah salah satu infeksi jamur yang bisa terjadi akibat banjir. Penyakit kulit tersebut disebabkan oleh jamur golongan Dermatophyta. Jamur ini sebenarnya hidup secara alami di kulit dan tidak menyebabkan masalah. Namun, jamur ini dapat berkembang dengan cepat dalam lingkungan yang lembap. seperti saat banjir. 

Kurap yang terjadi di kaki disebut juga tinea pedis. Gejalanya antara lain rasa gatal dengan sensasi panas di antara jari kaki atau telapak kaki. Selain itu, kulit di telapak kaki juga akan menjadi kering, mengelupas, atau melepuh.

2. Kutu Air

Terendam air banjir yang kotor juga dapat membuat kamu berisiko terkena kutu air. Apalagi bila kaki terendam cukup lama dan tanpa menggunakan pelindung kaki. Selain itu, suhu udara yang cenderung lembap terus-menerus saat musim banjir juga dapat membuat jamur berkembang lebih cepat, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kutu air. 

Baca juga: Ini yang Terjadi pada Kaki Jika Terkena Kutu Air

3. Dermatitis Alergi

Penyakit kulit yang juga sering terjadi saat banjir adalah dermatitis alergi. Hal ini karena saat banjir, kamu rentan terpapar bahan-bahan yang terkandung dalam air banjir, entah itu bahan kimia atau sampah. Bila banjir tidak kunjung surut, risiko terjadinya dermatitis alergi akan semakin besar. Namun, tidak semua orang dapat mengalami dermatitis alergi saat banjir. Penyakit kulit tersebut hanya terjadi pada orang-orang yang sensitif terhadap bahan-bahan tertentu saja.

4. Folikulitis

Folikulitis juga merupakan penyakit kulit yang sering kali mengintai di balik musibah banjir. Folikulitis adalah kondisi ketika folikel rambut pada kulit meradang. Penyakit kulit ini biasanya terjadi pada bagian tubuh yang ditumbuhi rambut. Folikulitis memang tidak terlalu berbahaya, tapi dapat menimbulkan rasa gatal dan nyeri yang tentu saja membuat kamu tidak nyaman.

Baca juga: Bikin Gatal, Kenali 3 Jenis Folikulitis

5. Gigitan Serangga

Banjir juga sering kali mengundang berbagai macam serangga muncul, seperti nyamuk, semut, kutu, dan kecoak. Bila digigit serangga, gejala yang bisa terjadi bervariasi, mulai dari yang ringan sampai parah. Gejala gigitan serangga yang ringan, antara lain gatal-gatal, ruam kemerahan, sensasi panas, nyeri pada area yang digigit, dan bengkak. Namun, segera temui dokter bila kamu mengalamia gejala gigitan serangga yang parah, seperti demam, mual dan muntah, pusing, jantung berdebar, dan pingsan.

Baca juga: Waspada Penyakit Pasca-banjir, Cegah dengan Cara Ini

Nah, itulah 5 penyakit kulit yang mesti kamu waspadai di musim banjir seperti sekarang ini. Untuk mengatasi infeksi jamur pada kaki, kamu bisa membeli obat antijamur dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Caranya tinggal order melalui fitur Buy medicine dan pesanan kamu akan tiba di tempat tujuan. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
NCBI. Diakses pada 2019. The Infectious and Noninfectious Dermatological Consequences of Flooding: A Field Manual for the Responding Provider.