Balanitis pada Anak, Ini Gejala yang Dialami
Halodoc, Jakarta - Pernahkah suatu hari anak laki-laki ibu menangis sambil mengeluhkan nyeri pada bagian penis? Jangan sepelekan kondisi ini, karena nyeri di area penis bisa saja pertanda penyakit yang serius. Gatal pada penis bisa menjadi gejala balanitis yang perlu diwaspadai.
Dalam dunia medis, balanitis adalah nyeri dan peradangan (bengkak dan iritasi) pada kelenjar (kepala) penis yang paling sering terjadi pada pria yang tidak disunat. Balanitis biasanya disebabkan oleh infeksi jamur, tetapi bisa juga disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Meski begitu, penyakit ini tidak menular. Diperkirakan hingga 10 persen pria mengidap balanitis, dan kondisi ini lebih mungkin terjadi pada pria dan anak laki-laki yang tidak disunat di bawah usia 4 tahun.
Baca juga: Benarkah Mr P yang Tidak Disunat Bisa Alami Balanitis?
Bagaimana Gejala Balanitis pada Anak?
Gejala balanitis pada anak bisa muncul tiba-tiba atau berkembang secara bertahap. Gejala tersebut antara lain:
- Nyeri dan iritasi pada glans (kepala penis).
- Kemerahan atau bercak merah pada penis.
- Gatal di bawah kulup.
- Pembengkakan.
- Area kulit berkilau atau putih di penis.
- Keluarnya cairan putih (smegma) di bawah kulup
- Terciumnya bau tidak sedap
- Buang air kecil yang menyakitkan.
- Luka atau lesi pada kelenjar (gejala ini jarang terjadi dan muncul dengan jenis balanitis yang menyerang pria di atas usia 60).
Jika anak memiliki gejala seperti yang disebutkan sebelumnya, ibu bisa berdiskusi lebih lanjut dengan dokter di Halodoc mengenai penanganan yang bisa dilakukan. Dokter di Halodoc akan selalu siaga memberikan saran kesehatan untuk mengatasi semua gangguan kesehatan yang anak alami.
Baca juga: Tips Sederhana untuk Meredakan Gejala Balanitis
Penyebab Balanitis pada Anak
Balanitis paling sering menyerang anak laki-laki yang tidak disunat, karena area yang lembap dan hangat di bawah kulup adalah tempat ideal untuk jamur dan bakteri tumbuh. Pada anak, ada beberapa penyebab balanitis yang umum seperti kulit yang sensitif akan bahan kimia yang digunakan setiap hari, semisal sabun, psoriasis atau eksim, atau karena kurangnya menjaga kebersihan area kelamin.
Sementara itu, pada orang dewasa, ada beberapa hal yang bisa sebabkan balanitis, seperti:
- Infeksi jamur genital (candidiasis).
- Penyakit menular seksual.
- Infeksi kudis (parasit kecil yang menggali).
- Diabetes.
- Artritis reaktif, sejenis radang sendi yang berkembang sebagai respons terhadap infeksi di suatu tempat di tubuh.
Balanitis pun akan lebih mudah menyerang pria dewasa dengan kondisi:
- Berusia paruh baya atau lebih tua.
- Mengidap diabetes, karena peningkatan glukosa (gula) pada kulit dapat merangsang pertumbuhan bakteri dan jamur.
- Obesitas.
- Memiliki penyakit menular seksual.
Baca juga: Waspada, Ini 4 Komplikasi Akibat Balanitis
Pengobatan untuk Atasi Balanitis?
Gejala balanitis yang cukup mengganggu perlu segera mendapatkan perawatan yang tepat. Pengobatan untuk balanitis biasanya akan tergantung pada penyebabnya. Beberapa jenis perawatan yang bisa diberikan antara lain:
- Krim Antijamur. Jika infeksi jamur menyebabkan balanitis, dokter akan meresepkan krim antijamur seperti klotrimazol untuk mengobati infeksi. Ibu juga perlu mengoleskan krim ke kelenjar (kepala penis) dan kulup anak sesuai resep.
- Antibiotik. Jika penyakit menular seksual adalah penyebab gejala balanitis, dokter akan mengobati infeksi dengan antibiotik. Antibiotik akan tergantung pada jenis infeksinya.
- Kebersihan yang Lebih Baik. Dokter akan merekomendasikan agar anak sering mencuci dan mengeringkan area di bawah kulup untuk mengurangi risiko balanitis kembali terjadi.
- Sunat. Jika anak memiliki gejala balanitis yang berulang, dokter dapat merekomendasikan penyunatan. Sunat adalah prosedur pembedahan di mana penyedia mengangkat kulup yang menutupi penis.
Ada juga beberapa perawatan rumahan untuk membantu meringankan gejala balanitis, antara lain:
- Sering Mandi. Bersihkan area penis setiap hari. Pastikan untuk menarik kulup ke belakang, sehingga lebih mudah untuk membersihkan bagian bawahnya.
- Hindari Sabun yang Keras. Usahakan untuk tidak menggunakan sabun atau losion kuat yang dapat mengiritasi kulit.
- Jaga Agar Tetap Kering. Setelah buang air kecil, minta anak mengeringkan area di bawah kulup agar urine tidak terperangkap di bawah kulup.
- Ajarkan Kebersihan yang Benar. Ajari anak laki-laki kebersihan yang benar, terutama jika mereka belum disunat.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Balanitis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Yeast Infection in Men.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan